Senyum merekah mengembang seiringan dengan hitungan maju dari seorang wanita paruh baya di hadapannya, dengan sebuah kamera yang sudah siap mengambil gambar. Tangannya membentuk huruf V dan anak itu dengan bangga menampilkan mata kecilnya yang sangat ketara. Wajah imutnya itu terlihat sangat menggemaskan. Bahkan kalau saja ada kesempatan, orang-orang disekitarnya tak akan menolak untuk mencubit pipi gemas anak itu.
Beberapa potret foto diabadikan dengan latar belakang pintu masuk dengan tulisan Lotte World di atasnya. Ya mereka memang sedang berlibur musim panas, menikmati kegiatan bersama orang yang mereka sayangi-keluarga. Tak terlebih rasa bahagia yang dipancarkan dari anak lelaki itu yang sekarang berlari ketika ibunya mengajaknya memasuki tempat fantasi itu setelah mengecek foto-foto di kameranya.
"Ibu..." ucap anak itu sambil menatap wajah wanita paruh baya itu dengan wajah manisnya.
"Iya sayang?"
"Kenapa ayah tidak ikut ke sini?" tanyanya balik masih dengan wajah polosnya.
Wanita paruh baya itu tersenyum padanya lalu berlutut agar pandangannya sejajar dengan buah hatinya itu. Senyum getir hadir tersirat di dalam matanya, tanpa anaknya ketahui dia sedang menahan gejolak hati yang sangat perih. Ya, ayahnya pergi untuk selamanya dan anak itu tidak tau.
"A-ayah, dia sedang bekerja... Wonwoo–main sama ibu saja ya?" ucapnya sambil tersenyum kecil. Anak kecil itu mengangguk walau terkesan bingung. Tapi bagi anak kecil, dunia fantasi yang sudah menanti di depan mata dalam sekejap bisa menghilangkan pikiran itu.
Setelah masuk ke dalam tempat dimana keluarga-keluarga saling mengisi waktu luang. Anak itu terlihat lebih senang dan langsung berlarian menarik lengan ibunya untuk mencoba beberapa wahana untuk anak-anak. Mata berbinarnya menangkap beberapa cahaya lampu yang memikat hatinya itu.
Indah.
Satu kata yang sangat memenuhi pikiran seorang anak kecil. Namun, tatapan itu hilang saat mata kecilnya menatap seorang anak dengan gigi-gigi taring kecil disebrangnya tengah digendong oleh pria paruh baya yang tak lain – mungkin – adalah ayahnya. Secercah rasa bahagia tadi agak memudar diikuti senyumannya yang mulai luntur. Dia iri, melihat keluarga itu. Anak yang digendong oleh ayahnya, seorang ibu yang memegang tangan anaknya yang lain, mereka tertawa bersama.
Wanita paruh baya yang tak lain adalah ibu dari anak itu menyadari perubahan yang terjadi pada buah hatinya. Sontak ia berlutut dan bertanya dengan lembut, "Ada apa Wonwoo?" Anak itu menggeleng dan tersenyum datar walau terkesan dipaksakan.
"Tidakapa-apa ibu. Ayo, kita kesana."
Hai, hai hai...
Another story, yang mungkin akan aneh... wkwk... Sebenernya udah lama ga nulis tapi kepikiran aja cerita ini.
So kenapa Kookie mutusin buat cerita ini, well, karena mau aja. Belakangan lagi kagum sama sosok Wonwoo dan Mingyu dari Seventeen karena mereka lucu aja gitu (walau aku bener-bener udah mutusin buat berhenti dari kpop, but who knows I will back again hanya untuk cari berita-berita dan menghilangkan penat dari kehidupan kan...)
So ya disini, cuma cerita dari MEANIE (kalo kata carats). Kookie tau bahwa belum pernah buat cerita bersambung dengan banyak chapter kek gini, tapi mau coba nulis lagi buat memperlancar kosa kata...
But kookie kemungkinan ga akan update terlalu cepat, mengingat tugas akhir yang menumpuk so yeah mungkin kalian ga perlu nunggu and just enjoy the story...
Kalo kalian mau banget lanjut dan kookie ga update-update bisa spam notif aja wkwk...
Okey, see next story...
![](https://img.wattpad.com/cover/271946744-288-k411683.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
GO AND KICK YOUR RIVAL [Meanie AU]
FanficSemua tau hidup dalam kemewahan dengan latar belakang pemilik perusahaan yang kaya raya tidaklah mudah. Semua tau dimana mereka harus memperjuangkan perusahaannya dan bersaing dengan lawannya walau itu sampai menyangkut nyawa. Ya mereka tau itu semu...