1 〙 sky

16 9 6
                                    

Hanya suara gesekan spidol di papan tulis yang terdengar di kelas. Tiga puluh enam siswa-siswi di kelas itu diam tanpa suara.

"Ada lima soal, silahkan kalian kerjakan dengan benar!" ucap Pak Hakim dengan tatapan tajamnya. "Waktunya lima menit!"

Lima menit berlalu.

"Mana yang namanya Husen?!"

Tiga puluh lima murid kelas itu kompak menoleh ke arah seorang murid laki-laki berkacamata yang duduk di bangku paling depan. Dengan susah payah dia mengangkat tangannya yang gemeteran.

"Kamu kerjakan nomor satu!"

Setelah mengambil spidol, Husen berdiri menghadap papan tulis untuk mengerjakan soal yang diberikan Pak Hakim.

Guru matematika itu membenarkan letak kacamatanya dan melihat ke buku absen.

Elsa yang duduk di sebelah Safa mendekat, lalu berbisik, "Sa, kayaknya soal-soal dari Pak Hakim buat kita beda jauh sama punya kelas sebelas."

Di samping, Safa melihat ke arah Husen yang masih berdiri mematung di depan sana memandangi soal nomor satu. "Husen yang pinter dan juara olimpiade matematika tahun lalu aja nggak tahu harus nulis apa karena gemeteran," balasnya.

Safa menengguk ludah, dia belum dan tidak akan pernah siap jika namanya dipanggil sekarang.

"Farradila Saf-"

"Pak Guru?!" Safa berdiri sambil mengangkat tangannya mantap.

Pak Hakim menghela napas. "Ada apa?"

"Saya izin mau ke toilet."

"Ya, sana. Tapi cepat kembali ke kelas!"

"Terima kasih, Pak."

Safa segera melesat pergi dari kelas. Akhirnya ia bisa bernapas lega karena berhasil melarikan diri dari pelajaran matematika Pak Hakim.

Tujuan pelariannya adalah lapangan futsal sekolah yang ada di belakang gedung kelas sepuluh. Saat melewati kantin, samar-samar Safa mendengar suara tawa yang menyita perhatiannya.

"Siapa, ya?" tanya Safa pada dirinya sendiri.

Kemudian ia mengedarkan pandangan dan menemukan dua murid yang sedang membolos itu asik tertawa di sudut kantin. Safa diam sebentar. Ia mengenali siapa murid laki-laki yang ada di sana.

Sepertinya melarikan diri dari kelas Pak Hakim bukanlah ide yang tepat. Nyatanya, Safa malah mendapat kejadian yang tak mengenakkan.

Sesampainya di lapangan futsal, Safa memilih duduk di pinggir lapangan sambil memandangi salah seorang anggota team futsal sekolah bernomor punggung 31 yang sedang berlari mengitari lapangan.

Gadis itu tersenyum saat dia menoleh ke arahnya. Kurang dari tiga detik, dia berlari ke pinggir lapangan dan menghampiri Safa.

"Sa!" panggilnya lirih.

Safa menatap Langit penuh luka. Kemudian, ia terkekeh. "Temani aku ke dokter mata yuk, Ky." Ia memberi jeda sebentar. "Mataku kayaknya perlu diperiksa. Masa tadi aku liat Nathan duduk berdua mesra-mesraan sama cewek."

Langit mengelap keringat di keningnya, lalu menatap Safa. Dia menarik tangan Safa berniat mengajaknya pergi, "Kita pulang yuk, Sa?"

Safa menggeleng. "Kamu lanjut latihan lagi aja." Ia tersenyum getir, lalu melihat ke ponsel di tangannya. "Aku mau telfon Nathan dulu. Mau tanya dia ada di mana sekarang."

Langit kembali duduk-memperhatikan Safa. Dia tahu Safa sedang terluka. Suara Safa bergetar saat ia berbicara tadi, dan kalimatnya terdengar begitu berat untuk diucapkan.

"Halo, Nat. Kamu ada di mana sekarang?" tanya Safa ketika panggilan sudah terhubung.

Lima detik kemudian, tiba-tiba sambungan telepon terputus. Digantikan dengan masuknya sebuah SMS dari operator.

"Yah, Ky. Kuotaku habis."

"Sekarang banget habisnya?"

"Nih, lihat." Safa menyodorkan ponselnya, menunjukan SMS yang dikirim oleh operator.

Langit mengangguk setelah membacanya.

Tiba-tiba Safa tersenyum.

Langit mengernyitkan dahi, "Kenapa?"

"Bagi hotspot dong."

Langit menggeleng-geleng. Dia mengambil tasnya yang berada di samping. Kemudian memasukkan tangannya ke dalam tas, mencari sesuatu.

Setelah mendapatkannya, Langit memberikan sebuah benda pipih yang ia ambil itu kepada Safa.

"Makasih, Ky."

"Hm."


ִ    ֗    ִ ˑ    ִ    ֗    ִ ˑ    ִ    ֗    ִˑ    ִ    ֗    ִ ˑ    ֗   ִ ˑ    ֗  

BAB 1 〙560 Kata

Draf : 31 Mei 2021
Dipublikasikan : 6 Juni 2021

〘 VOTE 〙〘 KRISAR 〙

#stoplagiat

Swipe Up!
to next story

sky [New Story]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang