Vol.1 Chapter 4 Guru.

4 0 0
                                    

~Sudut Pandang Vivian~

William adalah anak yang paling manis, dan aku tidak mengatakan ini hanya karena aku seorang ibu yang menyayanginya.

Tidak.

Dia dan rambut hitam kecoklatan yang sedikit dan juga mata lucu yang yang hampir memancarkan cahaya biru saat ia memandang, terkadang terlihat seperti orang yang cerdas.

Tidak, tidak, sekali lagi, aku mengatakan ini bukan karena aku seorang ibu yang menyayanginya. Aku sudah berencana menjadi ibu yang tegas dan adil. Karena aku tidak bisa mengandalkan suamiku untuk mengajarkan Willi kecil akal sehat. Demi tuhan, aku benar-benar tidak bisa menyerahkan Willi kecil kepadanya, bayangkan saja suamiku sudah mengajari Willi kecil bagaimana cara bertarung saat ia baru berumur 4 tahun.

Aku merasa si kecil ini akan berubah seperti ayahnya jika aku membiarkannya begitu saja. Aku bersumpah, aku benar-benar lengah sedikit saja darinya, jika aku lengah Willi kecil selalu menghilang dan kutemukan berada di ruang belajar, hal ini ku ketahui saat ia baru bisa merangkak dan selalu berada di sana hingga ketiduran.

Aneh sekali, aku sudah membelikannya banyak boneka binatang dan mainan kayu untuk dimainkannya, tetapi ia selalu kembali ke ruang belajar. Entah kenapa, Willi kecil berbalik terbalik dengan ayahnya yang bahkan membenci membaca kertas koran.

Melihat betapa bersemangatnya dia ketika kami pergi ke kota, aku memutuskan untuk berbelanja di kota dua kali seminggu. Ini hanya untuk pendidikan nya untuk dunia luar. Ya haha... untuk itu.

Putraku sepertinya tertarik terhadap banyak hal. Aku bisa melihat ini dari gerakan kepalanya yang selalu melihat kesana kemari, mencoba memahami sesuatu di sekitarnya. Dia juga terlihat sangat tertarik latihan dengan ayahnya.

Hingga saat hari ulang tahun nya yang ke lima tiba, aku membelikannya buku tentang sihir. Dia terlihat senang dengan hadiahku, bahkan Willi kecil sampai menangis dan memeluk kami.

Tapi sebulan lebih kemudian hal tidak terduga terjadi, Willi kecil mampu menguasai sihir tingkat menengah. Mengetahui hal itu aku langsung memutuskan mencari guru sihir untuknya.

'Anak ini pasti menjadi seorang yang hebat suatu saat nanti.'

Awalnya aku khawatir akan perkembangan Willi yang cepat yang dapat menguasai sihir dan latihan pedang hingga tingkat menengah, tapi rasa khawatir ini hanya bertahan beberapa hari dan aku juga ikut senang melihat Willi mendapat guru untuk mengasah kemampuan sihirnya.

~Sudut Pandang William~

Dan karena hal tersebut keluarga kami menyewa guru sihir pribadi. Dan tampaknya gaji guru privat sangat tinggi.

Tapi ini adalah wilayah desa yang agak jauh dari ibukota.

Karena tempat ini adalah daerah perbatasan, maka sangatlah susah untuk mendapatkan tenaga pengajar yang mahir.

Apakah mereka dapat mempekerjakan seseorang hanya dengan mengirimkan permintaan ke Guild Sihir dan Guild Petualang?

Meskipun aku memiliki kekhawatiran seperti itu, hal yang tak terduga adalah, ternyata kami dapat menemukan tutor dengan cepat, dan calon guruku pun akan datang beberapa minggu lagi.

Desa ini tidak memiliki penginapan, sehingga lowongan pekerjaan itu menyertakan fasilitas berupa tempat tinggal bagi si tutor.

Menurut dugaan orang tuaku, calon guruku mungkin adalah seorang pensiunan petualang.

Di dunia ini, hanya penyihir yang telah menguasai sihir kelas lanjut atau lebih tinggi, yang boleh menjadi seorang tutor.

Yang datang mungkin adalah seorang pria setengah baya, atau bahkan kakek tua yang menghabiskan hidupnya untuk meneliti sihir. Orang itu mungkin memiliki jenggot, dan tampak bijaksana.

Pearls Of AncientTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang