"Terkadang sesuatu yang berawal bercanda, dapat berubah karena ketidaksengajaan melibatkan perasaan."
- GavitaHappy reading :)
_________Prita berjalan dengan menghentak-hentakkan kakinya kesal. Gavita dan Nesya, kedua sahabatnya itu menolak ajakannya pergi ke kantin dan malah memilih menghabiskan waktu istirahat di perpustakaan. Menyebalkan, apakah mereka bahkan layak disebut sahabat?!
Prita menyusuri koridor demi koridor kelas, hingga tanpa sadar sekarang ia sudah sampai di sudut sekolah. Prita menatap sekitarnya yang terlihat sangat asing. Ini kali pertama ia datang ke area belakang sekolah.
Prita merutuki diri, bisa bisanya ia berjalan sejauh ini, padahal tujuannya adalah kantin sekolah. Cewek itu berbalik berniat kembali, namun langkahnya terhenti, ketika ia mendengar suara benda terjatuh di belakangnya. Prita membatu, haruskah ia menoleh untuk mengetahui apa yang terjadi?
Tap.
Tap.
Seketika bulu kuduknya berdiri.
Manusia atau setan?
Jika itu manusia, Prita tidak masalah. Tapi, kalau itu setan... Lebih baik dia lari saja.
Apa? Apa yang harus dia lakukan?
Oke. Tenang, Prita. Dari pada dia mati penasaran, lebih baik dia lihat saja, 'kan?
Prita menghembuskan napasnya perlahan. Meyakinkan kembali hatinya, ayo lihat.
Satu.
Dua.
Tig-
Bugh.
"Awsh, jidat gue.. !"
Prita meringis, memegangi dahinya yang baru saja menubruk dada batu orang yang sekarang berdiri tepat di depannya. Matanya langsung menatap nyalang cowok dengan tampang pendosanya itu.
"Lo!" Prita berdesis tak suka.
"Ya, gue, kenapa?" Balas Gavin dengan wajah mengejeknya.
Gavindra Putra. Badboy sekolah, cowok yang selalu menatap Prita dengan raut tak bersahabatnya. Prita selalu sadar itu semenjak dia masuk ke sekolah ini, Gavin selalu menatap dan memperhatikan dirinya dengan tatapan kebencian. Entah itu di kelas, kantin, dan dibeberapa tempat lainnya yang kebetulan mereka di pertemukan, Gavin selalu penuh kebencian setiap bersinggungan mata dengannya. Dan itu sangat cukup untuk mengusik Prita.
Saat Prita sedang tertawa ria dengan sahabatnya, Gavin langsung menghunuskan tatapan tajamnya pada Prita. Saat Prita tertimpa sial, seperti tersandung kakinya sendiri sampai jatuh terjerembab dengan tak cantiknya sampai membuat jidatnya biru, Gavin ada disana dengan memberikan tatapan mengejek dengan seringai seakan mengatakan 'mampus'.
Prita kesal, sangat kesal. Mereka tidak saling mengenal, tetapi Gavin berperilaku seakan menyimpan dendam kesumat terhadap dirinya. Tatapannya begitu menatap rendah Prita, dan menganggapnya seperti hama saja.
Oke, jika Gavin menganggapnya musuh, Prita juga akan menganggap Gavin musuhnya. Biar impas.
"Punya masalah hidup apa si lo?!"
"Bukan urusan lo, minggir"
Buk.
Gavin berlalu pergi dengan mendorong Prita sampai punggungnya menubruk tembok dan terjatuh di lantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Girl (On Going) [REVISI]
Novela Juvenil"Kenalin, gue Pritana Hana Putri" "Lo udah punya pacar?" "Kalo lo masih jomblo gue bakal ngejar lo" "Kalo lo udah punya pacar..." ".....gue bakal rebut lo darinya" "Gue bakal kejar lo sampai lo jadi milik gue" "Maaf, seharusnya kita enggak kayak gin...