Aku gatau ada yg baca atau ngga, tapi happy reading smg suka sm ceritaku yg dibilang mungkin masih b aja❤️❤️
--------------------------------------------------------------
"Memantau dulu nanti baru menyanding"
- Alfin Juvenal Pratista
~~~
Aktivitas di SMA Athala kembali berjalan seperti biasanya setelah cukup ada kejadian yang menggemparkan dan di sinilah mereka yang terlibat berada di ruang kepsek.
"Siapa kemarin yang menyiarkan rekaman? Ngga punya attitude sama sekali." Ucap Kepala Sekolah.
"Mana yang namanya Fanny? Kok di sini isinya cowo semua," lanjut beliau.
"Pak, Fanny sama sekali gatau apa-apa jadi saya mohon bapak jangan manggil dia ke sini pak." Ucap Alfin dengan tatapan memohon membuat Kepala Sekolah menautkan alisnya.
"Siapa? Pacarmu?"
"B-bukan pak."
"Kok gugup?" Ucap Kepala Sekolah lagi.
Dzaki dan Dewa menahan tawa mereka agar tidak meledak, lucu sekali ketika melihat ekspresi Alfin.
"A-adik kok pak," Alfin memamerkan deretan giginya.
"Biasa pak anak-anak, sukanya adik kakak an tanpa memperjelas status." Sahut Bu Alya selaku guru BK yang ikut terlibat memecahkan masalah mereka.
"Bantuin gue elah!" Alfin berdecak pelan ketika kedua temannya memilih menahan tawa mereka dari pada membantu Alfin.
Kepala Sekolah dan Bu Alya tertawa pelan melihat ekspresi anak didiknya, beliau sebenarnya tau jika Alfin tidak mempunyai hubungan apa-apa dengan Fanny selain saudara.
"Tapi kok Bu Alya denger suara yang jawab suka sama Fanny itu familiar banget di telinga ibu, keknya Dewa ya?" Bu Alya menatap Dewa dengan penuh selidik.
"B-bukan bu, kok jadi Dewa." Dewa yang tiba-tiba ditanyai pun menjadi panik.
"Iya bu, emang Dewa yang jawab." Sahut Dzaki.
"Aww!" Pekik Dzaki saat kakinya diinjak oleh Dewa.
"Kawan apa lawan sih lo!" Dewa memelankan suaranya.
Sedangkan Alfin mengolok-olok mereka berdua tanpa suara tetapi baik Dewa dan Dzaki tau jika Alfin berkata 'mampus' kepada mereka.
Kepala Sekolah dan Bu Alya hanya bisa menggelengkan kepala.
"Rey." Kini Kepala Sekolah beralih pada satu murid lagi.
"I-iya pak?" Balas Rey dengan ragu.
"Kamu tau apa yang terjadi berikutnya atas tindakan yang kamu lakukan?"
"T-tau pak." Rey menunduk, menghindari kontak mata dengan Kepala Sekolah.
Bu Alya menghembuskan nafasnya pelan. "Kamu terpaksa Ibu skor 3 hari."
"Sudah, kalian boleh keluar dari ruangan saya." Instrupsi dari Kepala Sekolah.
Akhirnya merekapun beranjak pergi, saat keluar dari ruangan Kepala Sekolah pun Dewa tidak henti-hentinya melempar tatapan sengit pada Rey.
Sedangkan Dzaki mencoba untuk menenangkan temannya satu itu agar tidak lepas kendali, Alfin memilih diam.
"Sekalinya bgst selamanya tetep bgst!" Ucap Dewa dengan pandangan penuh emosi pada Rey saat lelaki itu berjalan mendahului mereka bertiga untuk menuju kelasnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Fanny
Подростковая литератураKisah tentang dua orang lawan jenis yang menjalin suatu hubungan persahabatan. Menghabiskan waktu berdua, saling bertukar gombalan, dan perhatian satu sama lain membuat hidup mereka seakan saling bergantung. 10 tahun mereka selalu bersama tetapi sam...