Chapter XII

123 9 0
                                    

Venus and Mars

Orific by Aomine Sakura

Cerita ini hanyalah fiktif belaka. Kesamaan nama, tempat, latar dll hanyalah kebetulan. Tidak berniat menyinggung siapapun ataupun unsur sara.

Warning content 21+
Selamat membaca

"Selamat datang!"

Rindi memarkirkan mobilnya di pelataran cafe yang ada di Surabaya. Keluar dari mobilnya, ia berjalan memasuki cafe diikuti oleh Elang.

Tidak banyak yang mereka bicarakan di dalam mobil. Hanya lagu dari radio yang terdengar.

"Oh, kak Rindi?"

Rindi memandang seorang pemuda dengan perawakan tinggi dan kurus, pakaian pemuda itu seperti pakaian anak milenial pada umumnya. Dia menganggukan kepalanya sebelum menyapa adik dari Sena.

"Apa kabarmu, Ge?"

Namanya adalah Gene Illarion. Adik bungsu dari General Managernya, Avisena Alvionella Illarion.

Setelah lulus kuliah, Sena dan adiknya, Gene, membangun cafe di tengah Kota Surabaya. Cafe yang mereka kelola cukup ramai, lalu Sena menawarkan pekerjaan untuknya di cafe ini.

Setelah perusahaan ayahnya kembali bangkit. Ia segera menarik Sena untuk bekerja di perusahaannya dan memberikan posisi terbaik untuk Sena. Tentu saja, ia tidak akan melupakan orang-orang yang telah membantunya begitu saja.

"Kabarku baik." Rindi duduk di salah satu kursi. "Aku ingin Americano dan nasi goreng. Lalu-"

"Latte sepertinya enak." Elang memandang papan menu yang tertempel.

"Baiklah. Akan segera di antar!" Gene berkata dengan penuh semangat. "Agha! Buatkan nasi goreng satu!"

Rindi mendudukan dirinya di salah satu kursi sebelum memandang seorang pemuda yang keluar dari dapur. Namanya Reanna Agha Mahardika, kekasih dari Sena.

Tidak ada yang pernah membayangkan, jika Sena akan jatuh cinta kepada teman adiknya sendiri. Dia terkadang tidak paham dengan cara berfikir milik Sena.

"Jadi, apa yang ingin kamu bicarakan?" tanya Elang.

"Bukan hal penting." Rindi memandang kakak dari kekasihnya itu. "Hanya saja, aku ingin minta maaf."

Elang mengangkat alisnya. Tidak paham dengan perkataan Rindi.

"Untuk apa?"

"Secara tidak langsung, aku membuat Venus menjadi seperti saat ini." Rindi memandang Elang yang kini menatapnya dengan santai. "Aku merasa tidak pantas bersamanya."

"Hmm? Kalau kamu membicarakan tentang masa lalu Venus dan kalian, sepenuhnya bukan salahmu," ucap Elang. "Aku memaafkan mu jika yang kamu bicarakan tentang pembullyan yang dilakukan teman-temanmu. Tetapi, aku tidak memaafkan perselingkuhan mu dan Vania."

Ah. Sial.

Rindi hanya diam membisu. Dia mati kutu dan tak berkutik mendengar perkataan Elang. Nada bicara Elang terdengar santai, tetapi perkataannya menusuk hatinya.

"Ini pesanan kalian."

Gene datang membawa pesanan mereka dan suasana canggung mereka sedikit mencair. Ia meminum americano miliknya sebelum buka suara.

"Maafkan aku."

"Aku tidak memaafkan mu sepenuhnya. Aku hanya setuju ketika kamu melamar Venus karena kamu telah mengambil keperawanannya dan kamu bertanggung jawab."

Venus and MarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang