Aku berusia 10 tahun sekarang.
Saudariku Iris, tumbuh dengan sehat.
Dalam 2 tahun dia selalu menangis setiap kali mengompol, mengotori popok, lapar, atau merasa ada sesuatu yang salah. Dia bahkan menangis ketika tidak ada yang salah.
Dia menangis lebih keras di tengah hari. Dan menangis secara normal di siang hari.
Itu meruntuhkan mental James dan Vivian dengan cepat.
Mungkin mereka merasa berbeda mengatasi Iris, yang dimana aku sangat tenang saat bayi. Mungkin karena disebabkan ingatanku sebelumnya, jadi aku tidak menangis tanpa sebab.
Sekarang Iris mampu mengucapkan kata ayah, dan ibu cukup lancar, terkadang dia memanggil ku dengan nama Willi.
"Will.. Will.. Willi."
"Tidak itu salah Iris harusnya kakak, kakak."
"Akk.. Kak.. Kakak?"
"Iya betul."
Iris terlihat senang saat ku elus kepalanya.
Saat ini aku sudah menguasai setengah dari teknik berpedang tingkat tinggi dimana mungkin 2-3 tahun lagi aku sudah lulus dari pelatihan James.
Tapi tetap aku tidak mampu mengalahkan James. Tapi aku telah berhasil membuatnya tergores disana - sini.
Fisik ku juga telah meningkat beberapa otot mulai terbentuk. Ternyata ada hasil dari latihan fisik kerasku.
Kuakui James sangat kuat, dia mampu mengalahkan sepasang cacing bumi dengan mudah padahal aku cukup kesulitan saat itu.
Para prajurit di dunia ini sangatlah kuat, dan tak masuk akal.
Karena adanya sihir penyembuhan, mereka tidak akan mudah mati, tapi lawan bisa membunuh dengan sekali serangan.
Keberadaan makhluk sihir telah membuat umat manusia beradaptasi dan menjadi kuat.
"Ohh cukup hebat sekarang, setelah menguasai sampai tingkat tinggi. Apa yang akan kau lakukan?"
Ketika ia mencapai kalimat itu, ia pun berhenti.
"Untuk itu kupikir aku akan menjadi petualang. Apa boleh yah?"
"Ehh.. Sudah kuduga tapi bagaimana dengan Viola nanti. Apa dia mau ditinggal olehmu?"
"Hmm.. Aku juga tidak tau, pasti kalau aku pergi dia akan merengek ikut juga."
James pun langsung mengusap kepalaku dengan kasar.
"Apaa... Kau ingin pergi tanpa memberitahuku."
Tanpa sadar aku tidak tau kalau ada Viola di depan rumahku.
"Bukan itu maksudku."
"Kalau begitu aku pergi dulu nak ada yang harus kuurus, selamat tinggal."
Setelah mengucapkan itu James langsung lari keluar dari rumah, seperti ia melemparkan masalah padaku.
Viola yang kelihatan marah juga menghampiriku.
"Jadi cepat jelaskan apa maksudmu itu."
"Ya ampun begini, keinginan untuk menjadi petualang sudah kupikirkan cukup matang, aku juga berniat memberitahumu tentang ini. Tapi menunggu waktu yang tepat."
"Sudah kuduga kamu pasti merengek ingin ikut, tapi kemampuan sihir mu masih belum cukup ada banyak monster kuat di luar sana. Kamu harus berlatih lagi disini setelah kuat kamu baru boleh ikut dengan ku."
"Kenapa kau selalu melihatku seperti anak lemah padahal aku sudah kuat. Hmm.."
Viola pergi dengan wajah marah dan sedih. Kalau tiba saat ini pasti kubiarkan sehari besoknya dia akan ceria lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pearls Of Ancient
FantasyBercerita tentang salah satu prajurit korban perang antara dua negara. Hans dia percaya hanya menjadi prajurit lah, dapat membayar hutang terhadap negara. Tapi perang perdana nya juga termasuk akhir hidupnya. Ketika ia mengira mereka akan menang ter...