Baru saja ia memejamkan matanya, namun mendengar suara music yang sangat nyaring menembus jendela kamarnya Lita kembali membuka matanya.
Ia mengedarkan pandangannya mencari sumber suara itu, biasanya juga gak ada yang ngidupin music keras-keras disini, pikirnya. Jadi siapa pelakunya ya.
Tiba-tiba saja ia teringat pada tetangga barunya itu, "Si wibu!" Serunya dan langsung bangkit dari kasur.
Awalnya ia mengintip dari jendela, ia dapat meluhat pria itu duduk di balkon sembari mengerjakan sesuatu di tab miliknya. Lagian kenapa Lita baru sadar sih kalau balkon mereka hadap-hadapan kaya gini? Mana dekat banget lagi, cuma 10 meter kali ya, mungkin kalau Lita ngelempar batu bisa kena ke kepalanya.
Pria itu memutar speakernya menjadi lebih keras, Lita menutup telinganya saat mendengar lagu yang di putar pria itu. Kalau lagunya, Baby don't stop gak papa juga, eh ini! Mana lagunya hime hime, gak jelas banget emang wibu.
"Nih tetangga baru rese banget sih? Memang niat ngajak ribut gue ya?" Ujar Lita bermonolog.
Ia dengan kesal membuka pintu balkonnya dan setelah itu berdiri di pembatas balkon sambil menatap tajam ke pria itu yang masih asik dengan Tabnya.
"Adam woi!!!" Teriak Lita keras, pria itu masih sibuk sendiri.
"Wibuuuuu!!!" Seru Lita Lagi, masih gak kedengaran.
"Tuli banget sih!"
Lita tersenyum jahil saat melihat batu yang ada di pot bunga miliknya, ia kembali masuk kekamar untuk mengambil kertas setelah itu kembali lagi dan membungkus batu itu dengan kertas. Dan jadi, ia tersenyum puas melihatnya dan setelah itu langsung melempar batu itu ke arah pria itu.
'Tug!'
Terdengar bunyinya syahdu sekali saat batu itu menimpah kepala Adam, Adam langsung mengaduh setelahnya menatap batu itu dan mengambilnya. Ia menoleh ke arah datangnya batu itu dan nampak Lita yang bersorak girang karena lemparannya tepat sasaran.
"BACA!!!" Seru Lita dari ujung sana, Adam menyerinyit.
Nih bocah apa lagi sih maunya? Gak puas apa nabrak dirinya dengan Sepeda kini ngelemparnya dengan batu, apalagi ngejekin dia Wibu. Untung Adam orang yang cukup sabar dan malas meladenin. Biar cool kaya Sasuke.
Adam membuka gulungan kertas itu dan membaca isinya, 'DIAM LO BERISIK GANGGU TIDUR SIANG GUE YANG MAU MIMPIIN JAEHYUN!!'
Setelah membaca Adam kembali menoleh ke gadis itu yang mengangkat tangannya dengan kode 'oke' Adam hanya bisa menghela nafas dan mengecilkan sedikit suara speakernya. Ganggu kerjaannya aja deh.
"Bocil aneh," celetuknya dan membuang batu itu asal setelah itu melanjutkan perkerjaannya yang tertunda.
'Tug!' Ia kembali meringis saat merasakan sesuatu mengenai kepalanya. Ia langsung tahu siapa pelakunya dan menoleh kesal. Kali ini dia kesal beneran. Dia bukan malaikat yang gak punya perasaan. Dia manusia yang mudah tersulut emosi.
Di sebrang sana Lita tertawa setelah itu menjulurkan lidahnya mengejek, "Bonus!" Teriaknya dan setelah itu berlari masuk saat Adam hendak melemparkan batu itu lagi ke arahnya.
Suka banget sih nyari ribut? Udah ngatain gue suka yang beda alam lagi. Batin Adam, ia sudah tak mood duduk di balkon dan berjalan masuk ke dalam kamarnya setelah mematikan speakeenya. TETANGGA JAHANAM.
****
"Pakettt!!!!"
'TING NONG! TING NONG! TING NONG!'
Ini tukang paket kenapa sih, gencer amat perasaan nekan belnya. Lita langsung berlari menuju pintu. Perasaan gak ada pesan deh.
"Atas nama Adam," ujarnya saat Lita sudah berdiri di depannya.
"Salah rumah mas, ini rumah saya rumah Adam yang sebelah." Jelas Lita menunjuk rumah di sampingnya.
"Titip ya mbak tolong kasihin, saya buru-buru kebelet udah gak sempat lagi!" Tukang paket itu menyodorkan paketnya dan dengan gobloknya Lita menerimanya.
"Makasih mbak saya pergi dulu!" Pamitnya langsung pergi dengan motor miliknya.
"Eh, ini saya belum bilang iya!" Seru Lita tak di gubris lagi karena kang Paket sudah melaju jauh.
"Apaan banget sih jadi tukang paket, perasaan dari semalam salah rumah mulu." Celetuk Lita, sedikit kesal sih karena suara Bel menyadarkan halunya. "Ini mau di gimanain?" Lita bertanya sendiri pada dirinya sambil memerhatikan paket itu.
"Ngerepotin aja!" Dengusnya, "antar gak ya? Kok gue jadi serem ke rumah dia karena tadi kepalanya gue lempar."
"Entar gue di grepe-grepe lagi. Mana dia mesum." Lita bergedik membayangkannya. "Mau tunggu mama ntar di omelin kenapa gak langsung ngasih."
"Yaudah lah, kuatkan mental dan hati. Semoga gak kenapa-napa!" Lita mengangkat kepalan tangannya tingi-tinggi menyemangati dirinya. Setelah di rasa yakin ia baru keluar dari pagar menuju rumah Adam.
Ia berdiri di depan pagar sambil menatapi rumah Adam, "sunyi banget kek gak berpenghuni," cetusnya, namun ia masih berdiri di situ memegangi paket.
"Kalau gue letak di sini aja boleh gak ya?"
Ia memandangi rumah itu lagi, menimbang-nimbang harus membunyi bel atau tidak. Akhirnya ia menekan bel itu dengan jantung yang berdebar karena gugup.
Tiga kali dia membunyikan bel tidak ada sahutan, Lita mulai kesal dan dengan gencar membunyikan belnya sambil berteriak.
"ADAM PANAS BEGO CEPETAN BUKA PINTUNYA KALAU LO GAK MAU PAKET LO GUE BUANG!" Teriak Lita penuh emosi.
"ADAMMMMM!!!"
"ADAM LAMA-LAMA GUE BAKAR RUMAH LO YA, CAPE NIH BERDIRI DI SINI!" Lita semakin kesal.
"Nih orang kemana sih?" Sebalnya sambil mengedarkan pandangannya lagi.
"Ngapain lo di sini?" "KYAAA!" Lita terlonjak kaget saat Adam tiba-tiba muncul di belakangnya dengan santai.
"Ih lo dari mana aja setan, ngagetin orang lagi!" Sebalnya menatap Adam kesal.
"Minimarket, kenapa emang?" Adam menatap Lita yang datang dengan kaos oversize warna pink dan hot pans. Suka banget pakai pakaian kaya gitu. Gak tahu apa bajunya tipis. Adam kan jadi salah fokus.
"Ngeliatin apa lo?" Celetuk Lita.
"Gak ada."
"Nih, paket lo. Kang paket salah rumah lagi, sama-sama." Ketus Lita sambil menyodorkan paketnya ke Adam.
"Iya," jawab Adam dan langsung masuk kedalam rumah.
"What? Gak ada bilang makasih lo?" Tanya Lita seolah tak percaya.
Tak ada jawaban dari Adam dan pria itu malah menutup pintu rumahnya rapat-rapat.
"BRENGSEK!"Seru Lita tak tanggung-tanggung dengan suara toanya.
"BILANG MAKASIH DONG WOI UDAH DI BANTUIN!" Teriak Lita dari depan rumahnya.
Lita memberengut, ia berjalan sambil menghentakan kakinya ke aspal. "Gak tahu terimakasih banget jadi orang, gue bakar beneran ntar rumah lo!" Sengut Lita.
Ia menutup gerbang rumahnya dan setelah itu ia menatap rumah Adam sengit, "Hilih kintil!"
Dengan penuh emosi ia menutup gebang rumahnya dan mengebrak pintu.
Awas aja tuh tukang paket salah ngatar barang lagi, beneran Lita cabutin kap motornya.
***
Anyong:*
Maaf ya kalau seandainya ada salah salah mengenai penulisan nama atau sesuatu yang lainnya😅Terimakasih udah mampir, jangan lupa vote dan komennya:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Nolep fall in Love
RomanceSLOW UPDATE!!! "Ngefans kok sama plastik?!" "Eh, nyadar dong? Situ lebih parah, suka kok sama 2D, beda alam Cuy!" "Maksud kamu apa bilang gitu?" "Ya lo yang maksudnya apa bilang idol platik?" "Kpopers gitu emang otaknya isinya ngehalu mulu." "Eh, em...