Chapter XVI

95 6 0
                                    

Venus and Mars

Orific by Aomine Sakura

Cerita ini hanyalah fiktif belaka. Kesamaan nama, tempat, latar dll hanyalah kebetulan. Tidak berniat menyinggung siapapun ataupun unsur sara.

Warning content 21+
Selamat membaca

Venus membuka matanya dan rasanya tubuhnya seperti di belah dua. Rasanya sangat sakit dan pegal. Pernikahannya membuatnya harus mengerahkan banyak tenaga untuk mempersiapkannya dan menjadi kacau begitu saja.

Setelah sampai di rumahnya, Venus tidak mau repot-repot memikirkan kondisi Vendra atau cacian teman-temannya. Dia hanya ingin melupakan semuanya dan menyenangkan hatinya.

Hal pertama yang ia lakukan ketika sampai di rumah adalah menghapus make up miliknya dan membuka gaun pernikahannya. Dengan segera, dia berendam di dalam bath up yang berisi air hangat dan merasakan sel-sel tubuhnya seperti beregenerasi kembali.

Setelah selesai memanjakan dirinya, Venus segera mengganti pakaiannya dengan piyama miliknya dan merebahkan dirinya di atas ranjangnya. Bahkan, dia mengabaikan semua pesan singkat yang dikirimkan teman-temannya kepadanya.

Saat membuka mata pagi ini. Venus melihat Rindi yang tertidur dengan tenang di sampingnya. Pria itu tampak sangat nyenyak dan Venus menjadi tidak tega untuk membangunkan suaminya.

Ah. Sekarang dia dan Rindi resmi menjadi suami dan istri.

Bangkit dari ranjangnya dengan perlahan, Venus mencoba untuk tidak membangunkan Rindi. Membiarkan suaminya tertidur lebih lama lagi.

Mengikat rambutnya, Venus memandang beberapa kardus yang berada di lantai dan letaknya berantakan. Sepertinya kardus-kardus itu berisi barang-barang miliknya dan Rindi yang belum sempat ia bongkar atau beberapa kado dan hadiah dari para sahabatnya.

Mendudukan dirinya di karpet, Venus mengambil salah satu kardus dan membuka isinya. Ia bisa melihat beberapa kado yang di berikan sebagai hadiah atas pernikahan mereka.

"Oh, dari Sena."

Venus tersenyum melihat kado yang di bungkus dengan manis oleh Sena. Membukanya, Venus bisa melihat sepasang baju tidur untuknya dan juga Rindi. Membayangkan bagaimana Sena sehari-hari berada di kantor, Venus tidak menyangka jika Sena memiliki sisi yang manis seperti ini.

Dia sudah tidak sabar untuk bertemu dengan Sena. Wanita itu sangat manis dan mengerti dirinya. Sisi lain tak terduga dari sikap tegas milik Sena.

Kembali membuka kado-kado yang di berikan oleh teman-temannya, satu mata miliknya tertuju pada sebuah kotak kado. Mengambil kotak kado yang ada di hadapannya, Venus membukanya sebelum air matanya tumpah.

Di saja, terdapat sebuah boneka beruang. Di leher boneka beruang tersebut, tersemat sebuah kalung yang sangat indah. Dengan tangan sedikit gemetar, Venus membaca kertas yang di selipkan di dekat boneka itu.

Untuk adikku,
Venus Athanasia.

Selamat atas pernikahan yang kamu impikan. Meski mungkin, pria itu bukan orang yang kamu harapkan. Tetapi, Rindi adalah pria yang baik dan bertanggung jawab. Dia juga terlihat sangat mencintaimu.

Rasanya baru kemarin kita bermain dan bertengkar bersama. Lalu kamu sudah menjadi milik pria lain.

Apapun itu, tetaplah tegar dan kuat, Ve.

-Elang Pramudya-

Venus tidak bisa menahan tangisannya. Ia memeluk boneka yang diberikan kakaknya dengan erat. Menyeka air matanya, Venus membiarkan sisa-sisa tangisannya dan kembali membuka kado yang tersisa.

Venus and MarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang