Waktu seolah terhenti, bahkan nafas juga ikut terhenti, namun kedua mata saling bertatapan sangat dekat.
Hera membuang dirinya sendiri hingga jatuh kelantai dengan sangat keras hingga membuat Zian tertawa.
" Are you okay? Hahah"
Hera berdiri sambil merapikan pakaiannya dan salah tingkah.
" Kamu yang kaku bisa imut juga?"
Hera menunduk dan tersenyum tipis malu.
" Kalian ngapain berduaan dengan posisi tadi di UKS?"
Intan yang ternyata berdiri di depan pintu melihat kejadian itu berfikir hal yang buruk.
" Intan yang anak DPR itu kamu kan?"
Zian menghampiri Intan dengan tatapan tajam dan menarik dasinya.
" Kalau kamu sebarin hal ini kamu akan jatuh miskin dalam satu hari"
Intan seketika terdiam beku dan berwajah pucat.
" Aku yakin kamu anak yang pintar jadi pakai otaknya yah, gak enak tau kalau ayah kamu masuk penjara karena kesalahan anak cantiknya"
Zian tersenyum jahat lalu pergi.
Hera tidak perduli dengan Intan, dia hanya sibuk mencari obat buat Intan
" Kamu kesini nyari obat lambung kan? Nih ambil"
Hera memasukkan obat itu kedalam saku Intan dengan wajah datar.
" Ma.. makasih. Her.."
Intan yang masih ketakutan dengan ancaman Zian dan melihat Hera yang berwajah datar membuatnya tak bisa berkata apapun.
Hera memesan ojek online berdiri di pinggir gerbang sambil memegang tasnya.
" Ringan biar aku yang bawa"
Zian mengambil tas Hera dan berdiri disamping Hera.
" Nungguin jodoh?"
Zian sambil tersenyum tipis mengganggu Hera.
Hera hanya terdiam sambil menengok ke kiri dan kanan menunggu.
" wah sial aku dikacangin"
Zian kesal dengan Hera yang tidak memperdulikannya.
" kepala kamu luka"
Zian melihat kepala Hera yang terluka.
Hera hanya terdiam dan bodoamat.
Zian pergi membawa tas Hera entah kemana.
" lah.. Dompet aku di tas kalau dia ambil gimana aku bayar entar"
Hera yang ingin mengejar Zian tapi takut ojeknya datang dan nunggu lama.
" Atas nama Hera yah?"
" Ah iya pak tapi tunggu dulu yah pak teman aku bawa lari Tas aku"
Seseorang mengulurkan uang.
" Ini pak kembaliannya ambil ajah, tolong jangan ngebut yah"
Arzi yang memberikan uangnya langsung pergi tanpa berbicara dengan Hera.
Hera hanya terdiam dan tidak bisa berkata apapun kepada Arzi seolah lem merekat di bibirnya.
" kenapa belum naik mbak?"
" ah.. Ma.. Maaf pak iya"
" mbak lagi bertengkar dengan pacarnya?"
" udah pak bawa motornya ajah yang fokus"
" oh iya mbak maaf kalau saya banyak tanya"
Hera masih terdiam memikirkan Arzi, entah apa yang harus dia lakukan agar bisa lebih dekat dengan Arzi.
.
.
.Zian kembali ke gerbang membawa obat untuk luka Hera namun dia tidak melihat Hera di gerbang.
" lah bocah itu kemana? Punya jurus menghilang dia?"
Arzi menghampiri Zian dan menepuk bahunya dari belakang.
" Next time gak usah repot-repot"
Arzi dengan tatapan sinis dan wajah dingin dan meninggalkan Zian.
" Dasar lemah"
Zian tersenyum tipis dan berubah menjadi tatapan kesal.
.
.
..
.
.Hera berbaring hendak tidur di kasur empuknya langsung terbangun mendengar ada seseorang memanggil namanya depan rumahnya.
Saat membuka pintu, seseorang masuk kerumahnya tanpa menunggu Hera mempersilahkan masuk, bahkan dia masuk ke dapur seenaknya.
" Ngapain kamu kesini?"
Tanya Hera dengan wajah kesal.
" obatin ninja yang bisa ngilang"
Zian memanaskan air hangat dan menaruhnya di mangkok.
Zian menarik paksa Hera untuk duduk di sampingnya.
" Aku tau kamu cewek kuat, tapi kamu itu manusia.. Jadi bisa terluka."
Zian mengompres luka Hera yang berada di atas alis kanannya yang memerah.
" Kalau terluka bilangin aku nanti aku obatin.. Tapi jangan luka terus."
Zian yang fokus mengobati Hera sedangkan Hera menatap wajah Zian yang sangat dekat.
" Aku bisa sendiri"
Hera merebut handuk hangat itu dari tangan Zian.
" Aku bantuin kamu karena demi ayah kamu jadi jangan salah faham."
Zian yang merebut kembali handuk itu dan melanjutkan mengobati Hera.
Hera hanya bisa pasrah terdiam saat sudah bersangkutan tentang ayahnya.
Entah mengapa Hera merasa aman saat bersama Zian, berbeda saat berdekatan dengan pria lain.. Rasanya ingin menjauh karena selalu berfikiran buruk terhadap semua sosok pria.. Kecuali seseorang yang sedang disampingnya saat ini.. Yaitu orang yang selalu membuatnya kesal.
" Zian.. Mau makan?"
Hera dengan wajah dinginnya pergi memasak.
" Boleh.. Tapi yang enak yah jangan sampai gosong"
Zian tersenyum lebar dan tiduran di sofa dengan posisi tidak sopan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZEUS
RomanceHera seorang atlet beladiri dengan wajah cantik dan otak sangat smart dan juga femous di sekolah yang sangat di kejar kalangan pria di sekolah, namun karena sifatnya yang dingin tidak ada satupun yang berhasil menjadi pacarnya Arzi yang dingin dika...