Epilog

639 62 32
                                    

Seorang pria yang memakai jas putih terlihat sangat tegang dalam duduknya. Ketegangan yang tercetak pada wajahnya semakin jelas saat gaung musik merayapi indra pendengarannya. Tangannya diremas pelan oleh pemuda yang lebih tinggi darinya. Sebuah senyum menenangkan dilemparkan padanya.

"Tarik napas dalam, Sehun. Walaupun aku ingin memintamu untuk santai saja dan jangan tegang begitu, aku tahu hal itu tidak mungkin dilakukan."

Pemuda itu membantu Sehun berdiri dari tempatnya. Seorang pria kecil di sebelahnya mengecek tata rias pada wajahnya dan  berseru, "Kau terlihat sempurna, Sehunnie! Tuan Park pasti tidak akan memalingkan wajahnya darimu."

Sebuah lengkungan kaku menghiasi wajah subjek pembicaraan mereka. Langkahnya terasa berat kala mereka berjalan keluar dari ruang rias itu. Sebuah bunga artifisial disematkan pada saku jasnya bersama dengan sapu tangan kecil yang dilipat sedemikian rupa.

Tangan kanan Kris terulur, disambut dengan kegugupan yang semakin jelas seiring dengan berjalannya waktu. Baekhyun melemparkan senyumnya, menyemangati temannya saat pintu megah itu mulai menciptakan jalan masuk. Dirinya lalu memasuki ruangan itu dari pintu di sisi ruangan dan mendudukkan dirinya bersama Baekho yang dititipkan sejenak pada tetua Park.

Ruangan yang didominasi warna putih dan tanaman dengan nuansa vintage terpampang di hadapan mereka. Satu per satu langkah diambil mereka, terlalu gugup hingga sang mempelai hampir melupakan senyumnya.

 Satu per satu langkah diambil mereka, terlalu gugup hingga sang mempelai hampir melupakan senyumnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Punggung tegap seorang pria menjadi fokus utamanya. Tubuhnya yang dibalut dengan jas hitam perlahan berbalik, memamerkan lengkungan dan lesung pipinya dalam waktu bersamaan tatkala netranya bertemu dengan milik Sehun. Sebuah buket bunga digenggamnya seraya menunggu pasangannya untuk berjalan ke arahnya.

Seluruhnya terjadi begitu lambat. Tangan sang mempelai pria dialihkan pada pasangannya setelah kedua pemuda itu tiba di hadapannya. Sebuah tatapan tajam dilayangkan Kris kepada sang ipar, seolah tengah mengirimkan pesan penuh ancaman padanya.

Tak sepenuhnya menggubris ancaman itu, atensi Chanyeol sudah terlebih dahulu direbut oleh kehadiran pasangannya yang juga menatapnya dengan jenis pandangan yang sama. Keduanya tenggelem dalam dunia mereka sendiri, sebelum ditarik kembali pada kenyataan oleh pendeta di dekat mereka.

Sehun menggaruk lehernya canggung, sebuah senyuman tipis terlukis pada wajahnya. Chanyeol, di sisi lain, malah terkekeh pelan menanggapi semua itu. Tangan kokohnya lantas membawa Sehun hingga mereka kini berdiri berhadapan di mata pendeta.

Saat sumpah mereka terucapkan, cincin pernikahan lantas mendapat gilirannya untuk bersinar. Sebuah ciuman lembut turut hadir, menyalurkan afeksi masing-masing tanpa melibatkan kata-kata.

"Sehunnie, apa kamu di dalam sana?"

Suara Chanyeol yang tengah mencari dirinya mengalihkan fokus Sehun dari tayangan di hadapannya. Media animasi di hadapannya dijedanya sebelum ia menolehkan kepalanya dan memberi sahutan.

EVENFALLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang