Ulat Sungai

2 0 0
                                    

Saat itu kami masih kecil. Kami kira mendorong orang dari jembatan itu lucu. Sungai di bawah hampir kering ditumpuki bangkai dan sampah. Tidak ada yang bisa tenggelam di sana.

Ana adalah korban pertama kami. Teriakannya terputus begitu mulutnya bertemu air got. Kaus birunya berubah hitam. Jaring plastik tersangkut di rambutnya. Ana naik pitam. Wajahnya merah panas. Kami menertawainya habis-habisan. Dia baik-baik saja. Bau tapi sehat.

Lalu aku menyadari ada lebam di wajah Ana. Luka di bawah kulit. Lingkaran merah yang makin kentara seraya amarahnya mereda. Titik itu berkumpul pada hidung Ana. Darah mengalir keluar. Bersama ulat-ulat hitam. Dia berkata lidahnya pahit seperti besi.

Ana mati malam itu juga.

Bayi Terbakar Dan Mayat Membusuk : Kumpulan CeritaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang