11

510 76 11
                                    

Sesuai perkataan Chanyeol sebelumnya, mereka berdua pergi menjemput Baekho di kediaman Wu sebelum melesat ke tempat tujuan mereka. Namun yang mereka dapati bukan hanya Kris saat Sehun membuka pintu apartemennya.

Kris kini tengah bersama dengan seseorang, memerangkapnya di pojokan hingga orang itu tidak dapat bergerak. Suara napas berat terdengar saling beradu bersamaan dengan bunyi-bunyi kecupan basah. Saat Kris sedikit memiringkan kepalanya untuk melanjutkan aktivitasnya dalam sudut yang berbeda, sekilas Chanyeol dapat menangkap wajah cantik seseorang yang sesekali mengerang itu.

Heh.

Entah mengapa Chanyeol meragukan kalau itu benar-benar wanita sekarang; mengingat pria crossdresser yang ia temui hari itu.

Sehun yang baru masuk setelah menutup pintu pun tersenyum canggung melihat pemandangan di depannya. Tepat saat Sehun menoleh ke Chanyeol, pria yang juga ternyata sedang menatapnya itu pun bertanya dengan wajah datarnya, "Apa kita harus memberitahu mereka kalau kita ada di sini?"

Sehun menggeleng. "Tidak perlu," balasnya sebelum menggenggam tangan Chanyeol dan menariknya sebelum melanjutkan dengan setengah bercanda, "mereka tidak akan peduli, kecuali kau membakar tempat ini sekarang juga."

Chanyeol hanya mengangguk kikuk. Bukan kalimat terakhir Sehun yang berhasil membungkam mulutnya, melainkan sentuhan pada tangannya yang tak pernah disangkanya.

Sebuah genggaman yang jika bisa, tidak akan pernah ia lepaskan apa pun kondisinya.

Sehun menariknya hingga ke dalam sebuah kamar berpintu hitam dengan sedikit corak pada sisinya. Ruangan yang temaram langsung menyapa penglihatan mereka saat objek pembatas itu disingkirkan.

Seorang anak kecil masih terlelap di tengah luasnya kasur king-size tanpa menyadari kedua insan yang baru memasuki kamar itu. Berbagai macam bantal dan boneka tersusun rapi di sekeliling kasur, layaknya benteng yang mencegah si kecil terguling ke bawah dan langsung menghantam dinginnya ubin.

Genggaman tangan yang sedari tadi tetap tertaut baru dilepaskan saat Sehun menaiki kasur itu. Ia mengusap rambut Baekho dengan pelan, seiring dengan terukirnya sebuah senyum simpul pada wajahnya.

Gumaman pelan yang tidak berarti lolos dari bibir si kecil yang merasakan sentuhan itu. Matanya berkedip beberapa kali setelahnya, namun masih belum terbuka sepenuhnya saat ia bersuara, "Papa?"

Kelopak matanya perlahan kembali tertutup saat Sehun menepuk tubuhnya pelan, diiringi nada-nada pengantar tidur. Setelah memastikan kalau si kecil sudah terlelap, dengan hati-hati Sehun mengangkat tubuhnya dan membawanya ke dalam dekapannya.

Mereka berjalan bersisian hingga mencapai kendaraan yang dibawa-tanpa mengatakan sepatah kata pun kepada pemilik apartemennya. Chanyeol baru memasuki mobilnya setelah membukakan pintu untuk kedua orang lainnya.

"Apa ada tempat yang ingin kau kunjungi?" Chanyeol bertanya setelah menyalakan mesin kendaraannya.

Lawan bicaranya tampak berpikir sejenak sebelum menjawab, "Apa kita bisa kembali ke apartemenku dulu? Aku perlu mengganti pakaian tidur Baekkie."

Chanyeol hanya mengulas sebuah senyum simpul sembari mengangguk sebelum mulai menyusuri jalanan yang belum dipadati kendaraan lain. Sesekali mereka berbincang mengenai hal-hal trivial selama perjalanan.

Sehun mengernyit bingung saat menyadari kalau jalan yang mereka telusuri berlawanan arah dengan lokasi apartemennya. Apa Chanyeol lupa di mana ia tinggal?

"Chan," panggil Sehun, agaknya mulai terbiasa memanggil atasannya layaknya seorang teman, "kenapa tidak melewati jalan yang satunya? Apa kau ingin pergi ke suatu tempat sebelum mengantarku?"

EVENFALLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang