pict : Delara Anindya
-----
Ratras mengantar Bella kerumahnya dengan selamat. Bella melambaikan tangannya ketika mobil Ratras mulai melaju. Bella menghela nafasnya sejenak, lalu tersenyum simpul. Ia pun melangkahkan kakinya untuk masuk kedalam rumah.
Bella melihat jam diponselnya. Pukul setengah enam sore. Bella pun bergegas memasuki rumahnya.
Saat sampai diruang tamu, Bella melihat ada sang kakak tengah duduk disofa. “Baru balik lo?” tanya kakaknya.
Bella mengangguk kecil, “Iya kak.”
“Tumben, ikut eskul emang?”
Bella menggeleng, “Kak Delara bukannya udah tau kalo aku ikut Genafel?”
Delara menggeleng, “Gak tuh. Gak pengen tau juga.”
Bella mengangguk. “Bella keatas dulu kak.”
“Bunda lagi ketemu temennya diluar, kalo mau makan bikin sendiri bahan-bahan udah dibeli tadi, jangan manja.” ucapan kakaknya membuat Bella kembali menoleh, lalu mengangguk kepada kakaknya. “Iya kak.”
“Bell.” panggil kakaknya lagi. Padahal Bella baru saja menaiki anak tangganya beberapa, panggilan tersebut membuat langkah Bella berhenti.
“Iya kak?”
“Seminggu lagi gue tunangan.” kata Delara.
“Em.” jawab Bella seraya mengangguk sekali membuat poninya juga bergoyang.
“Kali ini ngalah buat gue, Bell.”
“Kapan kakak ngalah untuk Bella?” Bella malah bertanya.
“Bell, tolong, gue mau kuliah. Lo tau ekonomi keluarga kita udah gak kaya dulu lagi. Semenjak ayah gak ada, perusahaan merosot Bell. Dan itu karena pengobatan lo dulu.”
“Tapi Bella juga mau kuliah kak, itu jatah warisan Bella kak,” ujar Bella menekankan.
“Tapi jatah warisan gue dipake buat pengobatan lo!” sentak Delara. “Dan gue benci sama lo Bell!”
“Kalo benci kenapa gak lo biarin gue mati aja kak?!” balas Bella tak kalah membentak, dadanya naik turun, kelopak matanya mulai berair yang tandanya Bella akan menangis.
“Asal lo tau aja ya kak, uang warisan lo—”
“—Ada apa ini?!” sumber suara dari arah pintu utama membuat Bella dan Delara menoleh.
“Kalian masih mempermasalahkan ini? Bella, kamu pergi ke kamar terus mandi, abis mandi kita makan malam bareng dan bunda mau bicara sama kalian.” kata Fella.
“Iya bun.” jawab Bella seraya menunduk. Bella pun pergi ke kamarnya.
--
Bella, Delara, dan Fella sudah berada di meja makan. Beberapa makanan sudah tersedia diatas meja dan siap untuk disantap. Tetapi keheningan menyelimuti keluarga ini hingga akhirnya Fella membuka suara.
“Bunda mau tanya sama kamu Bella.” kata Fella serius.
Bella menoleh, “Iya bun.”
“Kalau kamu mau kuliah, kamu bakal ambil jurusan apa?”
Bella menggeleng pelan. “Belum kepikiran karena Bella aja masih kelas sepuluh. Bella juga belum nemuin bidang Bella apa.”
“Kalau gitu, kasih jatah warisan kamu ke kakak kamu. Sebentar lagi dia lulus SMA Bell, dia butuh kuliah.”
“Biar Bella masih beberapa tahun lagi, tetap aja bun itu uang Bella. Uang warisan itu amanah bun. Bella gak bisa. Bella masih pakai untuk keperluan mendesak Bella.” jawab Bella.
KAMU SEDANG MEMBACA
GENAFEL
Teen FictionKisah Genafel Team generasi dua belas, Tertanda, Ketua Genafel Team, Ratras Abilio.