bagian 8

10 7 4
                                    


Aku akan mengajakmu
Menyusuri disetiap inti bumi ini


With you

"Assalamualaikuuum warahmatullahi wabarakatuh"

"Waalaikum salam warahmatullahi wabarakatuh" sahut para jemaah .

"Sebelumnya , saya disini bukan ingin menggurui , bukan pula menjadi seseorang yang tanpa salah dan dosa. Saya hanya ingin membagi sesuatu yang saya ketahui yang mudah-mudahan bisa menjadi sebuah ilmu yang berguna . Dengan Rahmat Allah , nama saya Alden , terimakasih sudah mengizinkan saya untuk saling sharing disini dalam hal yang insyaallah amat bermanfaat_"

Dinda terus memperhatikan sosok yang selalu menampilkan senyum tersebut , beda sekali saat dia berjumpa pertama, muka datar nya tidak pernah dihias dengan ukiran manis tersebut.

"Si songong itu aneh banget sih, pas jumpa sama gue aja , senyum aja enggak nie malah sok manis ." Dinda terus menggerutu sambil memperhatikan Alden yang masih menyampaikan dakwahnya.

"Dinda, kamu ngomong apa sih? Ibu denger gerutu terus kamu" senggol Rosa membuat Dinda terkejut.

"Ha?, Enggak kok Bu" ujar Dinda dengan cengiran .

"Jangan sibuk sendiri loh ya, dengarkan itu apa yang disampaikan nak Alden. "

"Iya ibu"

___:

Nomor yang anda tuju tidak dapat dihubungi, mohon tinggalkan pesan

Suara operator menjadi penutup dari panggilan Putra.
Putra terus berusaha untuk menghubungi Dinda , tetapi tidak dapat tersambung sama sekali.

"Dinda kemana sih, tumben handphone nya gak bisa dihubungi, apa dia marah sama gue ya, soal semalam . Ck, gue lupa ngabarin lagi, malah pake acara mati lagi handphone gue"

Drtt drtt
Meli is calling

"Ck, " Putra bergerak dan langsung mematikan handphone. Meli selalu saja menelponnya .

"PUTRA, ADA TEMEN KAMU" teriak Laras - ibu Putra .

Tanpa menyahut Putra langsung turun kebawah menghampiri teman nya yang memang sudah memberitahu bahwa akan datang.

Cklek

"PUTRA" teriak Meli begitu Putra baru saja membuka pintu.

"Ngapain Lo?" tanya Putra tak suka.

"Aku ya mau main kerumah kamu lah" Meli langsung nyelonong masuk tanpa disuruh.

"Eko sama yang lain mana?"

"Hm? Mereka tadi ke swalayan depan. Hai Mama," sapa Meli begitu melihat Laras.

"Loh Meli?, Kamu dah lama Lo gak kesini , apa kabar?" tanya Laras menyambut pelukan dari Meli.

"Baik Ma_ eh Tante maksudnya" saat masih bersama Putra, Meli cukup dekat dengan Laras. Dan Laras memintanya untuk memanggil dirinya dengan sebutan mama saja, sama seperti panggilan Putra untuknya.

"Hehehe, mama aja , kan udah terbiasa"

"Emang masih boleh ,Tan?"

"Boleh dong" ujar Laras dengan tersenyum dan beralih melihat Putra yang hanya bersikap datar saja.

Toktoktok

🐾walk with you🐾Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang