16.(kesempatan)

3.5K 286 17
                                    

Sakura kembali tertidur di pelukan Sasuke, matanya sembab. Seharusnya hari ini ia berniat menemani Sarada seharian penuh, untuk mengajak anak itu berbincang walau tidak direspon. Sarada hanya akan menggerakkan tangannya dan jarinya saja. Itu adalah kabar menggembirakan bagi Sasuke.

Sasuke berpikir, bagaimana jalan selanjutnya untuk Sakura, dirinya dan Sarada. Sasuke tak perlu bertanya tentang Sarada, anak itu pasti menyetujui apa saja. Pasal Sakura, Sasuke rasa wanita itu mulai luluh kepada dirinya, dilihat dari Sakura yang tak pernah berbicara kasar lagi kepadanya dan juga Sakura yang menikmati percintaannya kemarin.

Sakura menikmati, walau itu diakhir. Sasuke tak peduli, Sakura bahkan memeluk erat lehernya dan juga sama-sama mengatakan kata cinta.

Sasuke semakin yakin, jika Sakura memaafkannya kembali. Pria itu meringsut ke arah perut Sakura yang tidak terlapisi apa-apa. Hanya perut datar dan harum keringat yang sangat menggoda. Ia mengusap-usap hidungnya ke arah perut Sakura dan tertawa ringan.

"Aku sangat yakin jika kau akan tumbuh di perut ini, aku sangat menunggu kehadiranmu. Hanya kau satu-satunya harapan, agar aku dan mamamu bisa bersatu kembali. Aku mohon, tumbuhlah dengan sehat, papa menunggumu sayang."

Sasuke tertidur dengan memeluk perut Sakura.

***

Sakura terbangun dengan badan yang luar biasa sakit, mengerjabkan matanya lalu merasakan sesuatu yang mengganjal di perutnya. Ia melihat jam dinding dan sudah menunjukkan waktu pagi, jam delapan pagi. Astaga sudah berapa lama Sakura tertidur?

Ia menoleh ke arah perut yang tertutup selimut, menyingkirkan selimutnya dan menemukan Sasuke yang memeluk perutnya erat. Sakura terkejut melihat itu, apa pria ini tidak pengap? Atau merasakan sesak nafas tidur dibawah selimut selama itu? Sakura tersenyum tipis melihatnya, setelah kejadian kemarin ia sedikit luluh kepada Sasuke.

Ketulusan dimata Sasuke membuat Sakura tertegun, tapi ia tak boleh seperti itu. Sakura tak boleh luluh kepada Sasuke hanya dengan bualan tidak jelasnya, biarlah Sakura menjadi jahat. Itu semua sepadan apa yang Sasuke lakukan dulu. Sakura sebenarnya sudah memaafkan Sasuke, hanya saja ia tidak mau berhubungan kembali dengan pria ini. Hidup tenang dengan putrinya baginya sudah cukup.

Tangan Sakura dengan refleks membawa ke arah pipi Sasuke, mengelus dengan lembut lalu mengelus juga rahang tegas itu. "Kau tampan, bahkan terlihat lebih dewasa dari dulu." Gumamnya.

Sedangkan sang pria yang merasa terusik dengan elusan diwajahnya membuka matanya perlahan, mendongak lalu menemukan wajah Sakura yang menatapnya sendu. Sasuke langsung tersadar, dan membenarkan posisinya untuk berhadapan dengan Sakura. "Selamat pagi," ucap Sasuke dengan suara serak. Sakura hanya mengangguk dan ingin beranjak turun dari tempat tidur. Tapi tidak semudah itu, tangan Sasuke menahannya dan sialnya, malah tubuh Sakura yang terjatuh ke arah dada Sasuke.

"Aaahhk! Sasuke!" Pekiknya kaget lalu memukul dada Sasuke keras, pria itu tertawa pelan dan mencium kembali bibir Sakura. Lagi-lagi Sakura memekik kaget. "Sasuke!"

"Siapa suruh pergi dari ranjang ini hn? Ingin ku ikat  lagi?" Sakura menggeleng keras lalu berkata lagi, "Turunkan aku, kau tidak ada hak." Kecamnya dan malah membuat Sasuke menyeringai.

"Aku? Tidak ada hak? Kata siapa? Ingat Saki, semua yang ada di tubuhmu adalah hak ku, milikku. Kau adalah milikku, hanya untukku. Orang lain tidak boleh menyentuh bahkan melihat kecuali diriku."  Sakura mendecih kesal, ia berkata keras lalu memukul dada Sasuke keras.
"Lepaskan brengsek."

"Sstt Saki jangan memberontak, asal kau tahu, kita masih bertelanjang bulat. Jika aku mau, aku bisa menyerang mu kembali, dan adik Sarada pun terbentuk."

"Yah! Mesum!" Sasuke tertawa saat melihat wajah Sakura yang memerah, Sakura terlihat menggemaskan jika seperti ini, Sasuke jadi tidak tahan untuk menyerang kembali. Tapi senyuman Sasuke luntur saat ia teringat tentang kemarin, tentang dirinya, Sakura dan kelanjutan untuk semua ini.

Semua ini harus selesai sekarang juga. Jika Sakura menerima dan memaafkannya kembali, Sasuke berjanji dengan jiwanya akan menjaganya dengan baik. Tapi jika Sakura menolaknya, ia harus bertindak lebih. Sakura harus jadi miliknya, apapun itu caranya.

"Saki tentang kemarin, aku-" Sasuke tak berani melanjutkan kata-katanya, sedangkan wanita di pelukannya menatap mata Sasuke sendu. "Aku mohon Saki, kau bisa menghukum sepuasnya. Tapi kembalilah kepadaku.."

"Aku tersiksa jika kau hilang dari pandanganku, aku sangat tersiksa dengan itu Saki." Sasuke mengucapkan itu dengan parau lalu menaruh wajahnya di leher Sakura. Memeluk pinggang wanita itu dengan manja,
"Aku butuh dirimu, maafkan aku untuk semua yang telah aku lakukan dulu. Perkataan Seorin waktu itu benar-benar membuat ku terpengaruh, aku sempat tak percaya dengan itu, tapi melihat kau sendiri dengan lelaki itu, aku menjadi buta. Dengan gampang aku percaya kepada Seorin dan menceraikan mu. Aku aku aku mencintaimu, tapi yang ku lihat malah kau bersama lelaki lain, aku cemburu Saki. Aku tidak mau milikku disentuh orang lain, pekerjaan yang berat waktu itu juga membuat ku pusing dengan semua itu. Dipikiran ku hanya ada bagaimana cara menyingkirkan dirimu, tapi kau tahu? Setelah tiga tahun ini, kau mengubahku. Aku sadar bahwa aku tersiksa tanpamu, kumohon maafkan aku Saki. Kau separuh jiwaku, jika kau tidak menerimaku, tak apa. Lagi pula kau akan hamil adik Sarada sebentar lagi, kau akan terjebak dengan ku Saki. Jika kau tidak mau memaafkan diriku."

Sakura hampir menahan nafasnya jika Sasuke tidak berhenti mengatakan itu. Ia terenyuh mendengar cerita panjang pria ini, lalu menghela nafas dan menatap mata Sasuke yang sekarang terurai air mata. "Kau tahu? Bahwa aku akan selalu terjebak dengan dirimu."

"Walaupun aku berlari ke ujung dunia, kau akan mendapatkan ku. Sakura akan selalu terjebak dengan Sasuke, aku berpikir bahwa dirimu bukan seseorang yang ambisius jika cintanya dikhianati. Walau sejujurnya aku tidak pernah melakukan seperti yang kau pikirkan waktu itu."

"Aku sudah memaafkan dirimu Sasu, tapi aku tidak bisa hidup bersamamu kembali. Ada banyak alasan kenapa aku tidak bisa melakukan itu, dan kau pasti tahu semuanya. Kau boleh bertemu Sarada sepuas mu, tapi untuk hidup bersama kembali, aku tak bisa." Sakura meneteskan air mata, buka karena ia sedih, tapi melihat wajah Sasuke yang juga sama rapuhnya dengan dirinya. Pria itu menatap kosong ke arah matanya, padahal tadi mata itu berbinar penuh harap. Sekarang hanya ada kekosongan dan air mata yang semakin mengalir deras.

"Egois kah aku jika aku menginginkan Sarada dan juga dirimu?"

"Sasu aku sudah jelaskan semuanya, kumohon hormati keputusan-"

"Satu bulan, satu bulan Saki. Jika kau tidak bisa memberikan aku kesempatan dalam satu bulan, aku akan pergi sejauh-jauhnya dari hidupmu."




Tbc.

ADA CERITA BARU UNTUK 10 RIBU PEMBACA.

TERIMAKASIH SEMUA ATAS DUKUNGAN, VOTE, KOMEN-KOMEN UNYU KALIAN....

UNTUK INFO CERITA BARU, LIHAT DI CHAPTER SELANJUTNYA YA!

STUCK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang