15

489 79 10
                                    

Sudah hampir tiga bulan lamanya sejak Chanyeol mengetahui hal yang mengejutkan dari Kris—bahwa Sehun adalah adiknya. Tentu saja, ia pernah mencoba untuk menggali lebih dalam soal itu, tapi hasilnya nihil.

Tidak ada nama Sehun yang tertera pada informasi keluarga Kris. Tak hanya itu, data-data yang berkaitan dengan orang tua Sehun juga tidak lagi dapat ditemukan.

Orang-orang yang bisa ia cari untuk menggali informasi itu entah sudah tiada atau tidak dapat ditemukan. Seolah eksistensi Sehun memang ingin disembunyikan dari dunia.

Chanyeol tidak lagi ambil pusing; biarlah Sehun yang memberitahunya suatu hari nanti.

Ah ... jangan ingatkan Chanyeol perihal 'sesuatu' yang didapatkan karena berhasil membuat Baekho menghabiskan sayurnya. Sebuah perempatan kecil bisa saja muncul pada sisi kepalanya jika waktu diputar kembali pada malam itu.

Chanyeol masih mencoba untuk mencerna kata-kata Kris kala itu hingga sebuah panggilan pelan menyadarkannya. "Paman tidak apa-apa?" Baekho lalu meletakkan tangan kecilnya pada dahi Chanyeol, seperti yang dilakukan Sehun setiap kali ia merasa tidak enak badan.

Chanyeol terkekeh pelan seraya mengusap kepala si kecil. "Paman hanya sedang berpikir, tidak apa-apa."

Menyebut dirinya sebagai 'paman' setelah mengetahui kalau mereka adalah pasangan ayah-anak terasa aneh bagi Chanyeol.

Interaksi keduanya terhentikan oleh kedatangan Sehun beberapa saat kemudian. Baekho langsung berlarian ke arahnya hingga menubruk kedua kaki jenjangnya. Si kecil dibawa ke dalam gendongannya, sebelum Sehun akhirnya mendudukkan dirinya di hadapan Chanyeol.

"Apa yang kalian bicarakan sampai tidak menyadari kehadiranku, hm?" Sehun menjawil pelan hidung Baekho.

Si kecil hanya tertawa kecil menanggapi pertanyaan papanya, tidak jauh berbeda dengan yang Chanyeol yang terkekeh. Sehun menggeleng melihat kelakuan keduanya, tahu jelas ia tidak akan mendapatkan jawaban atas pertanyaannya.

"Jadi, Sehun," Chanyeol membuka pembicaraan yang ditanggapi dengan ekspresi bertanya dari Sehun, "apa yang akan kudapatkan?"

"Ah, itu," balasnya, seperti baru mengingat sesuatu yang telah dilupakan. Sejujurnya, Sehun sendiri juga tidak tahu apa yang akan diberikannya kepada Chanyeol.

Pakaian, jas, dasi, jam tangan, mobil, rumah—tidak, Chanyeol sendiri sudah memilikinya. Sekeras apa pun Sehun berpikir sejak tadi, tidak ada yang terlintas dalam kepalanya.

"Take your time," Chanyeol tersenyum lembut dan mengusap kerutan yang muncul pada keningnya, "Aku akan menunggu."

Sehun mengangguk pelan. Namun tak sampai semenit kemudian, sebuah ide cemerlang terpikirkan olehnya. Melihat wajah Sehun yang cerah, intensitas debaran jantung Chanyeol semakin ganas—terlalu antusias dengan hadiah yang akan diterimanya.

Sehun menatapnya ragu, tetapi melihat keyakinan yang terpancar dari manik Chanyeol, ia menarik napas dalam.

"Aku ... akan menjadi sekretarismu. Apa itu terhitung hadiah?"

Pikiran Chanyeol ditarik kembali kala mendengar ketukan pintu. Penghubung ruangan itu terbuka setelah ia memberi sahutan, menampakkan seorang anak kecil yang langsung berlari ke arahnya.

"Paman!"

Chanyeol merentangkan tangannya dan menangkap sosok kecil yang dipenuhi kegembiraan itu. Kecupan-kecupan singkat mendarat pada kedua pipi pria dewasa itu. Si kecil lalu didudukkan pada pangkuannya, menghadap meja yang dipenuhi berkas-berkas.

EVENFALLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang