SC 2 | A day after special chapter...

805 87 10
                                    

Pria paruh baya itu akhirnya terlelap dipangkuan orang yang paling ia rindukan, hari beranjak pagi namun tak ada tanda-tanda bahwa ia akan bangun dari tidurnya.

Jemari Xiaozhan masih bermain dengan rambut Yibo, ia betah menemani prianya itu semalaman hanya untuk mendengar segala ocehan yang Yibo lontarkan,.

"Padahal aku sudah memberikan seluruh hidupku padamu, kenapa kau justru merusaknya selama empat tahun terakhir, hmm... Apa kau sangat merindukanku, hingga putus asa dan lebih memilih mempercepat waktumu agar aku bisa menjemputmu tak lama lagi?" gumam Xiaozhan.

Ia memandang lekat wajah Yibo yang tertidur pulas dipangkuannya itu, semakin ia bisa menyentuh Yibo tandanya waktu itu semakin dekat, Xiaozhan tersenyum lirih. Sungguh ini bukanlah akhir yang ia inginkan.
Xiaozhan selalu berharap agar Yibo bisa menjalani hidup dan membina sebuah keluarga kecil sesaat setelah kepergiannya.

Tapi nyatanya, pria itu justru masih mencintainya.

"Aku tak tau harus senang atau apa, tapi bukankah mimpimu baru saja tercapai? Kenapa kau justru ingin menyusulku?" tanya Xiaozhan lirih.

"..."

"Yibo-ge... Aku mencintaimu" bisik pria manis itu pelan.

___

Yibo's pov

Aku terbangun dan mendapati diriku tidur disofa semalaman, keadaan ruang tengah tak kalah kacau. Beberapa kaleng beer berserakan begitu saja.
Aku sama sekali tak menghiraukannya, satu hal yang kuingat.

Tadi malam ia mengunjungiku.

Tanpa sadar aku tersenyum saat mengingat waktu dimana aku bisa menyentuh badan mungilnya, bercanda dengannya dan mengecup bibir tipis yang sedikit pucat miliknya.

Mimpi itu begitu nyata.

"Semoga malam ini aku bisa bertemu Zhan lagi" aku berkata asal, kemudian membereskan segala kekacauan dirumah dan bergegas mandi. Ada rapat penting hari ini.

Setelah mandi dan mengenakan stelan berwarna hitam dipadukan dasi berwarna maroon milik kekasihku, aku bergegas ke lobby, kali ini aku ingin memakai mobilnya, sebuah SUV usang, ahhh... Antik lebih tepatnya; aku selalu merawat mobil satu itu karena pemiliknya sangat rewel jika mobil hasil jerih payahnya tak diperlakukan dengan baik. Bahkan ia menamai mobilnya White Bunny ...

Perjalanan dari apartemenku ke kantor hanya memakan waktu 10 menit, jalanan pagi ini sedikit lengang jadi itu memudahkanku untuk melajukan mobil.

Diarea gedung masih belum banyak karyawan yang datang, dan jika aku memakai mobil ini maka tak ada yang bisa menyentuhnya, meski itu adalah orang yang biasa kusuruh memarkirkan mobilku. Aku akan memarkirkannya sendiri ke basement.

"Wah, mobil ini masih ada?" Zhoucheng mengimbangi langkahku saat aku baru saja keluar dari mobil.

"Kenapa memangnya?" tanyaku bingung.

"Aku kira kau sudah melelangnya atau ditukar tambah dengan mobil tipe terbaru, ini terlalu classic untukmu" cicitnya panjang lebar.

Memuakkan.

"Hei, jaga bicaramu. Dia sangat berharga, mana mungkin aku tega menjualnya"

Zhoucheng mendelik acuh.

"Kau datang pagi sekali" ujarku lalu berjalan beriringan menuju lobby.

"Karena kau meminta kami semua datang, ck! Aku bahkan tak sempat tidur setelah penerbangan dini hari tadi" keluh A-cheng.

"Ayolah... Sesekali aku merepotkan anda Tuan Wang"

"Cukup panggil aku Zhou Cheng. Aku tak suka marga itu... Itu membuatku merasa seolah aku adalah bagian dari kalian" A-cheng bergidik horror.

a day AfterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang