bagian 3

14 10 7
                                    

Aku tidak cemburu saat kau bersama dia
Aku hanya bisa terus berusaha
Memintamu kepada sang maha pencipta..
Agar aku bisa menjadi alasan
Kamu tersenyum bahagia

With you

Tanpa diketahui ada seseorang yang sedari tadi memperhatikan dengan tatapan datar dan tangan mengepal membuat kukunya memutih.

"Woi Lo ngapain ?"

"Gak" jawabnya singkat

"Lo merhatiin Dinda ya?"

"Gak"

"Lah, Lo mau kemana?"

👣

"Kamu mau makan apa sayang?" tanya Putra dengan terus memperhatikan Dinda , mereka sama-sama saling bertatap dengan senyum yang terus terukir .

"Kamu kenapa sih kayaknya bahagia banget" tanya Putra dengan menggenggam tangan Dinda .

"Kamu juga" balas Dinda. Membuat mereka sama-sama tertawa.

"Eh buset nie human, katanya mau keperpus kenapa nyangkut disini Lo?" tanya Winda yang baru datang dengan yang lainnya.

"Tu tangan juga lengket bener" sindir Lina .

"Tau, dah ah yuk kita pergi aja, dunia serasa milik berdua " ajak Rini dan disetujui temannya.

Byurr

Belum ada satu langkah , Winda dan yang lain terkejut dengan yang terjadi oleh Dinda. Dinda yang tersenyum melihat kelakuan temannya pun terkejut dengan kejutan yang terjadi kepadanya .

Tubuhnya kini basah , disiram dengan tiba-tiba membuat Dinda syok dan terkejut.

"Dinda" Winda dan yang lain berbalik menghampiri temannya yang kini sudah basah kuyup seperti mandi dengan pakaian lengkap.

"MELI " teriak lantang Putra dengan berdiri.

Meli. Pelaku yang menyiram Dinda dengan tiba-tiba adalah Meli yang tak lain adalah mantan Putra.

"Heh, Lo gila ya" teriak Winda dengan menunjuk murka pada Meli yang tersenyum angkuh.

"Din, Lo gak papa" Lina terus menggosokkan tangan Dinda yang bergetar karna syok. Dinda memang lemah jika bersangkutan dengan mental, Dinda akan terus menggigil hebat jika takut, syok, dan panik.

"Gue gila ? Temen Lo kali" balas lantang Meli dengan menunjuk Dinda yang sudah pucat.

Putra langsung melepaskan jaketnya dan memakainya pada Dinda yang sangat kebesaran sekali ditubuhnya.

"Sayang, ada aku tenang ya" Putra mencoba menenangkan dan mengambil alih tangan Dinda memberi genggaman hangat.

Dinda melihat kearah Putra dengan tatapan kosong dan muka yang sudah pucat.

"Apa maksud Lo?" Perdebatan antara Winda dan Meli masih berlangsung yang menjadi tontonan penghuni kantin.

"Temen Lo murahan banget ya" sinis Meli yang disambut kekehan remeh oleh teman nya.

"Jaga ucapan Lo ya" Lina maju dan mendorong Meli .

"Jaga sikap dong Lo" ujar Desi-teman Meli tak terima.

🐾walk with you🐾Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang