Disepanjang koridor, Bella terus saja cemberut tanpa tersenyum. Bila ada yang menyapanya, ia hanya diam saja. Saat sampai dikelas, Bella pun meletakkan tasnya dan langsung menenggelamkan kepalanya diatas meja.
“Bell?”
“Bella?”
“Bell!” Bella yang terusik pun mengangkat kepalanya. Ia mengerucutkan bibirnya. “Apa sih?!” balas Bella jutek.
“Lo kenapa sih? Dari kemarin masih aja uring-uringan gini. Acara kita dikit lagi loh Bell. Udah dong, jangan ginii..” pinta Shea.
“Shea.” panggil Bella.
“Kenapa?”
“Do you know i'm in a badmood?”
“Tau.”
“Udah pernah ngerasain gue amuk belum?”
“Emang gimana?”
“SHEA!!” teriak Bella hingga membuat seisi kelas menoleh kearahnya. Bahkan siswa yang lewat didepan kelas Bella pun terkejut mendengar teriakan Bella. Bella menghentak-hentakkan kakinya kelantai hingga menimbulkan bising.
“Iya-iya! Yaudah lo tenangin diri lo dulu, gue mau kekamar mandi dulu. Tunggu Joana, paling bentar lagi dia dateng, oke?”
Bella hanya mengangguk seperti anak kecil.
Tak lama setelah kepergian Shea, Joana pun datang. Cewek itu langsung duduk disamping Bella seolah mengerti apa yang tengah dipikirkan oleh Bella.
“Bell, gue mau kasih tau nih.” ucap Joana.
“Mm.” Bella hanya berdeham.
Joana pun memegang pundak Bella, mengusapnya lembut. “Kalo gue diposisi lo, gue pasti akan bersikap kaya gini juga, sama kaya lo.”
“Gue juga bakal kesel, marah, kecewa, ketika suatu hal yang menurut kita penting dirahasiain sama sahabat kita.”
“Tapi, lebih baiknya lo tanya langsung sama Gara. Kenapa dia harus rahasiain persahabatannya sama kakak lo, bahkan sama kak Aras.”
“Iya, gue ngerti. Gue bakal lakuin itu juga Jo. Gue bakalan nanya sama kak Aras dan Gara di event nanti. Makanya gue bikin jadwal kita bertiga.” ucap Bella.
Joana mengernyit. “Terus apa yang bikin lo galau gini?”
“Gue dijodohin sama Gara.”
“WHAT?!” jelas saja Joana terkejut. “Maksud lo, Gara, Gara si biang kerok?!”
Bella mengangguk. “Biar gue nolak berapa kali, kalo tekadnya Delara udah pasti ya gak bisa diganggu lagi. Apalagi pas bunda nurut aja sama dia. Gue bisa apa?!”
“Asli, aneh banget. Tiba-tiba Delara ngejodohin lo sama Gara, bukannya dia gak suka liat lo deket sama Gara?”
--
Bel istirahat pun berbunyi, seluruh anak Genafel diminta Ratras untuk keruangan sekarang juga. Bella yang mendengar informasi itu pun menunduk lesu, haruskah disaat seperti ini ia bertemu dengan Gara?
Saat sampai diruang Genafel, Bella pun duduk diantara Obi dan juga Alika. Ratras yang melihat tingkah Bella yang aneh ini menggerutkan dahinya, biasanya gadis itu akan mengomel terlebih meminta untuk duduk disamping Gara.
Namun, gadis itu melewati Gara. Yang berarti Bella sedang tidak baik-baik saja dengan Gara. Ratras yang tidak mau terlalu ikut campur pun hanya menghela nafas pelan, lalu kembali duduk ditempatnya.
Mata Ratras terus menuju pada Gara. Cowok itu tak lepas pandangan dari Bella. Tak selang lama, Ratras melirik Ghea. Gadis itu juga sepertinya tidak sedang baik-baik saja melihat Gara yang terus memperhatikan gadis lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
GENAFEL
Teen FictionKisah Genafel Team generasi dua belas, Tertanda, Ketua Genafel Team, Ratras Abilio.