"Woi bang!," Panggil Angkasa yang mendatangi Reza yang masi terdiam itu.
"Bang napa lo?." tanya nya sambbil menepuk pundak Reza.
"Nara..." lirih Reza menatap lurus ke tanah.
"Nara nap-- bang... lo nangis?"
"Gue ada salah apa sama Nara? sampe dia bisa benci sama gue?"
"Hah? maksud lo?. dah lah bang gue mo lanjut cari Iza, dia gak ada di kelas dari tadi gue cariin gak ketemu temu. Gue duluan." lalu Angkasa pergi begitu saha dari hadapan Reza.
|><><><|
Entah kenapa siang ini langit begitu gelap. Reza baru saja pulang dari sekolah, setelah ucapan Nara tadi ia berenung sebentar.
"Gue tau Ra. hidup lo bukan buat gue, dan gue bukan buat lo. tapi tetep gue cinta sama lo Ra, gue sayang. gue... gak suka posisi gue yang cuma jadi sahabt buat lo Ra!" lirih Reza sambil mengendarai motor nya.
"Gue harus apa, Ra?. gue salah karna gue suka sama lo lebih dari seorang sahabat Ra" gumam nya, dengan benambah kecepatan gas motor.
Langit yang gelap mulai menurun rintik rintik hujan. sedangkan Reza masi dalam perjalanan pulang dengan bibir nya yang terus mengumpat untuk diri nya sendiri.
"Ini takdir, Za. lo gak bisa melawan takdir Za." gumam Reza pada diri nya sendiri.
"AAAKKKHHHH!!" teriak nya.
"Gue gak suka kayak gini, tuhan!" gumam Reza lirih
"Nar?" Reza menepi di pinggir jalan ia mematikan mesin motor, dan beralih menatap gadis dengan baju seragam yang sudah membasah. ia terlihat begitu lemas.
"Itu lo, Nar?,"
"NARA!" teriak Reza lalu turun dari motor, ia berlari mendekati gadis yang pingsan di tepi jalan. Reza menangkup kedua pipi gadis dan menatap nya, benar saja itu memang Nara.
"Nar, bangun" ucap Reza denan menepuk nepuk pipi Nara.
"sebenci apa pun lo sama gue. sejuta kata kebencian yang lo lontarin ke gue, gue teteap sayang sama lo Nar" ucap nya, dan ia membopong tubuh Nara membawa nya ke motor milik nya.
setelah ia menaiki Nara ke jok belakang motor nya, ia juga ikut naik ke motor. ia merah tangan Nara yang berada di belakang nya lalu melingkarkan tangan mungil Nara di pinggang nya, Reza mulai melajukan motor dengan menggenggam tangan Nara agar gadis itu tak jatuh.
|><><><|
Sesampai nya di halaman rumah Nara, Reza langsung membopong tubuh Nara dan membawa nya masuk ke rumah Nara. saat hendak mengetuk pintu, pintu lebih dulu terbuka.
"Mamah Tara?" tanya nya, mamah Tara adalah mamah kandung Nara.
"Nak Reza?. loh Nara kenapa nak?" tanya khawatir setelah melihat Nara yang pingsan di dalam gendongan Reza.
Tara menempelkan punggung tangan nya di dahi Nara, Tangan nya terasa menghangat yang tanda nya Nara panas. "Masuk dulu Za, masuk. mamah ambil air buat kompres Nara dulu" Reza pun masuk dan berjalan ke lantai atas dan measuk ke dalam kamar Nara, lalu menaruh tubuh Nara di atas kasur.

KAMU SEDANG MEMBACA
Perasaan Rahasia (on going)
Teen FictionSyahreza Anovan & Anara Almelia Dirgat. Mereka sepasang sahabat. Mereka di pertemukan karna kedekatan orang tua mereka. Reza & Nara, sudah bersahabat selama 7 tahun. Tapi saat persahabatan mereka mangijak 2 tahun, Tiba tiba ada gejolak dalam hati R...