"Aww, aduh ... aduh ...."
Langit mengerang.
"Udah kayak gini baru bilang aduh. Ke mana perginya kata 'nggak pa-pa' kamu?" tanya Riani yang sedang mengompres luka Langit.
"A ... aduh, Tan. Sa .... sakit!"
Kevin, Aldi dan Vino yang ada di sana hanya bisa menahan tawa melihat sahabatnya seperti itu. Memang tidak salah mereka membawa Langit pulang ke rumah Safa, bukan ke rumahnya sendiri.
"Langit! Dari dulu jaman Tante masih seusia kamu nggak ada ya sejarahnya main futsal, pulangnya bonyok kayak gini. Tante aja baru tahu kalau lapangan futsal udah jadi lapangan gulat!"
"Wah, se ... serius Tante juga main futsal dulu pas lagi muda, kok aku baru tahu?"
"Ya enggaklah! Emangnya kamu pernah serius?!"
"Aku serius waktu Tante nitip Safa ke aku."
Riani yang kesal sendiri langsung menekan luka di wajah Langit dengan handuk komperesan.
"Aaaaaaaa!!!" Langit menjerit.
"Beeeeeee!!!" imbuh Kevin.
"Ceeeeeee!!!" sambung Aldi.
Kemudian mereka tertawa.
Langit menoleh sinis. "Kalian itu temen gue atau bukan sih? Udah gue bilang antar ke rumah gue aja, malah belok ke sini. Sekarang lo bertiga malah ngetawain gue bukanya nolongin. Dasar temen nggak jelas!"
Mereka masih tertawa. Bahkan Vino sampai terbahak-bahak setelah mendengar ocehan Langit.
"Saat-saat seperti ini, kita cuma bisa bantu lo sampai dapet obat aja. Setelahnya, kita serahin sama yang mau obatin lo," ucap Aldi.
"Langit! Kalau temen-temenmu nggak bawa kamu ke sini, terus yang ngobatin luka kamu siapa? Tante tahu rumahmu kosong, kemarin tantemu pamitan sama Tante, bilang kalau mau ke Bandung."
Langit diam, sesekali masih mengerang pelan.
"Kalau kamu di rumah, Tante atau Safa nggak akan tahu kalau kamu kayak gini. Pasti kamu biarin aja, nggak kamu obatin. Sampai lukanya jadi infeksi!"
Diam-diam Langit mendengarkan betul apa yang Riani katakan. Beruntungnya dia punya sahabat yang masih memiliki orang tua dan sangat baik seperti Riani.
Beberapa saat kemudian. Riani baru menyadari perubahan Langit. Dia tampak lebih lesu dan diam. Bahkan tidak mengeluarkan suara erangan lagi seperti sebelumnya.
"Kamu kenapa?" tanya Riani.
Bukannya menjawab, Langit malah meletakkan kepalanya di bahu Riani yang ada di sebelahnya. "Makasih, Tan. Udah mau peduli sama aku sejauh ini. Aku nggak tahu kalau nggak ada Tante, apa aku masih bisa ngerasain ini semua."
Riani memeluk Langit. "Kamu itu sudah Tante anggap anak sendiri. Kebaikan kamu jauh lebih besar dari kebaikan Tante. Lima tahun kamu nggak pernah nolak kalau Tante mintai tolong buat temenin Safa selama Tante nggak ada di rumah."
Langit diam mendengarkan.
"Soalnya kalau kamu kayak gini, Tante jadi sungkan buat minta tolong ke kamu. Tante harap kamu cepet sembuh, jangan males!"
"Makasih, Tan."
"Kalau kamu sembuh, Tante bisa minta tolong ke kamu buat temenin Safa besok."
"TANTE!"
☁︎
Malam harinya.
Kevin, Aldo dan Vino sudah pulang sejak jam lima sore tadi. Sedangkan Langit masih tetap di rumah sahabatnya seperti permintaan Riani.
"Malam ini kamu nginep di sini, ya."
"Ngrepotin banget, Tan."
"Biar ada yang jagain kamu."
"Siapa?"
"Safa."
Langit menggeleng. "Safa butuh tidur yang cukup. Kalau dia jagain aku, tidurnya jadi terganggu. Aku juga nggak mau ngrepotin Safa atau Tante lagi. Kalian udah terlalu baik sama aku."
Riani tersenyum. "Ya udah, nanti Tante sama Safa gantian jagain kamunya."
"Iya! Lagian kamu sok baik banget sama kata 'ngrepotin' padahal aja udah ngrepotin dari awal. Kalau nggak sampai akhir, nanggung!" sahut Safa yang baru saja keluar dari dapur.
Langit jadi tidak enak dengannya. Karena kebisingan tadi sore di bawah, Safa yang sedang tidur di kamarnya jadi terganggu.
"Nih, minum!" Safa menyerahkan secangkir teh hangat kepada Langit.
"Makasih, Sa."
"Hm."
Safa mengambil remote di meja dan menyalakan TV agar ada suara lain dari mereka. Sekaligus memecah keheningan saat tidak ada yang bersuara.
Setelahnya, mereka hanya menikmati acara TV.
ִ ֗ ִ ˑ ִ ֗ ִ ˑ ִ ֗ ִˑ ִ ֗ ִ ˑ ֗ ִ ˑ ֗
BAB 5 〙602 Kata
Draf : 3 Juni 2021
Dipublikasikan : 7 Juni 2021〘 VOTE 〙〘 KRISAR 〙
#stoplagiat
Swipe Up!
to next story
KAMU SEDANG MEMBACA
sky [New Story]
Teen FictionKetika sebuah kisah yang berawal manis, harus berakhir dengan tragis. Draft : 30 Mei 2021 Dipublikasikan : 6 Juni 2021 !!WARNING!! sky adalah ceritaku, ditulis sesuai ideku, dan dirangkai dengan gaya bahasa & tulisanku. dilarang copy paste #stoplag...