12 AM, Study Hard Reminder

1K 298 102
                                    

"Nanti kalau aku terkencing di celana bagaimana? Hyung juga yang akan jadi tidak nyaman, 'kan?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nanti kalau aku terkencing di celana bagaimana? Hyung juga yang akan jadi tidak nyaman, 'kan?"

Setidaknya, Yeonjun si penyabar itu masih tabah untuk mengelus dada menghadapi tingkah junior kelinci yang bersamanya itu. Lagi pun mereka memang sama sekali tidak pergi ke kamar kecil sejak semalam, jadi—apa salahnya, 'kan?

Setelah melewati serangkaian obrolan basa-basi saat pergi ke toilet dan membiarkan Soobin selesai dengan segala urusannya, mereka tak bisa menghindari perut yang bergemuruh akibat ronta cacing di dalamnya. "Hyung, aku kelaparan."

"Aku juga," jawab Yeonjun. "Aku sempat melihat kantin di lantai dasar semalam. Ayo mengeceknya untuk mendapat sesuatu yang bisa dimakan."

Memangnya mereka menduga akan terjebak di bangunan ini dengan cara begini dalam waktu lama? Jawabannya, tidak sama sekali. Jadi, Soobin pun hanya memasukkan snack seadanya ke dalam ransel bawaannya—yang tadinya mengutamakan menampung alat perkakas guna membuka pintu terkunci.

Keduanya sudah mendudukkan diri di kursi yang tersusun rapi di dekat satu meja kantin. Mengambil begitu saja beberapa bungkus jajanan yang dapat tangan mereka raih, lantas mengunyah dengan lahap. "Kuharap aku tidak lupa menghitung berapa banyak yang aku makan dan membayar pada Ahjumma penjual nanti," kata Yeonjun dengan mulut penuh, tiba-tiba khawatir dengan tindakannya barusan yang lebih pantas disebut maling.

"Pikirkan dulu bagaimana kita bisa keluar dan selamat dari sini, Hyung." Soobin menimpali tanpa pikir panjang. "Bisa berkenalan dengan Ahjumma kantin sudah masuk dalam list harapanku sekarang." Yeah. Yang terpenting sekarang adalah mereka bisa bebas, bukan?

Yeonjun balas anggukan setuju. Berusaha mempertahankan optimisme yang kian terbangun di antaranya. "Oh iya." Yeonjun mengusap mulutnya yang dipenuhi remah roti. Menelan sisa roti dan merogoh isi tas Taehyun yang sejak awal menjelma jadi tas pribadinya itu. "Aku mengambil ini tadi. Entahlah, aku merasa ini pasti ada hubungannya." Dia mengeluarkan buku paket pelajaran.

"Uh?"

"Salah satu buku yang tadi banyak jatuh dari rak," jelas Yeonjun tepat saat Soobin memajukan diri untuk memerhatikan. "Lihat, ini buku paket untuk tingkat 2. Aku juga sempat mengecek yang lainnya tadi. Semuanya memberikan keterangan pelajaran untuk anak kelas 2."

"Jadi, semua hal aneh ini asalnya adalah dari anak kelas 2?" Soobin menebak asal, namun membuat keduanya sama-sama terkejut dan jadi memikirkannya.

"Kau juga berpikir demikian?"

"Ya, sesuatu harus terjadi berkenaan dengan hal itu, walaupun aku tidak yakin juga." Soobin mendesis samar, kemudian kembali menatap serius Yeonjun. "Ini masih terlalu samar, Hyung. Kita masih membutuhkan lebih banyak petunjuk."

***

Agak aneh mendapati Lee Hyuka jadi lebih pendiam, enggan bersuara dan terlihat malu-malu. Seperti ada yang salah. Seperti ada yang disembunyikan. Yang benar saja! Mereka itu 'kan sudah bersama-sama selama lebih dari tiga tahun. Masa untuk menyadari perubahan gelagat kecil semacam itu Lee Taehyun tidak bisa?

"Kau aneh, Hyuka."

"Aku tidak aneh."

"Kau lebih banyak diam, dan terus menghindar tiap aku menatapmu."

"Aku biasa saja. Itu cuma perasaanmu, Tae."

"Hyuka, ada apa?" Taehyun mencekal satu tangan Hyuka sampai temannya tak lagi bisa berkutik. "Ceritakan padaku. Hal mencurigakan terjadi saat aku pingsan? Atau ...." Taehyun mendekatkan diri, berbisik lambat. "Kau sempat melihat hal seram?"

Hyuka bergidik mendengarnya, sesaat kemudian menegang tanpa alasan yang jelas. Satu-satunya hal mencurigakan yang terjadi adalah aku yang terpaksa memberimu napas buatan! Mouth to mouth sehingga itu akan lebih cocok disebut adegan kiss dalam drama dewasa yang tidak sengaja aku lihat di laptop Soobin Hyung! Mana bisa aku mengutarakannya! Bagaimana caranya! Bagaimana kalau kau jadi menjauhiku saat tahu fakta itu?

Padahal Hyuka melakukannya sebab dipaksa keadaan. Tapi, naluri remaja polos luar-dalam yang melabeli dirinya itu sukses membuat anak itu kalut luar biasa.

"Bukan apa-apa. Aku hanya ... lelah? Kita banyak menangis sejak pagi, dan jantungku kelelahan berdegup kencang setiap ketakutan. Jadi—yeah, aku ingin lebih irit bicara."

"Irit bicara? Si cerewet sepertimu?" Taehyun menaikkan sebelah alis.

"Hei, aku tidak cerewet."

"Tidak. Kau cerewet dan tukang perengek."

"Wow, kau tidak berkaca? Bahkan tingkah manjamu pada Yeonjun Hyung jauh melebihiku."

"Kalau itu 'kan hal berbeda."

"Berbeda darimana? Sama-sama konteks tukang perengek, kok."

Adu mulut secara natural hadir di sana. Hingga suara gulungan kertas yang tersapu angin di atas nakas dekat mereka menarik perhatian. Taehyun langsung beranjak meraihnya, mengira itu sampah dan mau membuangnya. Namun, sebesit rasa seolah menuntun dirinya untuk iseng membuka kertas yang lebih cocok terlihat sengaja diremukkan itu. Ada tulisan besar yang kentara sekali menunjukkan bahwa itu ditulis penuh emosi dan tuntutan:

Belajar. Belajar. Belajar. Yang harus kau lakukan hanyalah BELAJAR!

[✓] 24 HOURS : To Get You OutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang