Vol.1 Chapter 6 Alasan Untuk Tetap Hidup.

3 0 0
                                    

Sejak datang ke dunia ini, aku belum pernah keluar dari lingkungan rumah.

Aku menghabiskan waktu setiap hari untuk berlatih pedang, sihir dan pengetahuan terus menerus.

Aku merasa tidak perlu untuk memiliki banyak orang untuk perlu ku sayangi.

"Hei nak bukankah kamu harus memiliki teman di usia sekarang, aku bisa mengurangi waktu latihan jika kamu memintanya."

"Makasih tawarannya ayah, tapi tidak perlu sekarang."

"Hmm.. Baiklah sekarang kita lanjutkan latihannya."

Sekarang aku berumur 8 tahun dan Eleanor berkata akan ada ujian kelulusan nanti. Omong-omong sekarang aku sudah menguasai hampir semua sihir tingkat tinggi.

Dan juga tingkatan sihir ada 5 tingkatan yaitu bawah, menengah, tinggi, agung, dan bencana. Sedangkan pedang hanya memiliki 3 yaitu bawah, menengah, dan tinggi.

Keesokan harinya Eleanor mengajakku pergi keluar rumah untuk menyelasaikan ujiannya.

"Willi tangkap." Ucap James sambil melempar pedangku yang diberinya 3 tahun lalu.

"Untuk apa aku membawanya?"

"Untuk berjaga-jaga apa kau tidak malu berlindung ke perempuan. Maaf sebelumnya aku tidak bermaksud menyinggungmu Eleanor." Balasnya menyeringai.

'Hehh..'

"Santai saja lagipula aku juga ingin melihat bagaimana latihan pedangnya di luar sana."

"Ayo kita berangkat."

"Okey.. Baiklah."

Eleanor melemparku ke punggung kuda. Kemudian dia juga memanjat kuda tersebut, kemudian mengambil kendali. Kuda pun maju dengan derapan langkah.

Dan dengan begitu, akhirnya aku meninggalkan rumah. Kami memakai kuda ayah yang bernama Yoru.

Ini adalah pertama kalinya aku keluar halaman rumah, semenjak aku bereinkarnasi di dunia ini.

Eleanor perlahan-lahan bergerak maju ke desa.

Penduduk desa terus memandangi kami dengan tatapan penuh keraguan.

'Kenapa mereka memandangku dengan aneh?'

"Yo nak, Eleanor selamat pagi."

Seraya bergantian banyak orang menegur kami selama perjalanan. Ternyata banyak orang ramah di dunia ini. Mungkin karena kebiasaan cara bertahan hidup di dunia lama membuatku berpikir bahwa akan merepotkan memiliki banyak orang yang di sayangi.

Kami pun mengucapkan salam dengan kompak. Bahkan ada yang menanyakan kenapa aku tidak pernah keluar rumah.

"Maaf untuk sebelumnya, tapi aku memiliki alasan tertentu. Tapi ketika aku melihat hal ini pasti setelah ini aku pasti akan keluar untuk melihat hal lainnya."

"Haha.. Kau bicara berbelit-belit, si Willi kecil ini hanya malu untuk keluar rumah." Ucap Eleanor seraya mengusap kepalaku.

"Ohh begitu, semoga perjalanan kalian menyenangkan."

Hatiku kembali lega.

Kumelihat pemandangan sekitar desa.

Ladang dan rumah-rumah, bintang di langit, semuanya terhampar sampai ke cakrawala.

Atmosfir desa.

Aku bisa melihat sejumlah besar orang di sekelilingku. Jika mereka lebih merapat, mungkin jumlahnya setara dengan suatu kota kecil.

Setelah santai, aku terdiam untuk sementara waktu. Aku tidak pernah mengalami ketenangan seperti ini.

Ada sekitar 26 kepala keluarga di sini, dan rata-rata profesi mereka adalah petani.

Pearls Of AncientTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang