Bab 9

1 0 0
                                    

"Woi! Udah lama gak datang kamar lo kok jadi kayak kantor sm gini?" Tanya Caca begitu masuk kamar Lita. Pemandangan yang ia lihat adalah gabar 23 Bujank yang terpampang di dinding yang di penuhi oleh mereka.

"Komen aja lo njir, dah di kasih numpang!" Celetuk Lita yang sedang rebahan di kasur sambil liat Tik Tok seputar Nct pastinya.

"Wih, boleh minjam kan?" Caca mengangkat Novel nct yang udah terbit dari Wattpad.

"Enggak,"

"Pelit banget, Eonniiii!!" Rengek Caca, ia memasang puppy eyesnya sembari mengguling di samping Lita membuat Litta menggerutu.

"Iya boleh." Jawab Lita malas.

"Makasih Lita kiyowo!" Ia memeluk Lita dan mencium pipinya Lita segera mendorong tubuh Caca. "Jauh, jijiq!"ucapnya.

"Ih gitu banget sih!" Celetuk Caca, ia bangkit dari kasur dan kembali berdiri menyusuri kamar Lita lagi. Ia memandangi kamar Lita yang di penuhi poster 23 bujang. Emang Sijeuni garis keras nih Lita. Gercep amat masalah bias.

"Ta!" Panggil caca.

"Apa lagi Ta?" Jawab Lita malas.

"Gue buka pintu balkon ya?"

WHAT THE? Lita langsung terlonjak dan berlari menuju Caca yang sudah memutar kunci pintu balkon.

"Jangan!" Sergahnya dan langsung berdiri di hadapan pintu membuat Caca menyerinyit.

"Kenapa sih? Bukanya biasanya kalau gue ke kamar lo kita selalu duduk di balkon ya?" Tanyanya.

"Ya kali ini jangan! Gu-gue kan baru pindah kesini balkon gue masih berantakan." Dusta Lita gelagapan, ia meneguk salvianya. Bisa gawat kalau seandainya ada Adam di balkon bisa-bisa Caca makin heboh kalau ngeliat Adam yang duduk di balkon lagi ngerjain sesuatu.

Masalahnya cowok itu keliatan makin ganteng kalau ngerjain sesuatu.

Lita merutuki dirinya sendiri, kenapa bisa lupa sih memperingati Adam jangan keluar balkon? Lita menatap ke belakang dan sialnya ada lampu menyalah di sana, dugaannya sepertinya Adam sedang di balkon.

"Gak asik banget sih lo Ta, sebentar aja mau lihat gue penasaran!" Ujar Caca.

Insting manusia, semakin di larang semakin penasaran dan begitu juga Caca. Ia mencoba mendorong tubuh mungil Lita untuk menepi dan ingin menarik pintunya. Namun Lita tetap menahannya sekuat tenaga dan akhirnya mereka malah saling beradu kekuatan di situ.

Caca menyerah, nafasnya terengah-engah. Ia mundur dan bercekak pinggang di depan Lita sembari menatap Lita penuh selidik. "Ngaku lo sama gue nyembunyiin apa?!" Tuduh Caca.

Lita langsung tersontak, "gak ada!" Jawabnya cepat.

"Kalau gak ada lo kenapa larang banget gue bukanya, tadi lo cuek-cuek aja tuh." Celetuk Caca, Mampus skak mat. Lita menoleh ke arah lain karena gelagpan.

"Tuh kan, dari gelagat lo aja udah aneh!" Omel Caca tak terima.

"Gak ada apa-apa ca, suer!" Lita mengangkat jarinya membentuk huruf V. Namun kesempatan itu di ambil Caca untuk menarik tubuh Lita dan membuka pintu balkon Lita yang kaget dengan gerakan tiba-tiba Caca langsung terdorong ke samping.

"Wah!" Caca menutup mulutnya yang membulat. "Pemandangan indah apa lagi ini?!"

Lita dengan panik mengejar Caca yang berdiri di pembatas balkon dan dia juga ikut memandang penuh kagum ke balkon sebrang. Di sana ada Adam yang sedang berdiri di depan pintu balkon yang terbuka dengan handuk setengah tubuh yang menutupi bagian bawah saja sehingga dadanya nampak jelas. Roti sobeknya jelas tercetak, seperti punya Jaehyun.

"OPPA SARANGHAE!"Teriak Caca membuat Adam terkejut dari mana munculnya suara itu. Saat melihat ke sebrang Ada Lita dan temannya yang berdiri menatapnya.

Adam panik kepalang, buru-buru ia menutup pintu dan menarik tirai kamarnya saat melihat itu. Tubuhnya merosot kebawah karena kaget. Anak Sma sekarang kenapa mengerikan?

Caca dan Lita menatapi pintu Adam yang sudah tertutup, mereka masih diam terpaku tanpa membuka suara.

"TA LO KOK GAK BILANG DI BALKON LO ADA PEMANDANGAAN SEINDAH INI?!" Teriak Caca seperti Toak membuat Lita terkejut.

"OPPA BUKA LAGI DONG PINTUNYA MASIH BELUM PUAS LIAT ROTI SOBEKNYA!" Teriak Caca, Lita langsung membekap mulut Caca dan menariknya masuk kedalam kamar lalu mengunci pintu balkon dan mengantonginnya.

"Mmhh lemnpspsssh!" Teriak Caca terdengar tak jelas karena mulutnya di tutup.

"Lemp--" Caca memaksa membuka tangan Lita, "hah! Gila!" Caca bernafas lega saat mulunya terbuka.

"GILA!" ujarnya lagi, "Gue masih gak percaya kalau gue di kasih sempatan buat ngliat roti sobek di dunia nyata." Ujar Caca tampak tak percaya.

Ia duduk di kasur sembari menggeleng, Lita hanya melihatnya dalam diam. Dia juga sama kagetnya dengan Caca ia tak mengangka bisa melihat Abs sedekat ini.

"OKE!" Lita tersentak kaget saat Caca berdiri dan mengangkat tangannya tinggi-tinggi dan berseru.

"Mwoya?" Lita mengerutkan Dahinya.

"Tolongin gue dong!" Rengek Caca kembali bergelayut di tangan Lita, Lita yang risih langsung menepisnya namun Caca kembali lagi.

"Kenapa sih Ca?" Tanyanya sebal.

"Mintaain kontak Mas Oppa!" Ucapnya.

"Mas oppa?" Ulang Lita heran.

"Iya, mas tetangga lo yang ganteng plsuh roti sobek, gue udah putusin buat jadiin dia pacar." Ucapnya antusias.

"Gak." Jawab Lita.

"Kenapa enggak sih? Lo suka juga? Bukannya lo udah di gebetin si Andre ya? Biarin yang di rumah sebelah jadi punya gue, ya-ya-ya?" Mohon Caca menyatukan tangannya seperti meminta tolong.

Kenapa bawa-bawa Andre sih? Gak tahu apa Lita masih mual kalau ingat kata-katanya yang mau jadi Jaehyun. Astaga, bulu kuduk Lita langsung merinding mengingatnya.

"Aniya!"

"Ih parah banget sih jadi sahabat!" Celetuk Caca sebal.

"Ya lo aja yang minta sendiri kenapa mesti gue?"

"Masalahnya gue kan gak tinggal di sini! Lo yang dekat sama dia, jadi---" Caca menggantung kalimatnya, ia mengedipkan matanya yang sedang memohon dengan ekspresi sedih yang di buat-buat. "Mintaiin kontaknya ya," ujar Caca.

Lita menghela nafasnya berat, beban apa lagi ini?

Kenapa setelah tetangganya itu pindah semua bebannya bertambah? Help dia cuma butuh ngehaluin Jung Jaehyun!

"Oke!" Putusnya setelah banyak pertimbanga.

Caca langsung terpekik senang, "Hore! Makasih Ta! Btw gue mau kontaknya besok ya!"

"What?!" Pekik Lita setengah menjerit.

Udah minta tolong, ngatur lagi. Gak tahu apa Lita harus masuk ke kandang singa buat minta kontak Adam. Dia masih waspada sama cowok pecinta anime tuh. Salah-salah mungkin bisa aja dia datang pas sawang mesumnya lagi kumat, posisinya akan terancam.

"Iya, besok. Gue gak sabar pengen nyentuh roti sobeknya hehe," cengir Caca.

Lita memegang kepanya, pusing rasanya berdiri lama-lama ia langsung merebahkan dirinya di kasur.

Kacau sudah dunia perhaluan ini semenjak si wibu datang.

****

Ada gak sih yang sama kaya author, punya teman nyebelin yang suka ganggu waktu halu sama bantal?

Kalau gak ada, ingat kata lucas.

Cobain kuy

Pasti dunia perhaluan mu kacau😂

Nolep fall in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang