Sejak telepon misterius yang seketika terputus itu, Yeonjun dan Soobin makin dibuat kalut. Apalagi Soobin sudah menunjukkan kepada Yeonjun perihal pesan singkat yang masuk ke ponselnya itu. Masih sama sekarang—no signal—sehingga mereka tak dapat berbuat banyak semacam membalas pesan kembali atau menelpon balik. Sial.
"Mustahil pesan itu berasal dari salah satu adik kita 'kan, Hyung?"
"Suara di telepon juga suara yang kita berdua tidak pernah kenal sebelumnya. Mungkin ini termasuk ke dalam petunjuk-petunjuk itu."
Soobin mendekat pada Yeonjun yang sudah terduduk di satu kursi. Mereka memandang pada seutas kertas foto usang yang mereka temukan tadi. "Hm, apakah anak ini yang mengirim pesan dan menelepon?"
"Itu bisa saja. Mungkin dialah yang menjadi korban dalam satu peristiwa dan memunculkan semua jebakan ini," tukas Yeonjun dengan mudah bak ahli misteri, dan Soobin langsung melebarkan mata terkejut.
Maksudnya ... anak di foto itu sudah tiada?
"A-apakah ...."
"Iya. Pasti ada sesuatu yang salah dan kita harus memperbaikinya agar cepat bebas."
"Ini artinya adik kita juga berkemungkinan dijebak dan diteror seperti kita?"
Yeonjun mengangguk, meski hatinya merasa berat mengakui. "Itu sepertinya sudah jelas." Dia meregangkan tubuh, mengalihkan pandangan keluar jendela yang memperlihatkan langit menggelap. Matahari nyaris sepenuhnya tenggelam. "Taehyunie pasti menangis jika dibuat takut semacam itu."
"Hyuka juga," timpal Soobin, setuju.
Mereka sama-sama termenung untuk sekian menit, lantas dibuat salah fokus dengan satu buku yang entah sejak kapan ada di ujung meja dekat jendela sana. "Bin? Itu buku apa?" Yeonjun beranjak, bermaksud mengambilnya. "Kau sudah membuka yang ini?"
"Setauku belum, Hyung. Kupikir, aku bahkan baru melihat ini."
2020 BEOMGYU'S DIARY
***
"Yeonjun Hyung sangat suka keju sama sepertiku. Yang berbeda dari kami adalah dia sangat mint choco, sedangkan aku sangat anti rasa itu."
"Woah, kita terbalik dalam hal ini. Soobin Hyung anti mint choco, dan aku sangat suka!"
"Bagaimana dengan minuman kesukaan? Yeonjun Hyung sangat suka cola."
"Hm, kalau Soobin Hyung lebih suka susu. Kami berdua paling menyukai yang rasa vanilla dan Hyung sering membuatkan sekalian untuk kami berdua."
Dua anak itu terus mengobrol perihal kakak masing-masing sambil terus mengunyah sisa bungkus roti yang tadi pagi. Bahkan perbincangan itulah yang membuat keduanya tidak menyadari bahwa petang telah berganti malam, dan lampu ruangan UKS yang tak ingat mereka padamkan itu mengambil peran penting menjadi benda penerang malam ini.
Taehyun dan Hyuka itu sudah berteman sejak SMP. Tetapi entah mengapa, konversasi mendetail soal kakak masing-masing agaknya memang enggan mereka angkat pada satu sama lain.
"Kau pernah melihat Soobin Hyung, 'kan?"
Taehyun mengangguk, pipinya masih menggembung saat dia berusaha memproses kunyahan. "Pernah. Tapi, aku tidak terlalu ingat bagaimana wajahnya."
Hyuka tersenyum kecil. Membuka cepat ranselnya dengan satu tangan dan membuka galeri pada ponselnya. "Dia lelaki keren dengan dimple di pipinya. Aku yakin kakakku itu akan populer di manapun dia berada," jelasnya sambil menunjukkan foto Min Soobin, kakak kebanggaannya.
Tak lama, angin yang asalnya entah darimana itu mengibakkan gorden jendela dengan tinggi. Membuat Hyuka dan Taehyun reflek memejam takut dan saling merapatkan diri. Apa yang sedang terjadi?
"JANGAN AMBIL KAKAKKU!" suara geraman berat anak lelaki mengisi gendang telinga mereka. Hyuka dan Taehyun mengenalnya! Persis seperti suara hantu senior lelaki yang mereka anggap temui di dalam mimpi siang ini.
Ponsel Hyuka mendadak saja terlempar dari tangan. Membentur ke dinding hingga retak dan foto Soobin sirna dari layarnya. Taehyun syok karenanya. Kesialan kembali melengkapi nasib mereka saat Taehyun mencengkeram seragamnya di bagian dada, dan menunduk menahan sesak. Tidak, tidak. Asmanya kambuh lagi sekarang?!
"Taehyun! Bernapaslah dengan benar! Tetaplah sadar! Yak! Taehyun-ah!"
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] 24 HOURS : To Get You Out
Fanfiction𝐇𝐎𝐔𝐑𝐒 - 𝐇𝐎𝐑𝐑𝐎𝐑 𝐒𝐄𝐑𝐈𝐄𝐒 #2 Mendapati adik masing-masing belum kunjung pulang dari sekolah, Yeonjun dan Soobin nyaris kehilangan akal, mereka frustasi berat. Tepat tengah malam saat keduanya memutuskan mendatangi Smart Seoul High Schoo...