"HAHAHAHA." Sebuah tawa ekspresi kepuasan menggema keras, mengagetkan semua orang yang ada di sana.
Itu adalah tawa milik Michael yang mendapatkan kartu A, K, Q, J, 10. Ya, Dewi Fortuna selalu saja berpihak pada si penjudi satu ini. Ia jarang sekali kalah melawan Jayson dan malam ini pun demikian.
Michael berdiri dari kursi, lalu membanting kartu-kartunya di depan Jayson. "Makan, nih! Apa gue bilang? Lo gak sepadan sama gue. Nasib lo sial. Ya ampun, Jay, Jay... cepetan beres-beres gih, terus pulang, tidur. Besok mau kuliah. Hahaha!"
Jayson menggertakkan gigi, menahan amarah kepada si lawan main. Ia pun berdiri, menatap Michael dengan benci. "Diem lo, bangsat!" bentaknya kesal.
Michael menyeringai lebar, kemudian menoleh ke belakang. "Jam berapa ini, Sar?" tanyanya pada Kaisar yang duduk di belakang kursinya.
Dengan mata berkantung dan wajah super mengantuk, Kaisar menjawab, "Jam 3 pagi, Tuan."
Namun meski lelah dan mengantuk, Kaisar puas atas kemenangan Tuannya. Ia tidak pernah menyetujui perjudian yang Michael gemari, hanya lega saja sang majikan tak perlu mempermalukan diri di lapangan kampus besok hari.
Michael kembali menatap ke depan di mana Jayson berada. "Selamat, Bro. Besok lo harus minta maaf ke Laras. Jangan lupa siapin speech yang mengharukan. Kalau gak mengharukan, gue suruh lo ulang," ujarnya dengan mata sudah lelah, tetapi menyala-nyala. Jangan lupakan senyuman menghina yang begitu menyebalkan.
Jayson tak dapat berkata apa-apa, ia menatap tajam Michael yang mulai berdiri dari kursinya. Jayson menahan gemuruh benci besar yang tak dapat ia luapkan karena salahnya sendiri bernasib sial.
"Duluan ya, Jay, Indra. Oh ya, special for you," Michael menunjuk Jayson, "see you di lapangan," ucapnya penuh senyuman, sebelum berbalik badan dan meninggalkan tempat. Kaisar mengekori di belakangnya.
Tersisalah Jayson yang ingin sekali membalikkan meja judi, tetapi ditahan tangannya oleh Indra. Mau ia hancurkan bar mahal itu sekalipun, ia tetap kalah taruhan.
....
Menghabiskan waktu puluhan menit melintasi jalan demi jalan ibu kota yang telah hening lengang, disupiri Kaisar yang syukurnya tak mengantuk lagi manakala diharuskan membawa kendaraan, mereka pun sampai di kediaman. Keluar dari mobil, masuk bersamaan ke dalam rumah dengan Kaisar yang akan selalu berjalan di belakang saja.
"Tuan."
Michael yang hendak menaiki tangga utama menuju kamarnya berhenti, menoleh dan menatap pada si asisten.
"Saya buatkan chamomile tea?" tanya Kaisar tanpa menatap.
"Gak usah. Ini juga udah hampir jam 4. Jam 8 harus ke kampus," tolak Michael.
Kaisar diam sejenak, menatap kaki sang Tuan sebelum berucap, "Kan, bisa tidur sebentar, Tuan. Nanti saya bangunkan kalau sudah jam 7," sarannya, tersenyum masih tanpa menatap.
Michael diam, melihat Kaisar yang tertunduk sopan. Pikirannya seperti blank tiba-tiba.
Sadar Michael yang hanya diam, Kaisar mengangkat kepala untuk menatap wajah sang majikan sebentar. Tidak. Michael tidak marah, hanya terlihat agak-agak.
"Maaf kalau lancang, Tuan," ucap Kaisar.
"Gak, Sar," sahut Michael.
Kaisar tersenyum tipis. "Baik. Selamat istirahat, Tuan. Saya permisi dulu."
"Iya. Lo juga istirahat."
![](https://img.wattpad.com/cover/269748996-288-k906304.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
UNSTABLE (New Ver)
General FictionTentang Michael yang tampan, sombong, pemarah, kasar, dan kaya. Lalu tentang Laras yang cantik, baik, sabar, lembut, dan miskin. Laras hanya pembantu, sementara Michael adalah majikannya. Sebenarnya, Michael yang kasar hanya seonggok manusia rapuh b...