Part 20 - Stay With Me

619 20 0
                                    

Aku merogoh saku celanaku saat merasakan hpku bergetar. Ternyata itu sebuah sms dari Keyna. Aku langsung membukanya.

" Aku kalah..." begitulah isi pesan singkat yang aku terima. Aku tersenyum lega saat membacanya sekaligus terharu. Air mataku pun tumpah saking bahagianya akhirnya Mexi tetap memegang kepercayaan yang aku beri padanya. Apalagi dia lebih memilihku daripada orang yang duluan dia kenal, yaitu Keyna.

" Lex..." sebuah suara memanggilku. Aku begitu mengenal suara itu, suara seseorang yang sedang aku rindukan. Aku mendongakkan kepala untuk melihat sumber suara itu. Mexi sedang berdiri dengan jarak sekitar lima meter di depanku. Aku bangkit dari duduk dan menatap tajam ke arahnya. Aku tak sanggup harus menghapus air mata bahagia ini di hadapannya. Mexi pun berlari ke arahku lalu menarikku ke dalam pelukannya. Aku pun menenggelamkan kepalaku di dadanya, menangis sekencang-kencangnya. Menumpahkan segala kegundahan yang menghampiriku selama dia pergi bersama Keyna. Mexi memelukku begitu erat, sampai aku merasa sulit untuk bernafas.

" Bodoh. Jangan pernah lakukan hal kayak gini lagi sama aku. Oke? " kata Mexi sambil mencubit pipiku. Aku hanya mengangguk dan mengakui kebodohanku. Aku memang terlalu bodoh melakukan hal sekonyol itu terhadap orang yang aku cintai. Mexi melepaskan pelukannya dan memegang daguku dengan tangannya.

" Aku gak akan pernah tergoda dengan cewek mana pun. Jadi, jangan pernah lagi kamu menguji kesetiaan aku kayak gini. Ngerti? " kata Mexi mengancamku.

" Aku kira kamu gak bakal bisa nolak Keyna." balasku sambil memanyunkan bibir.

" Aku gak bisa nolak dia hanya untuk satu hal, menjadikannya sebagai sahabat dan adik aku sendiri. Paham? " lanjut Mexi lagi. Aku pun mengangguk dan tersenyum.

" Haahhh...Maaf ya. Aku gak mau kehilangan kamu." kataku sambil kembali memeluknya.

" Apalagi aku..." balas Mexi sambil mencium puncak kepalaku dan meletakkan dagunya disana. Kami pun tenggelam dalam pelukan hangat ini. Rasanya aku tak ingin melepaskan pelukan Mexi karena aku tak ingin dia pergi kemana-mana sekarang. Aku ingin terus bersamanya, menghadapi apapun yang bakal terjadi ke depan bersama-sama.

***

Waktu menunjukkan pukul sembilan malam. Aku dan Mexi masih menunggu di bangku tunggu karena Nino dan Papanya masih berada di dalam ruang ICU untuk melihat Bundanya. Mexi menggenggam tanganku dan memainkannya sejak tadi. Aku yang menyadari kegiatannya itu pun mengernyitkan dahi.

" Kamu lagi ngapain? " tanyaku bingung.

" Hm? Enggak, gak lagi ngapa-ngapain."

" Terus kenapa tangan aku dimainin gitu? "

" Gak papa." jawab Mexi sambil tersenyum penuh arti.

" Ih, kenapa sih? Kok senyum-senyum gitu? "

" Enggak...Aku lagi ngebayangin aja."

" Bayangin apa? "

" Bayangin kalo sampai nanti aku tua, aku masih bisa megang dan mainin tangan kamu kayak gini."

" Hmmffhh...Hahaha...Apaan sih? "

" Kok apaan sih? Kamu aminin donk. Kamu gak mau tumbuh tua bersama aku? "

" Mexi, kita ini masih kuliah. Perjalanan kita masih panjang. Kamu kok mikirnya udah jauh banget sih sampai masa tua gitu? "

" Ya buat apa kita pacaran sekarang kalo gak punya tujuan? Tujuan kita kan buat nikah, terus kalo udah nikah hidup bersama deh sampai tua. Bener gak? "

" Iya, bener. Cuma itu kan masih lama, gak usah dipikirin dulu. Mending sekarang kita pikirin kuliah dan koas dulu. Tahun depan kan kita udah mulai koas."

Angel From GodWhere stories live. Discover now