RAKAEL [ 8 ]

1.8K 254 34
                                    

jangan lupaa follow  cicaa19 

VOTE DULU SEBELUM BACA!!

_________________________________

happy reading

Setelah acara bersama anak Gervingers, rakael memutuskan untuk mengecek perusahaan yang sudah 6 tahun ini ia bangun. Sejak masuk sekolah SMP, ia udah di ajarkan masuk ke dalam dunia perbisnisan. Erik tidak membatasi rakael dalam bermain, ia juga membebaskan rakael bergaul dengan siapapun. Tapi erik tetap mengajarkan batasan waktu, ada waktunya untuk bermain. Dan ada juga waktunya untuk berhenti bermain main.

Sejak rakael berumur 9 tahun, Erik memberikan tantangan kepada anaknya itu, jika ia berhasil berhasil memenangkan sebuah tender besar, Rakael bebas memilih ingin mengambil perusahaan mana saja yang berada di bawah pimpinan erik.

Bayangkan saja, secara logika. Anak kecil berusia 9 tahun harus bisa mengimbangi pemikiran orang yang sudah banyak pengalaman di dunia perbisnisan.

Kalah? tidak ada sejarahnya Rakael kalah dalam tantangan, Rakael berhasil memenangkan tender itu tanpa bantuan dari siapapun, bermodalkan buku pemberian kakeknya, Rakael mampu mengalahkan pebisnis senior.

Dengan setelan celana jeans hitam pendek, di padukan dengan kaos putih polos itu berjalan santai di dalam gedung 17 lantai itu.

"Siang pak Rakael" sapa salah satu karyawati itu.

Rakael tersenyum lalu mengangguk, di sepanjang perjalanan menuju ruangannya. Banyak sekali sapaan dari karyawan, maupun karyawatinya itu.

Tak lama kemudian, rakael telah sampai di lantai 15. Lantai 15 hanya berisikan 2 ruang meeting, dan satu ruangan pusat. Yaitu ruangan rakael.

Dengan fasilitas yang lengkap, kadang rakael suka menginap di kantornya itu. Bahkan di lantai 16, terdapat fasilitas kamar istirahat untuk para karyawan penting di kantornya itu.

Dan di lantai paling atas, adalah kantin kantor. Dimana kantin itu akan selalu ramai saat jam istirahat.

Rakael duduk di kursi kerjanya sambil memperhatikan laporan keuangan bulanan. Ia merasa banyak sekali yang ganjal, mengapa banyak sekali pengeluaran tanpa bukti transaksi yang jelas.

Ia menelpon orang kepercayaan, yaitu—pak Dandy.

Tak lama kemudian, seorang laki-laki berusia 33 tahun itu memasuki ruangan rakael sambil menyapa dengan ramah kepada rakael.

"Ada apa nih el? ada yang salah?" Tanya Dandy setelah cukup berbasa basi.

"Gini bang, gue liat kok banyak banget pengeluaran tanpa bukti transaksi yang jelas?" ucap Rakael.

"Nah itu yang mau abang bahas el, abang curiga ada yang main kotor sama perusahaan kamu" kata Dandy

Rakael mengerutkan keningnya bingung, sedikit tak percaya dengan ucapan dandy tersebut.

"Masa sih?" ucapnya lagi tak percaya.

"Baru perkiraan abang doang sih, untuk lebih spesifik kamu bisa tanyakan andra." saran dandy.

Dandy memang mengenal andra. dia sangat pintar dalam hal berbisnis untuk soal membaca data seperti ini mungkin bukan hal yang susah untuk andra

"Daddy kasih tau jangan bang?" tanya Rakael

"Kalo menurut abang sih, kasih tau. Mau gimanapun Orang tua kamu harus tau" ucap dandy

Rakael mengangguk, "Kirim rekapan semua datanya ke email el, jangan sampai ada yang tau kalo el lagi nyeludikin ini." Ucap rakael serius

RAKAELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang