Update sekarang, jam 8 ada acara mendadak ternyata mweheheh
Sasuke berjalan memasuki rumah sakit dengan amarah ditubuhnya, sempat mampir di kedai pinggir jalan untuk membeli beberapa makanan untuknya dan Sakura. Semarah-marahnya Sasuke dengan wanita itu, Sasuke tidak mau jika kesehatan Sakura menurun. Sakura sudah sangat kecil dan kurus, tidak mungkin juga kalau bertambah kecil dan mungil.
Menenteng dua bungkus takoyaki dan seafood untuk nanti, jika Sarada bangun pasti anak itu akan memintanya membeli sebanyak mungkin. Sasuke sangat rindu bola mata hitam Sarada seperti miliknya. Sasuke tersenyum tipis ketika mengingat Sarada.
Berjalan sedikit terburu-buru, menajamkan pandangan dan berhenti saat itu. Langkah pria itu terhenti, rahangnya mengeras, nafasnya memburu. Ini tidak baik, Sasuke bisa saja marah dan menghajar siapapun saat ini. Berjalan menuju ke arah objek yang membuat amarahnya meluap.
"Jadi ini yang membuatmu tidak mau bertemu denganku, heh Saki?" Sasuke menyeringai saat objek itu menegang, dan segara berdiri dari duduknya. "Jadi ini? Kau mengacuhkan aku hanya karena ini?!" Sakura, sumber kemarahan Sasuke sekarang. Jangan lupakan seseorang pria disebelahnya, yang Sasuke tahu adalah dokter untuk putrinya.
"Kenapa Saki? Seminggu ini aku berusaha bertemu denganmu, dan ini yang kau kata sibuk?!" Bentak Sasuke keras, suaranya membuat sedikit perhatian tertuju pada mereka, "Hei tuan, suaramu. Ini rumah sakit, bukan jalana-"
"Siapa kau?" Sakura tahu, jika suara Sasuke seperti ini, pria itu akan sulit dikendalikan. "Kendalikan dirimu Sasuke, kau tidak tahu apa-apa tentangku." Ucapan Sakura membuat Sasuke menegang, terkekeh setelahnya.
"Ya aku memang tidak tahu apa-apa tentangmu, bahkan dimana kau tinggal sekarang aku pun tidak tahu. Apa kau tinggal di rumah dokter ini? Menjadi pelacurnya mungkin, memuaskan setiap malam hingga pagi, tanpa memedulikan putriku yang sedang koma. Kau memang seperti itu, Sa-"
Plakk
"Jaga ucapan mu brengsek, aku dan Gaara tidak seperti itu. Berani-beraninya kau mengatakan aku pelacur, sedangkan kau sendiri penikmat pelacur!" Ujar Sakura sambil menitihkan air mata, hatinya nyeri saat Sasuke mengatakan menjual diri kepada Gaara, jangankan menjual diri, Sakura saja sudah jijik dengan dirinya yang selalu terperdaya. Dan apa ini? Sasuke mengatakan dirinya pelacur? Ia tidak terima, Sakura tidak mau lemah sekarang. Meskipun air matanya sudah mengalir di pipi.
"Kau menamparku, Saki? Demi dokter ini?" Sasuke menatap Sakura tidak percaya, nafasnya semakin memburu dan tanpa basa-basi menyeret tangan Sakura keluar dari rumah sakit. Gaara tersulut emosi melihat itu, sedari tadi ia diam karena merasa Sakura mampu menghadapi Sasuke. Tapi sekarang, Sasuke yang sudah bermain fisik, ia tidan terima.
Sakura perempuan, tidak baik jika diperlakukan seperti itu "Hei tuan lepaskan tanganmu dari Sakura." Gaara mencoba melepaskan tangan Sakura dari cengkraman Sasuke, pria itu menoleh kepada Gaara dan sedetik kemudian meninju pipi Gaara dengan keras.
Sakura beteriak melihat Gaara tersungkur di lantai, beberapa suster membantunya untuk berdiri. Sedangkan Sasuke tidak peduli dengan itu, dan menyeret Sakura keluar dari ruangan itu.
"Apa yang kau lakukan?!" Teriak Sakura marah, mereka berdua sudah berada disekitar area parkir dan Sasuke memaksa Sakura masuk kedalam mobil."Tidak mau! Lepaskan aku lepaskan aku!" Sakura memberontak dan memukuli lengan Sasuke dengan bruntal, tidak berefek pada Sasuke, pria itu tersenyum licik saat melihat Sakura tidak berdaya dikekangannya. "Hei berhenti!"
Suara itu, Sakura seakan memiliki harapan untuk bebas dari Sasuke. Gaara menyusulnya, ia tersenyum senang melihat Gaara yang berlari menuju dirinya dengan cepat. Gaara hampir sampai, jika tidak ada yang menghalanginya dengan berteriak keras kepada Gaara.
KAMU SEDANG MEMBACA
STUCK
Teen FictionA SASUSAKU FANFICTION Seorang Haruno Sakura, akan selalu terjebak dengan Uchiha Sasuke ©najaahaisy