The Art of Letting Go

1K 124 25
                                    


Permukaan air yang tenang itu memantulkan kilau-kilau cahaya seperti taburan permata putih. Gelombang-gelombang kecil yang terbentuk oleh usikan angin maupun usapan ujung kaki burung-burung bangau putih yang beterbangan di atas permukaannya membuat siapapun yang melihat dapat merasakan sentuhan damai.

ZheHan tak menyangka, memandangi danau seperti ini saja sudah dapat membuatnya merasakan ketenangan yang tak biasa. Mungkin ia harus menarik kata-katanya kembali, kata-kata yang ia lontarkan kepada suaminya yang mempertanyakan apa bagusnya pergi wisata ke sebuah danau. Saat itu, ZheHan terlalu terpana oleh keindahan alam yang tersaji di depan matanya, hingga ia sama sekali tak menggubris gengsi.

"Sungguh Indah." Ia menarik napas panjang, dan menghembuskannya dengan perlahan. Tanpa melihat ke sampingpun, ZheHan sudah bisa merasakan senyum bangga milik Gong Jun.

"Aku tahu." Gong Jun melipat lengan di depan dada, ia mengangguk seolah memuji dirinya sendiri.

Pandangan Gong Jun mengitar ke sekeliling, mengamati para pengunjung lain yang tengah sibuk dengan kegiatan masing-masing; entah itu mengabadikan momen dengan kamera, ataupun sekedar menikmati keindahan danau luas yang berkilau kebiruan itu.

Sepertinya Gong Jun hanya ingin memastikan tidak ada yang melihat ke arah mereka. Karena setelah itu, yang ZheHan tahu, ia tiba-tiba mendapatkan sebuah ciuman singkat di pipinya.

"Lao Gong." ZheHan mendelik ke arah Gong Jun. Pandangannya kemudian mengedar dengan cepat ke sekitar, berharap benar-benar tak ada yang menangkap basah tindakan 'mesra' suaminya.

Meski di dalam hati, ZheHan sebenarnya tengah berbunga-bunga.

Disembunyikannya senyum yang ingin menyelinap keluar."Kau ini."

Gong Jun cemberut menatapnya, "Kenapa? Waktu itu aku membiarkanmu menciumku di taman bermain. Dan ada banyak orang di sana." kerlingan nakal di mata Gong Jun begitu jelas untuk dilewatkan.

ZheHan merasakan hangat merayap ke pipinya begitu cepat, mulutnya terkunci untuk sesaat.

Kesadarannya kembali saat reflek membuatnya memukul lengan Gong Jun, "Tidak bisakah kau berbicara lebih keras?" Sindirnya, masih dengan tatapan tajam.

Gong Jun masih punya nyali untuk melepas tawa. Kedua tangannya meraih pipi ZheHan, dan menekannya hingga bibir ZheHan maju ke depan.

"Kenapa kau menggemaskan sekali?"

Binar bahagia di maat Gong Jun, dan rona merah yang memulas pipi beningnya mengalihkan ZheHan dari apapun yang tengah berlangsung di sekitarnya. Yang bisa ia lihat saat itu hanyalah senyum gembira Gong Jun, wajah cerahnya, kilau kekanak-kanakan yang terpancar dari aura bahagianya yang menyilaukan. ZheHan bahkan tak memikirkan untuk menepis tangan Gong Jun yang masih mengusap-usap dan menekan-nekan pipinya.

Kebahagiaan Gong Jun selalu memiliki efek spesial padanya.

Namun, momen itu harus terusik sesaat kemudian. Tangan Gong Jun berhenti bermain dengan pipinya, lepas menjauh perlahan. Ujung bibirnya yang semula terangkat menyungging senyum indah itu lambat laun turun, menghilangkan aura ceria tanpa bekas hanya dengan setitik perubahan. Ekspresi di wajahnya tak lagi sama seperti yang ZheHan lihat sedetik lalu. Gong Jun tak melihat ke arahnya, pandangannya tertuju kepada apapun yang berada di belakang ZheHan saat itu. Pandangan gelap.

ZheHan tak perlu bertanya ataupun menoleh ke belakang untuk mengetahui apa yang sudah merampas berkas keceriaan di wajah suaminya. Tanya di benaknya terjawab saat itu juga. Sebuah suara yang ia kenal memanggilnya dari belakang.

This Little Happiness of OursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang