3.(rambut hitam)

3.2K 343 33
                                    

"Bagaimana kabarmu? Haruno Sakura."

Sakura sangat menegang sekarang, ia cepat-cepat membereskan peralatan pembersihnya, dan berbalik untuk pergi. Sakura tidak mau terjebak dengan orang dihadapannya, tidak lagi.  "Sejauh ini kau kabur hm? Dan dilihat dari seragam mu, kau bekerja sebagai pembantu disini. Menyedihkan." Ucap Sasuke saat melihat Sakura pergi, Sakura tidak menghiraukan Sasuke.

Berurusan dengan Sasuke sama saja dengan membuka luka masa lalu, ia lebih baik pergi dan menjauh dari situ. Sakura berjalan menjauh dan memasuki ruang berkas. Sasuke yang melihat itu, menggeram kesal. Bisa-bisanya, wanita itu mengabaikannya. Sasuke tidak suka itu, ia mengeluarkan ponselnya dari dalam saku, dan menghubungi seseorang.

"Shika, cari tahu tentang Haruno Sakura, semua, jangan tertinggal satu pun. Mantan istriku itu tidak pantas bahagia, barang sedetik pun." Setelah mengatakan itu, Sasuke pergi menuju lift dan turun. Ia perlu makan kali ini.

Sedangkan Sakura, ia berada di ruang berkas sambil menatap kosong ke depan. Pikiran Sakura kacau, perasaan sakit tiba-tiba muncul kembali. Sesaknya mulai kambuh, air mata yang tadi ia tahan, sudah jatuh deras ke pipinya.

Sakura duduk di lantai dengan memeluk lututnya sendiri. "K-kenapa masih sakit?" Sakura sesenggukan. Ia tak bisa menahan untuk menangis dalam dia seperti biasanya. "K-kenapa kau menemukan aku dengannya kembali Tuhan?"

"K-kenapa rasanya sangat sesak sekali? Ini sudah tiga tahun berlalu." Sakura mengucapkan itu dengan lirih. Menurutnya, Tuhan benar-benar tidak adil. Setelah sekian lama Sakura bisa berhasil keluar dari kubangan masa pahit, tapi seseorang yang membuatnya jatuh ke kubangan itu kembali lagi. Sakura tidak mau lagi, cukup tiga tahun lalu.

"Kau tahu kan? Pria itu selalu tidak terduga. Ia bisa melakukan apa saja denganku."

*****


Sasuke menatap email di ponselnya yang berasal dari Shikamaru. Berisi tentang permintaannya tadi pagi. Sekarang sudah menjelang malam, Sasuke hanya berada di hotel sejak tadi siang. Sepertinya sangat salah jika ia menyewa hotel ini selama seminggu ke depan. Tapi tak apa, menyewa satu Minggu, tidak akan membuat uangnya habis.

Pria itu menscroll ponselnya kebawah untuk membaca tentang identitas Sakura. Hanya berisi tentang nama lengkapnya, alamat serta tempatnya bekerja. Sasuke terus membaca itu, profil sang mantan istri menggunakan baju dress putih usang itu terlihat di ponselnya.

Sasuke akui, Sakura memang sangat cantik, apalagi manis. Ia menikahi Sakura karena memang tertarik dengan gadis itu. Tapi saat seseorang yang berarti bagi Sasuke dulu kembali, semua berubah. Berbagai masalah muncul karena dari awal Sakura hamil hingga perceraian itu tiba.

Deg

Mata Sasuke berhenti di laman dua kontak email ini. Terdapat foto seorang anak kecil berambut hitam legam, mata onix. Sasuke membatu, ini adalah dirinya versi perempuan. Hanya wajah bulatnya saja yang berbeda. Semua di anak ini adalah Sasuke sekali. Tapi bagaimana mungkin?
Setahunya, Sakura dulu bukan hamil anaknya. Tapi anak pria lain. Itu pendapat Sasuke dulu.

"Ini tidak mungkin bayi itu kan?" Ucap Sasuke mengakhiri bacaannya.

Sasuke bergegas mengambil kunci mobilnya dan beranjak keluar hotel. Melajukan mobilnya ke alamat yang tadi ia lihat. Sasuke harus memastikan ini, jika benar, Sakura harus menjelaskan semua ini. Sasuke banyak sekali melewatkan kejadian penting.

Mobilnya sudah sampai di tempat yang dituju, dengan menggunakan bantuan aplikasi penunjuk arah yang berada di ponselnya. Matahari sudah tidak terlihat, tandanya sudah waktunya untuk semua orang beristirahat. Ia melihat jam, dan menunjukkan pukul tujuh malam. Sasuke menebak, Sakura pasti belum sampai ke rumahnya.

STUCK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang