Bab 5

1 0 0
                                    

Lita duduk di sofanya, masih dengan posisi yang sama seperti sebelumnya dan beberapa menit yang lalu. Ia hanya diam menatap ke arah Adam yang membuat Adam jadi salah tingkah sendiri. Ia malu di tatap lolicon seperti itu.

Jika dilihat-lihat, Adam memang tampan, tinggi, ganteng, kulit yang putih, dan rambutnya yang ikal. Kali ini rambutnya ia gerai dengan sedikit berantakan. Meski berambut gondrong seperti itu, berlian tetaplah berlian. Orang juga pasti tahu mana yang tampan dan mana yang oplas.

Dia memang benar-benar tampan.

Andai saja dia tidak mesum dan aneh, Lita pasti mau menjadi pacarnya. Ya, sekarang di mata Lita ada satu kata lagi yang bertambah tentang pria itu. 'Aneh'. Semenjak pria itu muncul di tengah jalan tiba-tiba dan membuatnya jatuh dari sepeda, menurutnya pria itu adalah aneh.

Adam menggaruk kepalanya yang tak gatal, ia bingung harus apa di tatap seperti itu. Tadinya ia sedang berada di rumahnya dan tante Diana datang. Melihat sikunya terluka Diana langsung memaksa Adam ke rumahnya agar di obatin, sebenarnya Adam sudah menolak tetapi Diana tetap memaksa dan akhirnya dia hanya bisa pasrah. Namun begitu sampai disini anaknya langsung melototinnya dengan pandangan tak suka.

"Ekhem-" Dehem Adam, Lita langsung melirik tajam seolah bertanya 'kenapa?'

"Oh, sebentar." Lita berjalan mendekati Adam, Adam hanya memerhatikan gerakan Lita dalam diam.

Lita duduk di samping Adam sambil membawa kotak P3K, "gak papa kan gue duduk di sini?" Adam mengangguk.

"Siniin tangan lo!" Adam langsung menurut dan menyerahkan tangannya.

Lita mulai mengobati tangan Adam, dengan telaten dan hati-hati ia mengobati lengan Adam. "Udah." Ujarnya, Adam mengangguk.

Lita meletakan kotak P3k di atas meja setelah itu ia bersender ke sopa masih  di samping Adam, ia terlalu malas bergerak kembali kesana. Ia beralih menatap Adam namun dengan tatapan yang berbeda, yaitu tatapan penuh tanya.

"Gue boleh nanya gak?"

"Hah?" Adam yang sedang memerhatikan sikunya yang terbungkus perban luka langsung menoleh.

"Gue.boleh.nanya.gak?" Ulang Lita penuh penekanan.

"Iya boleh."

"Lo emang suka kartun-kartun aneh gitu ya?" Dahi Adam menyerinyit mendengar pertanyaan Lita, "Ck, maksud gue kartun-kartun jepang itu loh, yang semalam lo beli!" Ujar Lita sedikit sebal karena Adam masih gak paham.

"Bukan kartun, tapi Anime," perjelas adam.

"Terserah lah, itu juga maksud gue."

"Beda, Anime ya Anime, kartun ya kartun."

Lita segera bangkit dari sandarannya, ia menatap Adam kesal, "ribet banget sih lo? Tinggal jawab iya aja susah banget sih!" Celetuk Lita kesal.

Cukup mengesalkan juga ya tetangga barunya ini.

"Memang beda kok," terang Adam.

"What ever, i don't care." Celetuk Lita, "Tapi lo wibu kan?"

"A-apa?" Lita gelagapan saat kini Adam yang menatapnya.

"Emangnya kenapa kalau gue Wibu?"

"Mwoya? Eh, gak papa sih." Ujar Lita.

"Lo sendiri--" Adam menatap baju yang di pakai Lita, bergambar wajah Jaehyun. "Fans Bts ya?"

"BTS?" Lita terpekik mendengar ucapan Adam.

Kenapa sih orang-orang tahunya Bts aja. Sebal juga kalau di bilang gitu kadang, NCT bukan Bts. Beda.

Nolep fall in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang