~Batas~

33 5 0
                                    


°°°tidak ada batasan jika kau mau berusaha°°°

~Ratih adriani wisma~

~Batas~

Pada jam istirahat tiba, di lapangan basket aku memperhatiakan wanita ku yang sangat mahir dan licah memainkan bolanya menuju ring lawan. Ia mengoperkan bola pada temannya lalu lanjut merebut kembali bola itu dari tim lawan, dengan wajah berminyak saja sudah sangat cantik apa lagi jika dia mempoles sedikit bedak di wajahnya pasti sangat cantik  dan terlihat sangat imut.

"Riani.. Oper bolanya... !" teriak cici satu tim nya.

"Tangkap !"

"Riani... Ayo jaga-jaga !"

"Hap"

"yeee, masuk.." riuh senang para anggota timnya,melompat-lompat kegirangan sembari merangkul, karna telah memasukan bola ke dalam ring.

Aku sama sekali tak melepas pandanganku dari Ratih ia mampu membuatku tersenyum sendirinya seperti orang gila "Sungguh manis sekali, sayangku ini" guman ku sembari tersenyum manis ke arahnya, dia menatapku dan menyatukan jari telunjuk dan jempolnya menjadi "oke", aku pun mengangguk bahwa aku baik-baik saja.

Kemudian ia memantul-mantulkan kembali bola basket itu sembari berjaga-jaga.

Aku hanya duduk di tepi lapangan, aku tak  bisa mengikuti  kegiatan fisik  karna bisa saja aku lelah dan terkena serangan jantung.

Dengan melihatmu tersenyum sudah membuatku merasa aku akan baik-baik saja hingga hari esok..
Kau selalu menjadi alasan utamaku untuk terus berusaha dan mendapatkan batasan lebih,aku harus mengejar hal itu demi mewujudkan 'janjiku..'

....

"Ya elah..ya kali di suruh nyiram bunga. Gue kan gak salah yang salah tuh lu" umpat kesal seorang siswa itu bernama "Vin". Ia baru saja terkena amuk oleh salah satu guru karna pasalnya ia tidak mengerjakan PR nya dan akhirnya di jatuhkan hukuman yaitu menyiram bunga seluruh sekolah.

"Terserah, lu aja setiap ada tugas atau PR pasti mintanya ke gue" balas ketus   "Adi" teman dekat Vin.

"Gue gak mau"

"Biar dobel hukuman lo"decak pasrah Adi.

Adi pergi meninggalkan Vin sendirian yang sedang memegang selang dengan tatapan kesal dan beci menatap kepergian Adi.0

"Di..gue punya ide nih !" teriak Vin.

Adi berbalik badan dan kembali menghadap Vin "Apaan ?".

Vin mendekatkan kepalanya ke kuping Adi dan mulai berbisik, tak lama kemudian senyum di bibir Adi merekah dengan anggukan kecil sebagai tanda paham dan setuju. Apa yang sedang mereka rencanakan ?

Adegan itu pun berlanjut di saat dua lelaki resek itu beraksi dengan membawa jus mangga masing-masing membawa satu gelas.

"Tergetnya saha ?" tanya Adi.

"Yang paling semok" ujar Vin dengan wajah tengilnya, menyeruput setengah gelas jusnya.

Adi mengangguk dan memasangkan selang itu ke kran,setelah usai mereka sedang menunggu target pastinya siswi yang baru saja berolahraga.

Ratih beserta teman kelasnya telah usai berolahraga dan ingin segera mengganti pakaian mereka.

"Riani, mau ke kantin dulu atau langsung ganti ?" tanya temannya Ratih.

"Langsung ganti aja deh.. Biar gak ribet"

"Oke"

Byurr..

Detak cintanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang