Cascade

690 64 7
                                    

*WARNING
Setelah baca ulang lagi, chap ini agak menjurus ke adult scene ya walau gak vulgar. Hanya mengingatkan aja, mohon kebijaksanaan reader. Terutama untuk yang masih di bawah umur. Selebihnya tanggung jawab kalian.

Sinar mentari menyelusup masuk ke balik jendela besar salah satu kamar penginapan. Nampak pasangan suami istri masih berkemul dalam selimut. Hangat mentari pagi perlahan menggelitik kelopak mata untuk segera bangun. Rina terlebih dulu membuka mata dan mendapati suaminya masih tertidur pulas di sampingnya. Serta merta pipinya kembali bersemu merah, rasanya untuk beberapa bulan ke depan ia harus membiasakan diri untuk bersikap normal melihat penampilan suaminya yang tanpa masker itu.

Tidak bisa dipungkiri, dadanya senantiasa berdesir kala mengingat kejadian semalam. Kakashi lebih dulu menciumnya. Masih teringat dalam memori, suaminya mencium dengan lembut ketika kedua bibir itu menyatu. Jantungnya seolah berhenti berdetak untuk beberapa detik. Ia sangat tahu Kakashi mendapat itu semua dari membaca buku, tapi untuk praktiknya tentu adalah pengalaman pertama baginya dan sukses membuat pasangannya itu terhanyut walau hanya dengan sebuah ciuman.

Iya, hanya dengan sebuah ciuman. Semalam mereka hanya melakukan itu, tidak lebih. Selepas berciuman, Kakashi memintanya untuk segera tidur karena besok, yaitu hari ini, mereka akan berangkat untuk berbulan madu. Mengunjungi banyak tempat yang belum mereka datangi.

Rina masih menikmati pemandangan elok di sampingnya, sebelum akhirnya mereka berangkat dan melihat suaminya itu kembali menutup setengah wajahnya. Irisnya menelusuri setiap lekuk garis wajah Kakashi tanpa henti seolah ingin mematrinya dalam memori. Alis kelabu, kedua kelopak sayu yang masih tertutup itu menampilkan satu garis panjang luka sayat dari masa lalu dengan gamblang, tapi tidak lantas membuat pesonanya ikut luntur, hidung yang selama ini selalu disembunyikannya nampak tegas dan mancung. Matanya lalu turun ke dagu, terlihat tahi lalat mungil di sana. Dalam beberapa detik sadar, ia terlihat sangat manis dengan tahi lalat itu. Lalu tersenyum berseri-seri.

Kemudian pandangannya berhenti di bibir. Serta merta matanya mengerjap karena teringat yang semalam. Ia menyentuh bibirnya sendiri. Masih terasa seperti mimpi baginya. Rasanya sulit untuk diabaikan begitu saja. Rina masih bisa merasakan aroma manis ketika kedua bibir itu menyatu dengannya, nafas tertahan dari keduanya, uap panas dari kolam entah kenapa semakin membuatnya sulit bernafas, dan ketika ia mencoba membuka mulut untuk menghirup sedikit oksigen, seketika merasakan lidah suaminya menjelajah masuk....

Sontak pikirannya melayang tak karuan dan ia lantas menampar pipinya keras-keras supaya kembali sadar. Tak lama kelopak mata sayu itu berkedut dan perlahan membuka. Butuh beberapa detik sebelum Kakashi sadar hari sudah pagi dan melihat istrinya baru saja menampar pipi sendiri. Untuk beberapa saat, Kakashi dibuat bingung olehnya.

"Kau baik-baik saja?" tanya Kakashi. Sontak Rina terperanjat mengetahui suaminya sudah bangun dan mencoba untuk rileks.

"Pagi, Sensei," sapa Rina grogi. Sejujurnya ia masih belum terbiasa memanggil suaminya dengan panggilan sayang, jadi untuk sementara ini panggilan 'Sensei' lebih nyaman untuknya.

Kakashi kemudian bangun dengan masih memakai yukata, begitu juga Rina. Mereka memang sama sekali belum berhubungan intim, tapi aksi Kakashi yang lebih dulu memegang semua kendali serta merta meninggalkan kenangan yang sangat membekas di hati keduanya. Terlihat mereka masih malu untuk saling menatap.

Kakashi berdeham dan mengatakan padanya untuk segera berkemas. Mereka akan berangkat dengan jalan kaki. Rina menurut, lalu segera turun dari ranjang menuju kamar mandi untuk bersiap. Selepas sarapan, keduanya lalu meninggalkan penginapan. Mereka mengenakan pakaian santai hari ini.

The Return and The End  [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang