Bisa bekerja di perusahaan besar tentu saja menjadi impian banyak orang, selain karena terpandang pastinya gaji yang ditawarkan begitu menggiurkan dan masa depan juga terjamin
Namun tampaknya hal itu kini jadi boomerang bagi Sallyna Alvionita, gadis berusia 24 tahun itu merasakan ternyata bekerja di perusahaan besar tidak seindah dan sekeren yang ia bayangkan
Dalam bayangannya sally kira menjadi sekretaris sekaligus asisten dari seorang Direktur Utama itu sangat keren, anggun dan elegant. Namun sepertinya kini ia harus menepis jauh - jauh hayalan itu, oh bukan kini, namun sejak 2 tahun yang lalu ketika ia pertama kali menginjakkan kakinya di perusahaan besar ini sebagai seorang sekretaris dari Boss utama.
PT. Bramajaya Group, perusahaan yang bergerak diberbagai bidang produksi makanan, minuman dan juga kosmetik ini berhasil menjadi raksasa industri karena tengah naik daun dengan produk - produknya yang mampu memikat hati para konsumen. Semua orang berlomba - lomba ingin menjadi bagian dari Bramajaya Group, namun begitu sulit ditembus karena memang perusahaan itu hanya mencari orang - orang terpilih
Harusnya sally merasa beruntung dan bangga karena bisa menjadi bagian dari perusahaan besar itu sejak 2 tahun yang lalu, apalagi ia menduduki jabatan sebagai Sekretaris Boss, bukan sebagai karyawan biasa. Namun agaknya itu menjadi tekanan tersendiri baginya, karena kenyataannya boss dari perusahaan besar dan sukses ini benar - benar diluar ekspektasinya
Jika kalian berfikir jika sang Boss adalah pria tua dengan perut buncit, kepala botak atau rambut penuh uban dan tidak enak dipandang maka kalian salah besar. Karena pak boss yang sally maksud adalah seorang pria muda yang seumuran dengannya, namun yang selalu membuat sally mengeluh adalah kelakuan dari boss nya yang diluar nalar, pria itu manja, tengil dan salty. Kelakuannya benar - benar tidak bisa ditebak, dan perkataanya tidak boleh dibantah. Semua yang dikerjakan oleh anak buahnya harus sempurna dan tepat waktu, jangan lupakan juga hobbynya yang suka foya - foya.
Beruntungnya sally karena selama dua minggu terakhir bossnya yang bernama Mark Bramantara itu sedang keluar negeri untuk perjalanan bisnis bersama ayahnya. Jadi sally bisa sedikit menyejukkan otak dengan tidak mendengar ocehan dari pria menyebalkan itu
"Sally, ngapain senyum - senyum?"
Teguran dari salah seorang rekan kerjanya seketika membuyarkan lamunan sally yang sedang menikmati waktu santainya tanpa teguran atau ocehan dari sang boss
"Eh, dona. Gapapa kok don, ada apa nih?"
Perempuan yang barusan sally panggil dona itu hanya bisa menggelengkan kepalanya prihatin. Ia menyadari temannya itu mengalami tekanan batin yang cukup besar selama menjabat sebagai sekretaris
"Ini, gue mau nyerahin berkas persetujuan anggaran biaya produksi ke pak mark sal" ujar dona seraya menyerahkan map berwarna hijau di atas meja kerja sally
"Oke don, tapi agak lama ya, soalnya pak mark masih di jepang sama papinya"
Dona hanya mangut - mangut, perempuan yang menduduki jabatan sebagai kepala divisi keuangan itu sekarang nampaknya paham kenapa sally tak henti menuai senyumannya sejak tadi, ia mengambil tempat duduk didepan meja kerja sally hendak mengajaknya bergosip. Mumpung pak bos gak ada yekan