Dinda's presence

47 22 16
                                    

°•°

            Dinda memasuki gerbang sekolah barunya sambil melihat sekeliling melihat bangunan yang mewah,rapi dan indah itu sambil berjalan di koridor dan melewati ruang demi ruang  tapi dia belum menemukan ruangan kepala sekolah.hingga langkahnya berhenti ketika ada seseorang yang bertanya padanya.

"Lo anak baru ya?" Tanya seseorang yang berjalan mendekatinya.

"Iya lo bisa bantu gue nemuin ruang kepala sekolah gak?" Tanya dinda.

"Yaudah yuk gue antar"

Dinda berjalan beriringan dengan seseorang yang baik itu.

"Nama lo siapa" tanya seseorang itu.

"Gue dinda kalo lo siapa?"

"Gue afifah salam kenal ya,nah ini dia ruang kepala sekolahnya lo masuk aja gue kekelas dulu soalnya bentar lagi mau bel" afifah.

"Makasih fah" ucap dinda sambil tersenyum.

"Iya sama sama din gue duluan ya bye" ucap afifah sambil membalas senyum dinda.

Dinda mengetuk pintu itu.
 

Tok tok tok

Tak lama pintu terbuka dan mendapati seorang guru laki laki.

"Masuk"

"Kamu anak baru beasiswa itu ya?"tanya kepala sekolah itu.

"Iya pak" dinda.

"Mari bapak antar ke kelas kamu"

Dinda berjalan di belakang kepala sekolahnya itu hingga sampai di sebuah kelas yang bertulisan 11 ipa 1.kepala sekolah itu masuk kedalam kelas dan dinda menunggu di depan pintu sampai akhirnya dia di panggil oleh kepala sekolah itu.

"Silahkan masuk bapak sudah memberitahu guru yang di depan kelas dan bapak akan kembali ke ruangan bapak" ucap kepala sekolah yang kembali dari dalam kelas.

"Terimakasih pak."ucap dinda sambil menundukkan kepalanya.

Dinda berjalan memasuki kelas.

"Perkenalkan dirimu"

"Halo semua nama gue dinda salsabila kalian bisa panggil gue dinda gue anak pindahan yang dapat beasiswa disini." Ucap dinda panjang lebar.

"Ada yang di tanyakan?" Ucap guru wanita itu.

Salah satu siswa mangangkat tangannya.

"Iya nando mau bertanya apa"kata guru itu.

"Dinda dah punya pacar belum,kalo belum bisalah jadi pacarnya aa nando yang tampan ini."ucapan nando mendapatkan sorakan dari teman sekelasnya dan dinda yang mendengar itu tersenyum canggung.

"Oh iya dinda perkenalkan nama ibu merita ibu mengajar matematika sekaligus walikelas disini.yasudah kamu boleh duduk di belakang afifah."

Afifah yang mendengar itu segera tersenyum dan bersemangat melambikan tangannya.dinda segera berjalan menuju kursi kosong yang berada di belakang afifah dan teman sebangkunya.

TEDUHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang