Tikus Liar

2 0 0
                                    

Tikus yang punya rumahku. Mereka makan dan berak sesuka hati. Siang sampai malam, jerit tikus lebih nyaring dari suaraku. Aku sering membuang makanan. Kaki berlumur air got mereka suka menginjaki nasi. Baju dan dinding di rumah penuh lubang. Mereka bahkan memakan habis wajah Ayahku.

Ada tikus ketahuan sembunyi dalam tumpukan piring. Ayah sudah muak dengan rumah yang terus berlubang dan bau kencing. Dia ambil botol air dan memukuli kepala tikus sampai kuping dan matanya berdarah. Si tikus menjerit lemah. Nafasnya berhenti. Decit hama dibalik dinding tiba-tiba hilang. Aku kira mereka benar-benar pergi.

Mereka kembali pada tengah malam. Ratusan tikus lari dari seluruh ujung rumah menuju Ayah. Aku mencakar-cakar wajah Ayah agar tikus itu pergi. Tapi tikus itu tak terhitung. Tikus-tikus mengunyah selangkangan, dada, dan wajahnya. Seekor tikus merobek telinga Ayah. Ada juga yang menancapkan giginya pada kelopak mata. Mereka mengoyak bibir dan lidah Ayah lalu memasuki kerongkongannya. Aku tidak bisa melakukan apa-apa.

Jadi aku lari keluar rumah. Aku menangis, aku berteriak minta tolong. Semua tetanggaku berkumpul ke rumah. Tetapi kita sudah terlambat. Ayahku tinggal tulang.

Bayi Terbakar Dan Mayat Membusuk : Kumpulan CeritaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang