SURPRISEEEE! 🥺
–
Gelap. Sunyi. Dingin.
Hanya ketiga kata itulah yang dapat dideskripsikan Chanyeol saat dirinya menginjakkan kakinya ke dalam penthouse. Ia menghela napas berat sebelum melepaskan seluruh alas kakinya dan menjatuhkan dirinya ke atas sofa panjang yang terletak tak jauh dari pintu masuk tanpa repot-repot menekan saklar lampunya.
Dirinya diselimuti oleh keheningan selama beberapa menit sebelum akhirnya ia memutuskan untuk berdiri dan berjalan ke arah dapur untuk mengambil minuman. Kepala dan matanya yang berat tak turut membantu dirinya dalam melangkah.
Chanyeol tengah berada dalam perjalanan bisnis, jauh dari keluarga kecilnya. Jika saja ia dapat memilih, tentu saja ia akan lebih memilih untuk menghabiskan waktunya dengan keluarganya dan membiarkan orang lain mewakilkan dirinya dalam perjalanan ini.
Sudah lima tahun lamanya hubungan mereka resmi terjalin. Si kembar juga telah memasuki usia empat tahun, sedangkan si sulung kini sudah hampir berusia satu dekade.
Ah ... ia merindukan Sehun dan anak-anak mereka. Tapi perjalanan bisnis kali ini belum juga menunjukkan tanda-tanda akan berakhir dalam waktu dekat—setidaknya, butuh waktu satu minggu lagi agar semua ini berakhir dan ia dapat kembali ke rumahnya.
Helaan napas kembali terdengar kala ia memikirkan mereka. Ia menggeleng kecil sebelum mengisi gelas kosong dalam genggamannya, memutuskan untuk memejamkan matanya sesaat. Pendulum pada jam besar yang berdiri dengan gagah pada lantai ruang tamu berdentang keras, tangan pendek pada jam tersebut kini menunjuk pada angka XII. Suara itu terus menggema hingga Chanyeol kembali membuka kelopak matanya.
Betapa terkejutnya dirinya kala ia merasakan sesuatu melingkari tubuhnya, sebelum mendarat pada dada bidangnya disusul dengan sentuhan di balik punggungnya. Dirinya baru saja hendak melepaskan diri dan mengayunkan gelas itu kepada orang di baliknya saat sebuah suara yang sangat tidak asing terdengar dari baliknya.
"Happy Birthday, Yeollie."
Ekspresinya perlahan melembut, perasaan was-wasnya sepenuhnya menghilang hingga memunculkan seulas senyuman lebar pada wajahnya. Dengan penuh kehati-hatian, Chanyeol membalikkan tubuhnya tanpa melepaskan lingkaran tangan pada dirinya.
"Surprise?" Pelaku yang membuat jantungnya hampir melompat keluar itu berkata sembari tersenyum hingga menyipitkan matanya. Ia lalu menyembunyikan wajahnya pada dada bidang pasangannya, menghirup aroma yang sudah sangat dirindukannya selama beberapa hari.
Chanyeol menggeleng pelan sebelum balas melingkarkan tangannya dan meletakkan dagunya pada bahu pasangannya. Perasaan lelahnya menguap begitu saja bersamaan dengan rasa kantuk; hatinya merasa tenteram selama beberapa saat mereka saling bertukar kontak fisik.
"Apa aku sedang bermimpi sekarang, Sehunnie?" tanyanya, masih tak percaya dengan insan yang tengah didekapnya itu.
Sebuah tawa pelan menyambut pertanyaannya, disusul oleh kalimat yang terdengar penuh jenaka, "Apa perlu kubuktikan kalau ini nyata, Yeol?"
Sehun menjauhkan dirinya dan menatap tepat pada manik gelap suaminya itu, membiarkan dirinya tenggelam dalam tatapan penuh afeksi yang ditujukan kepadanya. Lama mereka saling bertukar pandang, Sehun akhirnya menghela napas dan menjelaskan kemunculan dadakannya.
"Anak-anak merindukanmu. Saat si kembar melihat coretan bergambar kue pada kalender pagi ini dan bertanya padaku siapa yang berulang tahun. Setelah mengetahui kalau orangnya adalah dirimu, Minho terus menangis—bahkan Minhee yang biasanya tidak begitu juga ikut meneteskan air mata."
KAMU SEDANG MEMBACA
EVENFALL
Fanfiction(n.) the onset of evening; dusk ... senja ★ Sehun, yang dulunya bekerja sebagai seorang host, memutuskan untuk berhenti dan mencari pekerjaan baru karena suatu alasan. Karena alasan itu pula, ia bertemu kembali dengannya. Dia, yang menjadi alasan ut...