07 - His Laugh

3K 362 183
                                    

Abigail memandang sinis Laras dari atas sampai bawah dengan tatapan menilai. Gadis itu baru sampai di parkiran kampus dengan Michael, pacarnya. Kebetulan, mobil mereka terparkir bersebelahan. Memaksanya bertemu Laras yang tengah duduk di area parkiran, menunggu majikan. Sudah stand by di sana sejak pukul setengah 3 sore agar Michael tak repot mencari-cari.

"Michael!" Abigail memanggil kesal.

Yang dipanggil menoleh dan menatap datar, tak terlalu memikirkan raut Abigail yang sudah tertekuk sempurna.

"Gak usah bawa-bawa pembantu lagi ke kampus, bisa? Kayak anak TK aja kamu tau gak!" ujarnya ketus.

Michael menyipit. "What's your problem, By?"

"Aku gak suka, Michael. Kamu mikir dong..."

Michael tersenyum miring, menatap ke arah lain, lalu kembali menatap Abigail. "Abby, aku tanya ya sekarang sama kamu. Kamu punya pembantu, kan? Terus, terserah kamu kan mau nyuruh mereka apa? Ya sama. Aku juga kayak gitu."

"This is different, Michael. She's a girl." Abigail menunjuk Laras, "And I don't like you're being with another girl!"

"She's just a maid, Abby. Kamu cemburu sama pembantu?" Michael menegas.

Diam menerpa. Mereka saling tatap tegang. Dua sorot itu memancarkan egoistis yang berlomba-lomba.

Laras tak ubahnya bayangan semu. Diam saja dan memutuskan untuk memundurkan tubuh dam menunduk. Menatap apa saja asal bukan menatap sepasang kekasih yang tengah beradu. Laras berdiri di belakang mobil Michael agar tak perlu terlihat dan menyulut kisruh.

"Mike, kamu tuh..." Abigail sudah kehabisan kata.

"Kamu pikir, By... pikir baik-baik. Kalau kamu cemburu sama dia, where's your pride then, hm?"

"Tapi kenapa kamu harus bawa-bawa dia?!"

"Because I want to, Abigail! Gak perlu ada alasannya."

Abigail terdiam, lalu melirik Laras yang berdiri di belakang mobil Michael sambil tertunduk, sementara mereka berdua ada di depan kap mobil depan.

Perempuan itu kembali menatap Michael dengan tatapan melunak. "Mike... kamu udah gak sayang aku lagi?" Tanyanya sedih.

"That's stupid question, Abigail." Michael semakin kesal saja.

"Jawab aja, susah banget sih!"

"Sayang, By, sayang... astaga." Michael menahan kepalanya sejenak.

Mereka kembali bersitatap, sama-sama frustrasi dan tegang perasaan.

Laras, harus mendengar adegan sinetron secara langsung. Rasanya ingin pergi jauh. Mendengarkannya tidak mau. Namun, Laras takut, pasti Michael akan murka jika ia tiba-tiba hilang begitu. Tapi terus terang, menjadi alasan Michael dan Abigail bertengkar, sungguh tidak enak. Ia merasa bersalah meski itu bukan salahnya. Pertengkaran itu terjadi akibat Michael dan Abigail sendiri yang sama-sama egois dan tidak mau kalah pun salah.

"Aku mau pulang. Mau siap-siap, ada rapat hari ini." Michael memecah keheningan.

"Mike... jangan bawa dia lagi..." Abigail merengek memohon.

Michael memejamkan matanya kuat-kuat sebelum menghela napas kasar. "By, aku sayang kamu, tapi aku gak suka kamu ngatur-ngatur aku."

"Ngatur-ngatur apa? Kamu tuh pacar aku, Michael! Stop gak jelas bisa gak, sih?!" Abigail membentak sedih, tak habis pikir.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: a day ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

UNSTABLE (New Ver)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang