Tamu Tak Terduga

406 67 50
                                    

Rina bangun ketika matahari sudah tinggi. Sinar matahari masuk lewat jendela kamarnya. Masih belum sepenuhnya sadar, ia memandang ruangannya sendiri. Aku masih di sini, percuma saja berandai-andai ini semua hanyalah mimpi. Ia kemudian turun dari ranjangnya, hendak keluar. Tiba-tiba pinggangnya terasa menindih sesuatu. Apa ini?

Benda itu adalah miniatur Kakashi. Rina memandangnya lama. Kenapa ini ada di sini? Jangan-jangan selama ini ada di sakuku? Kenapa aku tidak menyadarinya?

Rina memang selalu membawa miniatur itu ke mana-mana di dalam tas, tapi itu waktu masih di dunia asalnya. Sejak insiden tujuh tahun itu, ia jadi menyukai karakter Kakashi dan selalu membawa miniaturnya bahkan ketika kerja, tapi.... mungkin sekarang sudah berubah. Waktu mendengar Kakashi keberatan membantunya, sepertinya perasaan itu kian hilang.

Ditaruhnya miniatur itu di atas meja kecil samping ranjangnya, kemudian berjalan keluar. Di ruang makan sudah tersaji sarapan untuk seseorang. Tak lama pelayan datang dengan senyum ramah.

“Anda sudah bangun? Sarapan sudah siap, Nona,” ujar pelayan.

Rina tertegun. “Ini untukku?”

Pelayan mengangguk. “Gaara-sama yang meminta saya menyiapkan sarapan untuk Anda.”

“Lalu di mana Gaara sekarang? Apa dia sudah sarapan?”

“Sudah, begitu selesai sarapan langsung kembali ke kantor. Gaara-sama memintaku untuk memastikan Anda menghabiskan sarapannya,” jelas pelayan.

“Kalau begitu aku akan habiskan sarapannya dan.... terima kasih banyak untuk hidangannya.” Rina benar-benar merasa canggung. Tiba-tiba ia teringat sesuatu. “Oh iya, itu.... panggil aku Rina saja, hehe.”

Pelayan membungkuk padanya, “Baik, Rina-sama.”

“Eeeee..... Maksudku tidak perlu seformal itu padaku. Cukup Rina saja karena aku hanya pengembara, hahahaha!!”

Pelayan menjawab, “Baik.” Sambil tetap membungkuk. Jujur saja, Rina merasa segan mendapat perlakuan seperti ini. Ia merasa tidak pantas. Apa setiap tamu Gaara diperlakukan seperti ini, ya?

Rina duduk di kursinya dan mulai menyantap sarapannya, tak lupa ditemani pelayan yang berdiri mengawasi di sudut ruangan.

Begitu selesai, Rina hendak pergi dari sana. Ia ingin menemui Gaara. Begitu tiba di sana, mengetuk pintu kantor dan terdengar seseorang menyuruhnya masuk, Rina membuka pintu dan terkejut bukan main. Di ruangan itu Gaara tidak sendirian, ada Kakashi juga. Rina hampir saja teriak, rasanya seperti melihat penampakan.

Kok, dia bisa tahu aku di sini? Apa Hinata selama ini memasang semacam chip di tubuhku sehingga Kakashi bisa melacakku? Berbagai dugaan gila melintas di pikirannya.

“Sudah kuduga, firasatku selalu benar,” ujar Kakashi, membuat Rina semakin curiga.

Apa-apaan ucapannya itu? Bikin kesal saja. Rina masih marah padanya. Ia tidak meminta siapapun untuk mencarinya setelah kabur dari desa. Kenapa tiba-tiba Kakashi yang kemari? Bukannya dia bilang merasa keberatan?

“Baru saja Kakashi-sensei kemari, dia bilang mau menjemput seseorang. Apa orang yang dimaksud itu kau?” tanya Gaara.

Rina gelagapan, bingung harus jawab apa. “Tidak, aku kemari karena keinginanku sendiri. Kan, sudah kubilang aku ini pengembara. Aku sedang mencari tahu situs bersejarah di tiap negeri. Tidak ada urusannya sama sekali dengan dia,” tegas Rina akhirnya. Ia tidak berani menatap Kakashi karena orang itu pasti tahu alasan dirinya bisa terdampar di sini.

Sementara Kakashi masih dengan tampang santainya, ia berkata, “Bagaimana ini... Jauh-jauh aku kemari pada akhirnya dicampakkan. Bukankah itu sungguh menyakitkan, Gaara?”

The Return and The End  [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang