Bertemu Hokage

742 99 16
                                    

Malam itu Rina duduk di bangku taman tidak jauh dari Akademi Ninja. Pikirannya saat ini berkecamuk. Kenapa dia ditarik lagi kemari? Apa ada orang lain yang mengincarnya lagi? Sudah tujuh tahun berlalu, kenapa ia berada di sini lagi? Lalu apakah ia akan bertemu dengan Naruto dan yang lainnya? Sementara itu usia mereka kini terpaut amat jauh. Mereka pasti tidak akan mengenalnya dan berpikir ia adalah orang asing yang dicurigai lagi. Memikirkan harus terkurung di kediaman Hyuuga lagi rasanya ingin mati saja.

Rina mencengkeram ubun-ubunnya keras. Aku harus bagaimana? Tiba-tiba ia teringat sesuatu, lalu merogoh isi tasnya. Mencari ponsel, barangkali bisa membantu walau mustahil, tapi.... Di mana ponselku? Aku sangat yakin tidak meninggalkannya di loker tadi siang. Jangan-jangan.... Ia teringat dengan penumpang asing barusan, lalu menggerutu kesal.

"Sialan!" rutuknya. Kini ia benar-benar tidak tahu harus bagaimana. Hari sudah malam dan ia tidak tahu akan tidur di mana. Tubuhnya sangat lelah saat itu. Akhirnya ia putuskan bermalam di bangku taman. Seperti gembel, mau bagaimana lagi. Aku harus istirahat dan tidur... Besok dipikirkan lagi harus cari bantuan ke siapa. Rina meringkuk di bangku taman malam itu hingga pagi.

🍃🍃🍃

Paginya seseorang membangunkannya. Rina yang merasakan kehadiran seseorang yang tak dikenal, reflek bangun menarik lengan orang tersebut dan membantingnya ke tanah. Sontak orang itu merintih kesakitan akibat serangan mendadak darinya.

"Sakiiiit," ujar orang itu.

Anak-anak? Yang membangunkanku barusan anak ini?

"Kau tidak apa-apa? Maafkan aku..." Rina merasa bersalah.

"Kakak kenapa membantingku? Aku hanya mencoba membangunkanmu, ya ampun." Ia mengusap punggungnya yang kesakitan.

Rina memerhatikan anak laki-laki itu. Berambut kuning, kedua matanya sewarna langit biru, dan memiliki kumis kucing di kedua pipinya. Ia seperti mengenal seseorang....

"Naruto?" tanya Rina.

Anak itu merengut. "Ha? Kakak kenal ayahku?" tanyanya.

Rina tertegun. Ayah? Jangan bilang... "Siapa namamu?"

"Boruto."

Rina syok mendengarnya. Jadi dia sudah bukan di era Naruto lagi? Kalau begitu, saat ini desa dipimpin oleh..... Rina membungkam mulutnya sendiri. Nanadaime!!!

Boruto memerhatikan dirinya dari rambut sampai kaki. "Kakak bukan orang sini, ya?" tanyanya.

Rina tersadar dari syoknya. "Itu.... Iya, aku bukan orang sini." Dia jadi gelagapan sendiri. "Sebenarnya.... Aku tersesat," ucapnya asal. Memang benar kalau dia tersesat, kan?

"Tersesat? Kenapa tidak menghubungi keluarga Kakak saja? Di sini ada banyak telepon umum yang bisa dihubungi, kan?"

Aku juga berharap begitu. Rina mulai meratapi nasibnya. "Kurasa tidak bisa..."

"Hm, kenapa?" tanya Boruto tidak mengerti.

Karena aku tersesat ke dunia lain. Mencoba untuk menjelaskan padanya saja sudah tidak ada tenaga, terlebih saat ini perutnya kelaparan karena belum sarapan. Aku harus makan...

The Return and The End  [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang