Chapter II

1K 37 1
                                    

Venus and Mars

Orific by Aomine Sakura

Cerita ini hanyalah fiktif belaka. Kesamaan nama, tempat, latar dll hanyalah kebetulan. Tidak berniat menyinggung siapapun ataupun unsur sara.

Warning content 21+

Selamat membaca!

Rere menatap sahabatnya yang kini tengah menundukan kepalanya setelah menceritakan semuanya. Seperti sebuah petir yang mengenai kepalanya, dia bahkan tidak mempercayai apa yang dikatakan oleh Venus.

"Apa?"

"Aku sudah menceritakannya dan begitulah akhirnya."

Mendudukan dirinya di ranjangnya, Rere mengusap wajahnya sendiri. Dia melirik sahabatnya yang masih mematung di tempatnya tanpa mengatakan apapun lagi.

Demi Tuhan! Dalam hidupnya, dia tidak pernah membayangkan jika keperawanan sahabatnya akan diambil dengan cara seperti ini. Dia memang sudah mengenal Venus sejak mereka berada di sekolah menengah pertama dan dia mengetahui segala sesuatu tentang Venus.

Venus memang memiliki tingkah laku yang menyenangkan dan manja. Beberapa teman-temannya menyukai Venus karena tingkah manja nan centil miliknya. Semasa sekolah menengah pertama hingga sekolah menengah atas, entah sudah berapa banyak Venus berganti-ganti pasangan.

Tadinya, dia merasa takut jika Venus akan terjebak dalam lingkaran setan yang bernama seks bebas. Tetapi, sahabatnya bisa membuktikan bahwa dirinya baik-baik saja bahkan saat merantau di ibu kota hingga saat ini.

Rindi Mars Rajendra. Nama itu memang tidak asing baginya. Saat Venus kuliah, dia sempat menjalin tali kasih dengan teman sekelasnya dan dia tahu jika namanya adalah Rindi. Venus beberapa kali mengirimi dirinya foto-foto saat keduanya berkencan dan bercerita jika dia sangat bahagia.

Namun, dia belum pernah bertemu langsung dengan Rindi. Karena kesibukannya sebagai mahasiswa dan juga dia tidak pernah pergi ke Jakarta untuk menemui Venus. Jika libur semester tiba, Venus akan pulang ke Surabaya dan mereka akan menghabiskan waktu bersama sebelum liburan semester usai.

Hingga kemudian, dia mendapat kabar jika hubungan keduanya kandas dan Rindi kemudian berpacaran dengan salah satu sahabat mereka. Atau mungkin bagi Venus adalah mantan sahabat.

Venus langsung move on dan melakukan diet gila-gilaan agar berat badannya turun. Venus melakukan beberapa olah raga dan mengatur pola makannya. Dia bahkan sempat tidak mengenali Venus karena berat badannya yang turun dengan drastis.

Sekarang, Rindi datang ke dalam hidup sahabatnya lagi dan mengambil keperawanan sahabatnya.

"Re, menurutmu bagaimana dengan Rindi?"

"Hmm?"

Rere mencoba berfikir. Menurutnya Rindi adalah pria yang baik dan bertanggung jawab. Venus memang pernah bercerita jika Rindi adalah anak yang berkecukupan dengan satu orang adik perempuan.

Venus memang seringkali meminta pendapatnya tentang pria-pria yang menjadi kekasihnya. Menurut Venus, dia dapat menganalisa sifat seseorang hanya dari wajah bahkan saat pertama kali bertemu. Mungkin dia seharusnya menjadi psikolog atau psikiatri saja.

"Dia orang baik. Dia baik dan terlihat bertanggung jawab. Dia juga mencintaimu dan serius denganmu."

"Yah, memang sifat Rindi seperti itu." Venus merebahkan dirinya diatas ranjangnya.

"Jadi, apa kamu akan memberitahu Pram tentang ini?"

Venus melotot ketika mendengar nama kakaknya disebutkan. Rere dan kakaknya memang sudah lama menjalin sebuah hubungan spesial yang serius. Dia juga tidak keberatan untuk menjadi adik ipar dari Rere.

Venus and MarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang