Chapter XVIII

72 5 0
                                    

Venus and Mars

Orific by Aomine Sakura

Cerita ini hanyalah fiktif belaka. Kesamaan nama, tempat, latar dll hanyalah kebetulan. Tidak berniat menyinggung siapapun ataupun unsur sara.

Warning content 21+
Selamat membaca!

"Siapa yang meminta bantuan yang sama?"

Arjuna memandang Divan dengan pandangan penuh keingintahuan. Jadi, bukan hanya dirinya saja yang mengetahui perihal permasalahan Sena. Lalu, siapa yang meminta bantuan Divan selain dirinya?

"Siapa orang itu?" tanya Arjuna.

Divan memandang Arjuna sebelum menyebutkan satu nama.

"Riva."

...

"Tidurlah, ini sudah malam."

Rindi memandang istrinya yang masih terjaga padahal malam semakin larut. Venus duduk di sofa sembari menekuk lututnya dan menonton acara televisi yang menurut Rindi semakin malam semakin tidak bermutu.

Venus pasti merasa sangat sedih ketika Sena menceritakan perihal permasalahan yang terjadi kepada wanita itu. Rindi tahu jika Venus menyukai Sena sebagai seorang teman dan merasa nyaman berada di dekat Sena. Tentu saja Venus sedikit terpukul karenanya.

"Tidak perlu memikirkan Sena." Rindi mengusap rambut Venus dengan lembut.

"Apakah aku tidak bisa membantu apapun?" Venus memandang Rindi.

"Kamu bisa membantunya nanti." Rindi memeluk istrinya. "Untuk saat ini, biarkan aku dan Arjuna yang mengurus semuanya."

Venus memandang suaminya dengan intens. Ini adalah salah satu sisi yang membuatnya jatuh cinta dahulunya. Rindi selalu mempedulikan orang lain melebihi dirinya sendiri.

Rindi selalu membantu tanpa pamrih. Jika

...

Rivana Jovanka mengetuk-ngetukkan bolpointnya dan memandang jam yang menunjukkan pukul sembilan malam. Sebentar lagi shift siangnya akan berakhir dan harinya yang melelahkan akan segera berakhir.

Pagi ini, dia benar-benar terkejut ketika melihat Catherine Carollina muncul dengan raut wajah yang tak bisa di gambarkan. Wanita itu bahkan membungkukkan badannya guna meminta bantuannya.

Setelah mendengar semua cerita dari Catherine, hati kecilnya goyah. Maka, ia menemui Divan untuk meminta bantuan pria itu dan Divan menyetujuinya.

Mengusap perutnya, Riva bisa merasakan apa yang terjadi pada wanita bernama Avisena Alvionella Illarion. Sebagai sesama ibu hamil, Riva tidak bisa mengabaikan hal itu.

Ketika pergantian jaganya selesai, Riva segera mengambil tas miliknya dan keluar dari laboratorium tempatnya bekerja, langkah kaki Riva terhenti ketika melihat seseorang yang sedang menunggunya.

"Kak Juna?"

"Yo Riva." Arjuna menepuk bangku di sampingnya. "Bisa kita bicara sebentar?"

Melangkahkan kakinya dengan ragu, Riva duduk di samping Arjuna dengan perasaan tak menentu. Mood ibu hamilnya membuat moodnya kacau.

Venus and MarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang