DEAN |07

5.6K 469 52
                                    

Halloww
Lama tak jumpa wkwkw
Aku balik lagiii gaiss
Jangan lupa vote and coment ya!!!
Pi reading loveee♡♡♡

••°°••°°

Hari ini tepat hari kedua Putri di rawat di Rumah Sakit. Saat ini teman-teman sekelasnya menjenguknya. Ada Jaden, Lina dan juga Dewa. Mereka bertiga kompak membawa buah tangan.

Lina, gadis membawa buah-buahan. Sedangkan Jaden dan Dewa, entahlah, keduanya membawa barang yang berbeda. Dewa membawa pot bunga, katanya supaya ruang inap Putri jadi banyak oksigennya. Sedangkan Jaden, laki-laki itu membawa ikan koi yang dimasukkan kedalam aquarium kecil-sekedar info, laki-laki itu diam-diam mengambil ikan milik adiknya.

"Astafhfirullah Put lo makan apa seh ampe di rawat begini?" Tanya Jaden setelah menaruh barang bawaannya. Laki-laki itu merasa heran. Perasaan belum lama ini, Putri masih baik-baik saja. Dirinya terkejut saat mendapat kabar gadis itu masuk rumah sakit.

"Makan makanan yang kagak sehat sih, mungkin gue lagi dapet musibah aja." Saut Putri menanggapi Jaden.

"Makanya lo kalau mau makan, lo call gue aja entar gue masakin. Sudah tentu sehat berkhasiat kalau gue yang masak." Ujar Jaden bangga. Laki-laki itu tidak bohong, ia benar-benar bisa memasak.

"Yang ada malah cepet mati makan masakan lo Den." Cibir Lina yang berada di samping Putri. Gadis itu melirik Jaden sinis. Ck! Cari muka, batinnya pada Jaden.

"Heh ini nih ciri-ciri manusia kagak bisa masak sukanya nyacat masakan orang." Ujar Jaden sambil menunjuk-nunjuk ke arah Lina dan dibalas pelototan oleh gadis itu. Memang, kedua anak manusia itu jika disatukan tidak pernah akur. Hadeh, jodoh baru tau rasa.

"Gue bisa masak ya! Sekate-kate lu kalau ngebacot." Saut Lina tak terima. Meskipun ia hanya bisa masak menu sederhana, tapi kan dia tetap bisa memasak!

"Udahlah malah ribut, kasian noh Putri ngeliat kalian ngebacot." Lerai Dewa yang sedari tadi memperhatikan keributan antara Jaden dan Lina. Sudah tentu, sang penengah adalah Dewa. Laki-laki itu sudah biasa dengan keributan keduanya.

"Orang Jaden yang mulai!" Saut Lina sambil mendengus.

"Nahkan kaga mau ngaku yang salah saha. Padahal dianya yang salah." Ujar Jaden sambil melirik Lina. Tak di hiraukan oleh gadis itu.

"Kaga usah salah-salahan karna kagak ada yang bener kecuali gue." Ujar Dewa.

"Yee bambang." Cibir Lina.

Tak lama kemudian pintu terbuka memperlihatkan Dean yang datang dengan membawa paperbag berisi barang-barang yang di butuhkan Putri. Dahinya mengernyit melihat teman-teman sekelasnya yang berada di ruang inap Putri.

"Weh mas pangeran udah dateng gaess, yok balek tuan Putri mau berduaan dengan pangeran." Ajak Jaden, setelah melihat kehadiran Dean. Lagipula, tidak usah berlama-lama. Siapa tau Putri mau istirahat.

"Wah iyaa. Oke Put cepet sembuh kita pamit balek ya!" Ujar Lina seakan paham dengan keadaan. Gadis itu juga setelah ini akan pergi bersama ibunya.

"Eh kok cepet banget sih?" Tanya Putri.

"Gapapa kita kan cuman mampir hehe. Gue juga mau pergi sama Ibu gue." Saut Lina.

"Gue mau mancing abis ini." Ujar Jaden menambahi.

"Gue- gue mau pulang aja sih, rebahan." Ujar Dewa ikut-ikutan.

"Yaudah deh, makasih ya udah jenguk gue. Kalian repot-repot banget sih." Ujar Putri sambil menatap bergantian teman-temannya.

DEANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang