8.(yang ia pendam)

2.8K 317 26
                                    

Sasuke berjalan menuju kearah ruangan inap Sakura kembali. Dirinya masih memikirkan perkataan dokter tentang penyakit yang Sakura derita. Sindrom Pascatrauma? Kenapa Sasuke baru mengetahui ini? Kata dokter tadi, Sakura diperkirakan menderita ini sejak tiga tahun lalu. Artinya itu adalah sejak ia bercerai dengan Sakura, bahkan mereka sudah tidak memiliki hubungan lagi. Apakah terjadi sesuatu saat itu? Sasuke sangat penasaran dengan itu, mungkin menanyakan itu dengan Sakura bukan hal yang buruk.

Sasuke sudah didepan ruang inap Sakura, membuka pintu lalu masuk dengan perlahan. Sakura sudah sadar ternyata, wanita itu terlihat berbicara dengan Sarada, walau putrinya masih berada di sofa. Sarada anak yang penurut, ia masih menuruti perintah papanya untuk tidak beranjak dari sofa. Berjalan ke arah Sarada tanpa menatap Sakura yang melihatnya marah, wanita itu tetap keras kepala walau sedang sakit.

"Papa! Mama sudah sadal, Sayada boyeh ke mama?" Tanya dengan berdiri, lalu merentangkan tangan, meminta untuk digendong Sasuke. Pria itu pun memeluk Sarada, lalu berbalik menuju Sakura. "Tetap di pelukan papa, Sarada tidak boleh ke mama terlebih dahulu. Mama masih sakit, bicara dari sini saja."

Sakura melotot mendengar itu, ingin sekali berbicara keras menyangkal kalau Sasuke bukan papa Sarada. Tapi bahkan mengeluarkan suara ia harus extra juga mengeluarkan tenaga, sangat menyakitkan memang. "Papa? Paman papa Sayada?" Tanyanya polos, lalu menatap ke arah Sakura dengan pandangan bertanya. "Mama, kaca mama papa Sayada kelja, papa sudah puyang? Beyayti, paman ini adayay papa Sayada? Yeahhh Sayada punya papa!" Teriaknya senang, lalu memeluk Sasuke di lehernya dengan erat.

Sasuke yang merasakan itu sedikit bingung, lalu memeluk Sarada dengan hangat juga. Ingin sekali menitihkan air mata, tapi gengsinya untuk tidak ingin dilihat oleh Sakura membuat ia menahan itu.

Sakura menatap sendu Sarada, andai ia tahu bagaimana dulu dirinya tidak diinginkan oleh sang papa, dikucilkan bahkan ingin dibunuh supaya tidak bisa melihat dunia. Andai Sarada dulu tahu, bagaimana Sasuke dulu ingin menjadikannya malpraktek, membiarkan Sakura dan Sarada berjuang mati-matian untuk sekedar hidup. Sakura memejamkan mata ketika mengingat semua itu, semua itu terlalu kejam untuk dirinya.

Apa salahnya hingga Sasuke membuatnya seperti tidak punya hak untuk hidup? Apa Sakura pernah membuat Sasuke marah sampai ia melakukan itu kepadanya? Sakura hanya menyimpan itu di dalam hatinya tersendiri, membiarkan rasa sakit yang selama ini ia simpan hanya untuk dirinya. Cukup dirinya, orang lain tidak boleh tahu.

Dan kenapa Tuhan mempertemukannya dengan mantan suaminya ini? Keadaan Sakura sekarang membuatnya sangat tidak berdaya didepan Sasuke. Padahal Sakura ingin membuktikan bahwa Sakura kuat, jika bilamana ia bertemu Sasuke secara tidak sengaja. Tuhan memang tidak adil, Sakura hanya diberi kenikmatan secara sementara, dan kenikmatan itu sirna saat Sasuke kembali datang.

Sakura tidak suka itu, tidak bisakah ia hidup dengan dengan putrinya? Meskipun tidak memungkiri bahwa hati Sakura menghangat melihat interaksi Sarada dan Sasuke yang sangat menonjolkan bahwa mereka berdua adalah ayah dan anak. Itu adalah impian dulu, hidup bahagia dengan keluarga kecil yang sempurna. Semua sirna, sejak orang itu datang.

Sakura membuka matanya setelah bayang-bayang orang yang merusak hubungannya dengan Sasuke muncul, ia tidak ingin melihat orang itu walau dalam bayangan. Tuhan melarang kita untuk membenci seseorang, tapi yang untuk satu ini, Sakura tidak bisa menoleransi nya. Beribu kali ia bersujud pada Tuhan di Gereja, bahkan ia meminta pendeta untuk membimbingnya, semua itu tidak mempan. Kebencian Sakura terhadap orang perusak rumah tangganya, sampai membuat ia harus hidup dengan segala penderitaan, tidak akan bisa dikurangi.

Wanita itu menatap Sasuke yang kembali ingin menidurkan Sarada, menggendongnya lalu menepuk punggung Sarada pelan. Anak itu juga gampang sekali untuk tidur, hanya diberi hawa dingin, ia sudah bisa tertidur. Terbukti, Sarada sudah terlelap di leher Sasuke, pria itu menidurkan Sarada di sofa, lalu memandangi sebentar dan kembali berdiri menghadap Sakura.

Tatapan tiga tahu itu kembali lagi. Tajam, tidak bermanusiawi, dan dingin. Sakura takut dengan itu, ia memilih untuk memperhatikan jendela di sampingnya, pura-pura tidak memperhatikan Sasuke.

"Ini yang kau sebut bisa menjaga Sarada?" Ucapan Sasuke membuat Sakura menegang, ia merasa terintimidasi oleh itu. Ia menoleh ke arah Sakura yang ternyata sudah berada disebelahnya, nafas Sakura mulai sedikit memburu dengan itu.
"A-apa ma-maksudmu?" Balas Sakura sambil berusaha menetralkan nafasnya.

"Apa yang kau maksud bisa menjaga Sarada adalah seperti ini Sakura?" Sakura semakin berusaha menormalkan nafas mendengar itu, Sasuke memang benar, ia sangat buruk dalam menjaga Sarada. "Jangan belagu Sakura, menjaga dirimu sendiri saja kau tidak bisa, bagaimana bisa kau menjaga Sarada?"

"Kau hanya tahu soal perasaan dan cinta, tapi kau tidak tahu soal tanggung jawab Sakura. Kau hanya orang bodoh yang dikarunia anak dari sang pencipta, Sarada hadir karena kau beruntung Sakura. Kau tidak pantas bersamanya."

Sakura menangis pelan mendengar itu, nafasnya mulai teratur walau ia berusaha sangat keras untuk itu. Sakura menatap Sasuke sedih, ia tahu ia tidak bisa membahagiakan Sarada terlalu banyak, tapi apakah Sasuke tahu perjuangannya untuk membahagiakan Sarada seperti apa?

Sakura sangat sadar bahwa ia sangat miskin, untuk makan sehari-hari dirinya kadang harus menahan nafsu lapar itu demi Sarada. Membiarkan Sarada makan dengan banyak dan tumbuh dengan baik adalah tujuannya. Tidak peduli dengan dirinya yang semakin kurus sejak melahirkan, Sakura hanya perlu makan sehari sekali. Atau jika beruntung, ia bisa makan dua kali sehari bila mendapat extra dari boss.

Perjuangan Sakura membuahkan hasil dengan Sarada yang tumbuh sehat serta subur. Anak itu bahkan sedikit kelebihan berat badannya karena sering direcoki Sakura untuk makan.

Sekarang, apa Sasuke tahu perjuangan Sakura? Dengan mengatakan itu, apa pria itu tidak memikirkannya selama ini? Bahwa membesarkan Sarada dengan sendiri adalah hal yang bukan biasa. Dan dengan seenaknya pria itu ingin mengambilnya? Kenapa Sasuke sejahat itu padanya? Tidak cukupkah tiga tahu lalu?

"Kenapa kau sejahat itu padaku Sasu?" Ucap Sakura membuat Sasuke terdiam. Panggilan itu, adalah panggilan sayangnya dari Sakura untuk dirinya. Hatinya tiba-tiba senang mendengarnya.

"Tidak bisakah kau melupakan ini, lalu pergilah dari kehidupanku? Tiga tahu lalu apa tidak cukup? Sakit Sasu." Lirihnya pelan lalu memejamkan matanya, Sasuke hanya terdiam mendengar itu. Sasuke tidak boleb lemah hanya mendengar lirihan Sakura. Ia harus sampai pada tujuannya, ya harus.

"Kau mengatakan aku hanya orang bodoh yang beruntung mendapatkan Sarada, lalu kau apa? Apa kau tidak berpikir tentangku sekali saja? Bagaimana terpuruknya aku saat kau mengatakan cerai saat itu? Kau tidak membiarkan aku memberi penjelasan tentang saat itu. Kau hanya bisa menuduhku, Sarada-" tenggorokan Sakura tercekat, ia tidak mampu jika membahas Sarada. Tapi ia harus menyelesaikan ini, Sakura yakin ia mampu untuk itu.

"Sarada yang ingin kau ambil itu, adalah dia yang ingin kau luruhkan. Kau tidak mau dia hadir, kau memakinya saat masih dalam kandungan. Lalu kenapa kau tiba-tiba untuk memintanya? Dimana kau tiga tahun lalu?" Tangis Sakura pecah seketika, ia masih berbaring menatap Sasuke dengan derai air mata yang semakin deras.

"Kenapa kau tidak mengakuinya saat itu? Kenapa baru sekarang? Sekarang kau datang ingin mengambilnya dan mengatakan aku tidak berhak akan, menurutmu aku ini apa?" Sasuke masih diam mendengar Sakura terus berbicara, hatinya sakit sekarang.

Hatinya sangat sakit, ia tidak bisa berbicara lagi untuk menanggapi Sakura. Yang dikatakan Sakura membuatnya kembali ke masa lalu, dimana waktu itu ia sangat jahat kepada Sakura. Tapi sekarang, dirinya dengan seenak hati ingin mengambil Sarada? Apa dia sejahat itu pada Sakura, yang hanya wanita lemah dan tidak memiliki apa-apa. Kenapa hatinya sangat sesak jika membahas soal ini? Ingin memeluk Sakura saat ini ada di hati terkecil Sasuke.

Tidak dipungkiri, masih ada sedikit rasa untuk Sakura di hati Sasuke.






Tbc.

Temen-temen ini udah panjang ya, 1000+ lohh, oh ya, terimakasih untuk pendukungnya, ga expek dapet 1000k cuman dalam beberapa chapter

Penggemar SASUSAKU emang bestt lahhhh.❤️😭

Mau bikin NARUHINA ver  tidaksss??

Aku mau buat angsat juga, diakun ini ya najaahaisyhh, boleh follow dulu hehe.

Oke terimakasih atas support dan dukungannya!!

See yu besok¿











STUCK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang