Kelopak-kelopak mawar bertabur indah di atas lantai linoleum di atas gedung. Pendar keemasan dari cahaya lilin bergoyang-goyang gemulai di tengah semilir angin yang berhembus lembut. Tepat di tengah-tengah ruangan terbuka yang luas itu, terdapat meja bundar berlapis kain berenda-renda. Dua orang sedang menikmati makan malam di kedua sisi meja tersebut, berhadapan saling menghargai keberadaan satu sama lain.
ZheHan mengamati Gong Jun yang tengah menyesap wine dari gelas kaca yang berkilau oleh pijar lilin di sekeliling mereka. Jemari panjang itu melingkar di kaki gelas dengan anggunnya.
ZheHan sungguh ingin memuji Gong Jun akan 'kejutan' luar biasa yang ia siapkan. Tempat yang ia pilih untuk merayakan hari jadi pernikahan mereka yang pertama menghadirkan suasana romantis yang menghangatkan. Atau mungkin, ia harus berterima kasih pada Ke NaiYu untuk itu. Berterima kasih, dan meminta maaf. Ah, sudahlah.
Makan malam romantis di atap gedung restoran yang Gong Jun bilang 'kejutan sederhana' itu memukau ZheHan tiada henti. Atap gedung itu telah disulap menjadi sebuah tempat yang amat indah, sebuah tempat yang mengingatkan ZheHan kepada honeymoon suit di hotel mahal. Di atas lantai, kelopak mawar berserakan membuat sebuah karya seni. Batang-batang lilin menancap di beberapa titik, mengelilingi mereka dalam lingkaran cahaya elok keemasan. Lampu-lampu kecil yang tersambung oleh kabel panjang merayap seperti sulur di pagar besi yang mengelilingi atap gedung.
Kejutan itu memanglah sudah bocor lebih dulu. Namun ZheHan tetap terkejut sekaligus terpesona akan perayaan yang telah Gong Jun persiapkan sepenuh hati itu.
Sama seperti Gong Jun, ZheHan pun juga mempunyai sebuah kejutan.
Kejutan yang ia sendiri pun tak menyangka-nyangka.
"Sayang, kenapa kau tidak minum winenya? Apakah kau tidak suka?"
Suara bariton itu membuyarkan ZheHan dari tatapan kagumnya pada paras tampan suaminya.
"Bukan tidak suka. Aku memang sedang tidak bisa minum sekarang." ZheHan reflek mengusap sisa tetesan wine di bibir bawah Gong Jun dengan punggung jari telunjuknya. Ia tersenyum melihat kilat kekhawatiran yang terpantul di mata Gong Jun.
"Kenapa? Apa kau sedang sakit?"
ZheHan menggeleng, "Aku tidak apa-apa." tandasnya singkat tanpa memberi penjelasan lebih.
Gong Jun pun tak bertanya lebih jauh, meski kecemasan di matanya belum sepenuhnya pudar. Ia menjulurkan lengan untuk menyentuhkan punggung tangannya ke dahi ZheHan.
ZheHan menepis tangan itu sambil tertawa. "Apa yang kau lakukan? Sudah aku bilang aku tidak apa-apa." Liontin dari kalung yang dikenakannya memantul di dadanya.
Tebakan ZheHan akan isi dari kotak kecil yang disembunyikan Gong Jun ternyata benar. Di dalam kotak mungil berlapis beludru itu, sebuah kalung emas putih berkilau indah. ZheHan mencoba menahan genangan di ujung matanya agar tak jatuh ketika Gong Jun melingkarkan kalung itu di lehernya.
"Aku dokternya. Aku yang menentukan kau benar-benar baik-baik saja atau tidak." Bibir bawah Gong Jun menyembul ke depan, raut cemberut yang menggemaskan itu kental terbayang di wajahnya.
ZheHan hanya tersenyum, terlalu bahagia untuk menghiraukan rajukan suaminya.
"Lao Gong, aku juga punya kejutan untukmu." ZheHan tak bisa menahan lebih lama lagi. 'Kejutan' yang menanti di saku celananya seperti tak sabar ingin ditunjukkan.
Gong Jun berkedip, ia memiringkan kepalanya penasaran.
ZheHan tak menunggu tanya yang hendak terucap dari bibir Gong Jun yang berkilau-kilau terkena pendar cahaya lilin. Tanpa melepas pandang dari mata lebar Gong Jun, ia mengeluarkan sebuah benda dari dalam sakunya, dan meletakkannya di atas meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
This Little Happiness of Ours
Romance【Kumpulan One-shots】 Tentang Dokter Gong Jun, Pak Guru Zhang ZheHan, dan kehidupan rumah tangga mereka. Sebuah AU.