Happy reading :)
__________Sudah genap dua minggu semenjak tragedi Gavin babak belur dan ditemukan oleh Prita, sejak saat itu hubungan mereka semakin membaik. Setidaknya itu yang dapat dilihat orang-orang disekitar mereka dari bagaimana seorang Gavin, badboy yang biasanya langganan BK karena sering bolos dan bikin huru hara di luar kini justru lebih sering terlihat di sekolah dan selalu anteng menempeli Prita.
Tapi bagi Prita, Gavin seperti semakin mengibarkan bendera perang dengannya. Keusilan tanpa sebab Gavin bagai cara lain cowok itu untuk mengusik ketenangan hidupnya dengan lebih menyebalkan. Cowok itu selalu menyempatkan waktu untuk mengganggu Prita dengan lelucon anehnya setiap hari, membuat dirinya darah tinggi.
"BERHENTI GA LO VIN?!" pekik Prita kesal karena Gavin terus menoel-noel pipinya.
Prita menepis tangan Gavin yang mencolek pipinya lagi, cewek itu memelototi muka penuh senyuman yang ditunjukan Gavin.
"Diem. Nanti muka gue jerawatan sialan" amuk Prita sembari menabok belakang kepala cowok itu. Gavin malah semakin tergelak sembari mengusap belakang kepalanya yang sedikit nyeri.
Prita sungguh kesal dengan cowok disampingnya ini, ia bahkan tak tahu apakah jari jari tangan yang menyentuh wajahnya itu bersih atau kotor. Entah apa saja benda berdebu yang telah di sentuh cowok itu.
Prita menghentikan langkahnya sembari menutup matanya, meredam amarah yang akan meledak karena sekarang Gavin memulai lelucon lainnya yang sama sekali tidak lucu! Cowok itu menarik-narik ikatan rambut yang ia gunakan untuk kuncir kudanya.
"Gavin apaan sih lo? Ah!" Prita menjauhkan kepalanya sembari menepis tangan Gavin yang kembali terangkat. Tapi, protesan Prita justru semakin membuat Gavin bersemangat untuk menjahilinya.
"Berhenti sebelum gue botakin rambut lo!" Ancam Prita menjambak poni panjang Gavin.
Keduanya sedang berjalan ke kantin karena sudah waktunya istirahat, namun tampaknya Gavin tidak berniat memberikan Prita waktu istirahat dari keusilannya.
"Iya deh iya. Maaf"
Gavin merangkul bahu Prita yang sudah menekuk wajahnya, manyun, kadung kesal.
"Jangan ngambek" bujuk Gavin.
"Ya gimana gue ga ngambek?! Lo ngeselin banget sih!" Prita menghentakkan kakinya seraya menepis lengan Gavin dari bahunya, tapi percuma karena Gavin kembali merangkulnya.
Gavin mencubit hidung Prita gemas "Bawel"
"Mau babak belur lagi lo?!"
"Pergi jauh-jauh sana!"
"Ga usah sok akrab, lo bukan temen gue"
Gavin tersenyum, "siapa juga yang mau jadi temen lo? Gue kan calon pacar Tata"
Prita bergidik ngeri ketika mendengar nama panggilan dirinya di rumah keluar dari mulut musuhnya itu. Bagaimana Gavin tahu? Atau cuma kebetulan saja? Entahlah, yang jelas Prita sangat tidak suka cowok itu memangilnya begitu.
"Apaan sih 'Tata' 'Tata' pala lo peyang, ga usah so akrab deh lo, jijik gue"
Prita memindai sosok Gavin dari bawah sampai atas. "Gak ada juga yang mau jadi calon pacar lo!" hardik Prita.
Gavin tertawa terbahak-bahak mendengar respon Prita, walaupun hati kecilnya sedikit tersentil.
Jejak tawa di wajah Gavin seketika hilang ketika dari kejauhan dia melihat orang yang dia benci karena tahu si sialan itu akan merebut Prita dari sisinya, Gavin semakin menguatkan rangkulannya pada Prita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Girl (On Going) [REVISI]
Teen Fiction"Kenalin, gue Pritana Hana Putri" "Lo udah punya pacar?" "Kalo lo masih jomblo gue bakal ngejar lo" "Kalo lo udah punya pacar..." ".....gue bakal rebut lo darinya" "Gue bakal kejar lo sampai lo jadi milik gue" "Maaf, seharusnya kita enggak kayak gin...