7 〙sky

7 5 2
                                    

Safa menatap sahabatnya, yang sedang berlari mengejar bola di tengah lapangan. Seperti permintaan ibunya, hari ini ia menemani Langit latihan futsal yang terakhir.

Ia tersenyum saat melihat Langit terlihat senang dengan hal ini. Safa tahu, Langit suka dan hobi bermain futsal sejak SD. Setiap sabtu dan minggu ia selalu main futsal bersama teman komplek rumahnya. Dan sekarang, dia sudah punya team futsal yang siap bertanding di turnamen.

Drettt ....

Senyum Safa memudar saat ponselnya bergetar. Sebuah notifikasi pesan muncul di layar kunci.

Safa menyeringai membaca siapa yang mengirim pesan itu. "Masih inget pacar dia?" tanya Safa pada dirinya sendiri.

Nathan : Sayang.

Tak lama sebuah pesan kembali masuk, disusul oleh beberapa pesan berikutnya.

Nathan : Apa kabar?

Nathan : Maaf aku nggak ngabarin kamu satu minggu ini. Aku bener-bener lagi sibuk.

Safa pun menggerakkan jarinya di atas keyboard untuk membalas pesan yang Nathan kirimkan.

Safa : Aku ngerti kamu lagi sibuk banget.

Nathan : Hari ini kamu ada waktu?

Nathan : Ngopi yuk, di tempat biasa.

Safa : Aku lagi nemenin Langit latihan.

Nathan : Kamu ada waktu sama dia tapi nggak ada waktu sama aku?

Safa : Aku udah janji duluan sama dia.

Nathan : Mau aku samperin?

Safa : Nggak perlu, kita udah mau pulang kok sebentar lagi.

Nathan : Ya udah, nanti aku ke rumah aja.

Safa : Y.

Tak ada pesan masuk lagi dari Nathan. Akhir-akhir ini ia merasa hubungannya dan laki-laki itu semakin merenggang.

Safa menghembuskan napas lelah. Ia lelah dengan hubungannya dan Nathan. Jika sudah saling lupa kenapa harus bertahan, Safa selalu teringat kata-kata itu saat Nathan tidak pernah menghubunginya.

"Putus aja kali, ya? Mungkin jalan yang lebih baik, dari pada pura-pura bahagia tapi menyiksa."

Safa tertunduk. Kembali memikirkan ucapannya, sepertinya itu memang sudah paling tepat.

"Safa, awas!"

Suara seruan Langit terdengar begitu jelas di indra pendengarnya. Safa terlambat menoleh ke lapangan. Sekilas, ia melihat sebuah bola mengarah kepadanya dan menghantam kepalanya dengan sangat keras.

Tiba-tiba semuanya menjadi gelap, dan Safa tidak sadarkan diri.

"Safa!"

Langit segera berlari ke pinggir lapangan tempat Safa berada. Tubuhnya tumbang karena terhantam bola itu.

"Sa! Bangun, Sa!"

Ia mencoba menyadarkan Safa dengan menepuk-nepuk pipinya beberapa kali. Langit juga mengguncang tubuh sahabatnya itu agar dia segera membuka matanya dan sadar.

"Lang, coba pake ini!" ucap Aldi sambil memberikan sebotol air mineral yang masih utuh pada Langit.

Laki-laki itu menerimanya dengan cepat, dan segera memercikan air ke wajah Safa.

"Safa! Bangun, Sa! Ini aku, Langit!"

Kelopak mata Safa bergerak. Matanya perlahan terbuka. Pertama kali yang terlihat adalah wajah sahabatnya yang tampak begitu cemas.

"Ky?" lirihnya.

Langit tersenyum saat sahabatnya sadar.

"Telinga aku kok 'nginggg' gitu ya, Ky?" tanya Safa sambil memegang telinganya.

Seketika senyum Langit memudar, ia kembali cemas dengan Safa. "Sakit nggak?"

Safa mengangguk, "Agak perih gitu."

"Tadi bolanya kena ke telinga Safa, Lang. Mungkin karena itu telinganya sakit," ucap Kevin.

Langit diam.

Dia masih menatap sahabatnya.

Tiba-tiba Safa mendongak, menatap Chandra. Langit yang melihatnya pun ikut melihat temannya itu. Dan Chandra hanya menundukkan kepala.

"Kenapa, Sa?" tanya Langit.

Safa menoleh ke Langit, kemudian menggeleng.

"Nggak apa-apa."

Tak lama kemudian, Safa menengguk minum yang Aldi berikan. Entah kenapa sedari tadi ia memberikan air terus kepadanya dan Langit.

"Telinga kamu masih sakit kah?" tanya Langit.

Safa menggeleng. "Udah enggak, Ky."

"Pusing?"

"Lumayan."

Langit mengangguk.

"Pulang yuk, Sa?" ajaknya.

"Latihan kamu gimana?"

"Udah mau jam sebelas, bentar lagi mereka selesai. Kita bisa pulang dulu."

Safa mengangguk.

Langit pergi ke lapangan dan pamit kepada teman-temannya untuk pulang. Mereka pun mengangguk karena tahu kondisi Safa.

"Ayo!"


ִ    ֗    ִ ˑ    ִ    ֗    ִ ˑ    ִ    ֗    ִˑ    ִ    ֗    ִ ˑ    ֗   ִ ˑ    ֗  

BAB 7 〙580  Kata

Draf :  5 Juni 2021
Dipublikasikan : 8 Juni 2021

〘 VOTE 〙〘 KRISAR 〙

#stoplagiat

Swipe Up!
to next story

sky [New Story]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang