Extra part 2

390 30 4
                                    

Usai pertemuan, Kakashi pulang ketika hari sudah petang. Rapat barusan berlangsung kurang lebih tiga jam dan sekarang para kage berencana bermalam di Konoha selama semalam. Ia berniat mampir ke toko bunga terlebih dulu lalu membeli beberapa makanan di restoran untuk dibawa pulang.

Ken dan Shin sudah di rumah sejak siang. Begitu ia membuka pintu, Rina menyambutnya. Tersungging senyum di wajah cantiknya yang lalu dibalas kecupan di pipi. Dari awal menikah hingga sekarang, istrinya itu tidak pernah absen menyambut kedatangannya dengan senyum. Hal yang sederhana namun bermakna besar di sepanjang hidupnya.

Sejak ayahnya meninggal, Kakashi hidup serba mandiri dan itu berlangsung hingga puluhan tahun lamanya. Rasa-rasanya ia sendiri sudah lupa seperti apa kehidupan berkeluarga. Sepanjang hidupnya hanya ada misi dan misi. Setiap harinya bergulat dengan pertarungan, membunuh siapa pun tanpa pandang bulu. Ia sama sekali belum pernah merasakan hangatnya kehadiran keluarga. Yang ia punya saat itu hanya teman-teman dan gurunya, tapi sebagian besar dari mereka sudah pergi mendahuluinya.

Memasuki malam, Ken dan Shin sudah lebih dulu tidur di kamarnya. Kini tinggal ia dan Rina yang masih terjaga. Serta merta mereka manfaatkan momen ini untuk bercengkerama dengan lebih leluasa.

Saat itu juga mereka memutuskan untuk mengobrol di ruang tengah. Kakashi berbaring di sofa dengan kepalanya bersandar pada paha milik sang istri. Hari yang melelahkan, batinnya sembari memejamkan mata sejenak.

“Rapat barusan membahas apa?” tanya Rina memecah kesunyian.

Kakashi perlahan membuka mata. Pikirannya melayang ke pertemuan tadi siang. Tentang masalah yang mengancam dunia shinobi lagi. Kakashi tidak habis pikir bahwa hidup ini akan terus berjalan berdampingan dengan petaka yang tak berkesudahan. Tidak bisakah shinobi menikmati hidupnya dengan penuh kedamaian?

Dirinya tak kuasa berterus terang ketika Rina bertanya. Rasanya ia lebih berharap Rina pulang ke dunianya yang cenderung damai dibanding di sini, tapi perempuan itu sudah terlanjur mengambil keputusan. Namun, tetap saja nalurinya sebagai pasangan hidup tidak tega apabila istrinya harus menghadapi pahitnya dunia shinobi. Lebih tepatnya, ia tidak ingin kalau harus merasakan kehilangan untuk yang ke sekian kalinya.

Rina masih menunggu jawaban, sambil menghela napas berat ia menjawab, “Bukan kabar baik.” Hanya itu yang bisa ia katakan. Entah istrinya itu paham maksudnya atau tidak, ia tidak tahu.

Rina mencoba mencerna ucapan Kakashi hingga ia menarik kesimpulan bahwa bahaya telah mengintai dunia ini. Akan tetapi, bukan raut cemas yang terpatri di sana seolah dirinya memahami betul keadaan yang sebenarnya.

“Apa kau mencemaskanku?” tanya Rina tiba-tiba.

Kakashi menoleh padanya, mencoba untuk meyakinkan bahwa Rina mengerti ucapannya barusan. Ia lalu bangun dari rebahannya dan menatap Rina dengan intens. Perlahan mengambil napas dalam-dalam sebelum bicara panjang lebar.

“Dengar, kau dan juga aku, memahami betul dunia seperti apa yang kita tinggali. Dunia tempatmu berasal, boleh jadi jauh lebih baik dibanding di sini. Saat kau akhirnya memutuskan tinggal di sini dan hidup bersama, aku tidak bisa memberimu jaminan bahwa semua akan baik-baik saja selamanya, tapi aku janji akan selalu melindungimu. Bila saat itu datang, aku dan juga ‘mereka‘ akan berdiri paling depan untuk melindungimu. Jadi, kuminta untuk jangan terlalu mencemaskannya, ya?”

Mendengar penjelasan darinya, bibirnya terasa kelu. Ia sama sekali tidak menyangka akan tiba masanya dunia ini kembali dilingkupi kegelapan.

Apa ia merasa takut? Tentu saja. Lagi-lagi harus mengalami peristiwa yang tidak diinginkan walau ia sendiri tidak tahu bencana seperti yang akan melanda dunia ini. Akan tetapi, jauh sebelum ia memikirkan kenyataan pahit untuk menetap di sini, hatinya telah memutuskan.

The Return and The End  [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang